Hari dimana Santi merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke 25, semuanya tampak berjalan dengan baik. Tapi itu hanyalah awal dari bencana besar yang akan dia hadapi. Tanpa diduga, hal yang tidak pernah disangka oleh Santi adalah, Dani suami yang selama ini dicintainya itu akan meminta cerai padanya, karena dia telah menjalin hubungan terlarang dengan seorang wanita berusia 20 tahun dibelakangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kumpul Keluarga
Santi pergi ke bandara bersama Amanda untuk menjemput Aleya.
"Selamat ulang tahun," kata mereka berdua sambil memeluk Aleya yang baru saja tiba di bandara.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Amanda dan Aleya tidak bisa berhenti berbicara.
Aleya memberi tahu mereka tentang pesta semalam dan betapa baiknya semua orang, dan betapa luar biasanya Aldi Yunanda, bosnya itu.
"Jadi kakak tertarik pada bosmu itu!" Seru Amanda tanpa basa-basi.
"Aku tidak pernah mengatakan hal itu," jawab Aleya.
"Tidak perlu, dikatakan. Dia sangat bersinar dan hebat. Dia benar-benar luar biasa!" Amanda menjawab sambil memberi isyarat dengan tangannya dan menirukan nada bicara Aleya yang menceritakan tentang Aldi padanya.
Santi tidak dapat menahan tawa. Beberapa hal tidak pernah berubah tentang kedua putrinya itu.
"Kapan aku bilang dia luar biasa? Kau ini konyol!" Aleya balas berteriak padanya.
Saat mereka naik ke kamar tidur, Santi tidak bisa menahan senyum. Rumah itu dipenuhi tawa dan pertengkaran konyol.
Sementara Santi menyiapkan makan siang, Aleya masuk ke kamarnya.
Bel pintu berbunyi saat Amanda turun dari kamar. Ketika dia membuka pintu, Julia berteriak.
"Lihat betapa cantiknya kamu!" kata Julia sambil memeluknya.
"Tante Julia, Tante tidak akan mengatakan kalau aku terlalu kurus seperti Mama, kan?" Ucap Amanda.
"Hmm, mungkin saja, tapi yang penting kau merasa senang. Aku bawakan kue kesukaanmu," kata Julia sambil menyerahkan sebuah bungkusan.
"Kau memanjakannya," kata Santi saat melihat mereka mengobrol.
"Itulah gunanya aku jadi Tante mereka. Di mana gadis cantik yang sedang berulang tahun?" Tanya Julia.
Aleya muncul, dan Julia memberinya hadiah, sebuah gaun yang indah.
"Aku menyukainya, terima kasih, Tante," kata Aleya.
Mereka berempat masuk ke ruang makan. Santi menyajikan beberapa minuman dan menemani mereka dengan hidangan pembuka yang lezat.
"Baiklah, katakan padaku berapa banyak hati yang telah dipatahkan keponakanku minggu-minggu ini," ucap Julia dengan tersenyum menggoda.
"Tidak ada, aku hanya bekerja Tante." Jawab Aleya.
"Kau adalah putri yang sangat istimewa bagi Mamamu." Ucap Julia.
"Hanya saja dia tergila-gila pada bosnya," celetuk Amanda.
"Tidak bisa disalahkan, apakah kau sudah lihat betapa tampannya dia?" Jawab Julia.
Santi tertawa di dapur.
"Tidak, tapi sekarang setelah Tante menyebutkannya, aku akan lihat seberapa tampannya dia." Ujar Amanda seraya mengambil ponselnya dan mencari nama bos Aleya di Google.
Melihat gambar-gambar itu, Amanda setuju dengan ucapan Julia.
"Apakah dia benar-benar terlihat tampan seperti foto ini jika dilihat secara langsung?" Tanya Amanda sambil melihat foto-foto itu.
"Ya, dia punya mata warna coklat, rambut pendek, beberapa helai rambut sudah tampak beruban, dan kalau dia berbahasa inggris, aksen inggrisnya terdengar begitu kental, tak terdengar sedikitpun logat Indonesianya, jika kau hanya mendengar suaranya aku yakin kau akan berpikir bahwa dia orang inggris." Jawab Aleya.
"Dan kau tidak menyukainya?" Tanya Julia.
"Dia orang yang baik dan jiwa profesionalnya hebat, itulah hal yang aku sukai darinya. Dengan ketenaran dan uang yang dimilikinya, aku melihatnya memperlakukan karyawannya dengan setara, tetapi aku tidak memiliki perasaan semacam itu padanya. Setidaknya, tidak untuk saat ini," jawab Aleya.
"Kau tahu, menurutku dia bukan pria yang tepat untukmu, tapi dia punya semua kualitas untuk menjadi suamiku berikutnya." Ucap Julia.
Aleya dan saudara perempuannya mulai tertawa.
"Apakah Tante ingin menikah?" Tanya Amanda.
"Tidak juga, tapi Tante tidak bisa menutup kemungkinan akan hal itu," jawab Julia.
...----------------...
Malam itu, Santi sedang merapikan rumah ketika dia mendengar putrinya berbicara di teras, sambil duduk di ayunan tua.
"Dia meneleponku untuk mengucapkan selamat ulang tahun." Ujar Aleya.
"Aku belum berbicara dengannya sejak kita mengetahui semuanya di apartemen waktu itu," jawab Amanda.
"Sejujurnya aku kangen momen saat kita sering mengobrol dulu dengannya. Menurutmu, apakah kita bisa kembali seperti dulu?" Tanya Aleya.
"Entahlah, tapi kami selalu berselisih. Dia tidak mengerti pikiranku." Ucap Amanda.
Sesaat keduanya terdiam.
"Papa akan datang besok atau setidaknya itulah yang dikatakan Mama. Aku merindukan Papa yang dulu, rindu momen jalan-jalan saat kita masih kecil, bermain di taman, membacakan cerita-cerita di malam hari sebelum tidur." Ucap Amanda dengan penuh nostalgia."
"Sejak kapan kau jadi suka bernostalgia?" Tanya Aleya.
“Karena Mama memarahiku dan mengingatkanku tentang semua hal itu,” jawab Amanda.
"Ingat saat Lebaran, Opa membagikan THR banyak sekali, dan kue lebaran buatan Oma sangat enak." Ujar Aleya.
"Sederhana, tetapi penuh dengan cinta. Apakah menurut Kakak, Mama itu benar dan kita harus melupakan kesalahan Papa dan memaafkannya?" Tanya Amanda.
"Entahlah, aku sangat merindukannya. Tapi aku masih belum bisa menerima apa yang telah dilakukannya. Apa yang dilakukannya sungguh mengerikan," jawab Aleya.
"Apakah menurut Kakak, Mama sudah melupakannya? Mama tampak bahagia," kata Amanda.
"Yah, jujur saja, pada saat kepulanganku terakhir kali waktu itu, aku perhatikan Mama baik-baik saja. Kami pergi berbelanja dan Mama juga mengantarkan aku ke Bali. Disana kami juga berjalan-jalan. Mama benar-benar menghiburku." Kata Aleya.
"Aku juga bisa menghibur Kakak. Kenapa Mama harus mengibur Kakak? Memangnya Kakak masih anak kecil apa?" Kata Amanda mengejek.
"Amanda, kau ini benar-benar ya! Itu semua karena Mama tidak mau aku sedih karena ulah si brengsek Mirza," kata Aleya.
"Kakak sendiri memang bodoh. Kakak itu seharusnya membakar apartemen Mirza bersama selingkuhannya itu," jawab Amanda.
Mereka berdua mulai tertawa. Mereka sangat berbeda dan dulunya keduanya memang sering bertengkar meski hanya karena hal sepele.
...----------------...
Keesokan harinya, Santi sedang menyiapkan makan siang untuk kedua putrinya, dan orangtua Dani yang akan datang berkunjung. Ketika mereka tiba, kedua putrinya berlari keluar untuk menyambut mereka. Mereka ditemani oleh perawat, Oma mereka membawa topi kupluk yang dirajutnya sendiri untuk Aleya.
"Terima kasih, Oma, aku suka sekali. Ini akan terlihat keren dipakai santai." Kata Aleya tersenyum.
"Mamamu bercerita tentang pekerjaanmu. Apakah kamu bahagia?" Tanya Aminah, Mamanya Dani.
"Benar, Oma. Ini kesempatan bagus," jawab Aleya.
Amanda sedang berbicara dengan Opanya. Santi sedang menyelesaikan menu terakhir makan siang, sementara Aleya menata meja dan Amanda sedang berada di kamarnya untuk berganti pakaian ketika bel pintu berbunyi. Santi pergi ke pintu dan ketika dia membukanya, dia melihat Dani berdiri di sana dengan membawa sebotol jus segar di satu tangan dan sebuah bungkusan di tangan lainnya.
"Halo Dani, silakan masuk," kata Santi.
"Halo, aku bawa jus jambu dan kue kesukaan anak-anak," kata Dani dengan sedikit gugup.
Santi mengambil barang-barang itu dan mengucapkan terima kasih. Dani masuk ke dalam rumah dan menyapa orang tuanya.
"Aleya ada di ruang makan," kata Santi sambil menuju dapur untuk menyimpan barang-barang bawaan Dani.
Dani lantas pergi ke ruang makan.
"Hai, Sayang," sapanya pada Aleya.
Aleya menatapnya beberapa detik. Dani tampak sangat berbeda, garis-garis kesedihan terukir di wajahnya.
"Papa!" Seru Aleya dan memeluknya erat-erat.
Santi menjaga jarak saat mereka berpelukan.
Begitu Aleya datang ke dapur, Santi mulai menyiapkan segala sesuatunya untuk menyajikan makan siang.
"Terima kasih, Mama," kata Aleya dan memeluknya.
"Kau tidak perlu mengucapkan terima kasih pada Mama. Dia akan selalu menjadi Papa kalian, dan Mama akan selalu menghormatinya. Di mana dia sekarang?" Tanya Santi.
"Papa naik ke atas untuk berbicara dengan Amanda!" Seru Aleya.
Dani menatap pintu kamar putrinya, mengangkat tangannya untuk mengetuk, dan pintu pun terbuka. Amanda menatap ayahnya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Amanda dengan raut wajah kesal.
"Papa ingin bicara denganmu, Nak. Papa ingin kau memaafkan Papa. Papa seharusnya tidak memukulmu," kata Dani.
Amanda tidak menyangka jika papanya akan meminta maaf.
"Papa sangat frustrasi dengan segalanya, dan hinaanmu adalah hal terakhir yang ingin Papa dengar. Papa tahu itu bukan alasan, dan Papa menghargai bahwa kau tidak menerima hubungan baru Papa, tapi tolong maafkan Papa!" Pinta Dani.
Amanda memeluk Papanya.
"Aku memaafkan Papa. Tapi pahamilah satu hal, aku tidak akan pernah menerima wanita itu," ucap Amanda memperingatkan.
"Baiklah, Sayang," jawab Dani.
Dani memutuskan untuk tidak berdebat dengan kedua putrinya. Mungkin seiring berjalannya waktu, mereka akan berubah pikiran.
Dani melihat ke arah meja. Mereka semua berkumpul bersama, seperti di masa lalu. Dia masih ingat pertengkarannya dengan Clara karena makan siang ini. Clara yakin Santi berusaha merebut hatinya kembali, tetapi Dani cukup mengenal mantan istrinya itu untuk tahu bahwa Santi tidak ada niat seperti itu.
"Sekarang kita semua sudah berkumpul di sini, sekaranglah saat yang tepat untuk memberimu hadiah," kata Dani sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil.
"Ini dari Mamamu dan Papa."
Aleya membuka kotak itu dan tidak mengerti. Itu hanyalah sebuah kunci.
"Ini kunci apartemen mu," ucap Santi memberitahu Aleya.
Aleya senang memiliki apartemennya sendiri. Dia langsung berdiri dan memeluk Mamanya, lalu Papanya.
...----------------...
Sore itu, saat Dani kembali ke apartemennya, ia diam-diam mengucapkan terima kasih kepada Santi karena telah memberinya kesempatan untuk berhubungan kembali dengan putri-putrinya dan berbagi sore yang indah itu dengan orang tuanya.
Keesokan harinya, saat hari masih pagi dan Dani sedang dalam perjalanan bisnis, dia malah mendapat sebuah berita yang mengguncang dunianya. Papanya telah meninggal dunia!
Bersambung...
🖕(dani aki2🤮clara cabe2an)