Istri Pengganti Tuan Muda Tampan

Irfan melihat istrinya sangat berbeda malam ini, sakan air liur nya ingin keluar karena kecantikan dan keanggunan sang Istri.

''Mas...'' Panggil Dinda, tapi Irfan masih bergeming.

''Mas kok bengong sih''

''Cantik'' Satu kata yang keluar dari mulut Irfan

Wajah Dinda jangan di tanyakan lagi merah merona seperti tomat yang sudah matang karena salah tingkah saat Irfan memuji kecantikan nya malam ini.

Mas..'' Panggil Dinda lagi,

''Kamu cantik sekali sayang'' Irfan berjalan mendekati istri nya.

''Makasih mas pujian nya.'' Jawab Dinda malu-malu.

''Ayo sayang'' ucap Irfan seraya melentangkan telapa tangan nya, Dinda pun menerimanya dan mereka berpalu keluar dari salon tersebut.

Saat sedang dalam perjalanan Irfan tak henti-henti nya memandang wajah cantik sang Istri.

''Mas fokus dong nyetir nya.''

''Kamu cantik sekali sayang, rasa nya mas jadi malas ke pesta itu.''

''Kok gitu.?'' Dinda mengerutkan Alis nya

''Iya, mas rasa nya mau pulang saja agar bisa meluk-meluk kamu aja di rumah, dan kita bisa bermesraan saja di rumah''

''Mas ada-ada aja deh, Kita kanbudah jalan mas.''

''Hhmmpp''

Setelah setengah jam perjalanan akhir nya mereka sampai di tempat acara yang terlihat begitu mewah dengan dekorasi yang sangat menakjubkan dan lampu yang berkerlap kerlip menambah kesan elegan pesta tersebut.

Saat turun dari mobil semua tamu undangan di sambut dengan rad carpat yang terbentang sampai ke depan panggung pelaminan sana.

Saat berjalan di atas carpetbtersebut Dinda menautkan tangan nya di lengan sang Suami, mereka berjalan masuk ke sana dengan semua mata tertuju pada mereka tak lupa kuga sudah ada Mama Rose dan suami di sana yang turut di undang oleh mama nya Dony karena mereka adalah gang arisan sosialita.

Dony dari atas pelaminan tak bisa mengalihkan pandangan dari Dinda, Dinda terlihat begitu cantik malam ini, ada perasaan cemburu yang berkecamuk di dalam hati Dony seharus nya dia bersanding dengan Dinda bukan Laura, memang terdengar egois karna yang di nikahi sekarang adalah Laura tapi hati nya masih mencintai Dinda. Bagai mana tidak, Dony menyetujui perjodohan orang tua nya dengan Laura lantaran kecewa dengan Dinda yang menolak cinta nya dan mengetahui Dinda sudah menikah.

Setelah masuk Dinda dan Irfan berjalan ke meja orang tua nya dan duduk dengan mereka di sana.

''Sayang kamu cantik sekali.'' Puji Mama Rose

''Makasih Ma'' Dinda merona karena terlalu bnyak pujian yang di terima malam ini.

Saat sedang berbincang-bincang Irfan pamit pada Istri dan Mama nya untuk mengambil kan makan untuk nya dan Dinda.

''Silahkan sauang.'' Irfan menyodorkan piring yang berisikan makanan untuk Dinda.

''Makasih Mas.'' Dinda tersenyum.

Semua tamu Undangan menikmati makanan dan minuman yang di hidangkan sambil menikmati beberapa lagu yang di bawakan oleh beberapa Artis tekenal yang mengisi acara pesta tersebut.

Saat acara hampir selesai para tamu undangan pun berjalan menuju ke pelaminan untuk mengucap kan selamat secara langsung kepada kedua mempelai, begitu juga dengan Irfan dan Dinda.

''Selamatbya Don.'' Ucap Dinda saat menjabat tangan nya Dony

''Iya, makasih ya Din udah mau datang. Btw kamu cantik banget malam ini'' puji Dony,

Irfan dan Laura yang mendengar Dony memuji kecantikan Dinda serentak menoleh ke atas Dony. Dinda yang merasakan suasana sudah tidak stabil langsung saja menjabat tangan Laura dan memberi selamat pada nya ingin buru-buru meninggalkan pelaminan. Irfan melewati Dony begitu saja tanpa ada kata-kata selamat yang keluar dari mulut nya, hanya mengucapkan pada Laura saja lalu turun dengan Istri nya.

Setelah dari pelaminan mereka langsung keluar dari tempat pesta tersebut menuju ke parkiran mobil hendak segera pulang. Irfan hanya diam saja dari tadi, Dinda yang melihat sikap suami nya sedikit berubah pun ingin mencairkan suasana.

''Mas kita langsung pulang atau kemana dulu.?''

''Pulang aja.''

''Mas kenapa sih kok bete gitu.?''

''Gak ada.'' Irfan hanya menjawab singkat-singkat saja pertanyaan sang Istri dan tetap fokus mengemudinkan mobil nya.

''Mas....'' Dinda mengusap lengan Suami nya, Irfan pun menoleh saat merasakan usapan di tangan nya.

''Mas jangan marah dong.''

''Mas tidak suka lelaki lain memuji kecantikan Istri ku.''

''Tapi memang Istri mu cantik Mau gimana lagi ?''

''Jadi kamu senang jika lelaki lain memuji mu.'' Irfan sedikit emosi

''Bukan gitu mas. Terus Dinda harus gimana kalau ada acar-acara gini Dinda gak boleh cantik gitu .? Kalau Dinda cantik kan Mas juga yang bangga karena Istri mu cantik.'' Kesal Dinda.

''Tapi Dony memuji mu karena ada perasaan pada mu.''

''Itu urusan dia Mas, yang penting Dinda kan gak ada perasaan apa-apa terhadap nya. Lagian dia pun udah nikah sama Laura.''

Irfan hanya diam saja tak lagi menjawab karena betul ada nya seperti yang di katakan oleh sang Istri.

Saat sampai di apartemen Dinda langsung turun dan berjalan masuk tanpa menunggu Suami nya, karena Dinda pikir Irfan masih marah.

Saat sampai di kamar Dinda membersihkan make up nya di depan meja rias tiba-tiba Irfan masuk dan langsung berjalan ke arah nya, Dinda hanya melirik saja dari cermin di depan nya.

Sesaat kemudian Irfan mencium bahu Istri nya dan meminta maaf.

''Mas minta maaf sayang.''

''Untuk apa'' Jawab Dinda

''Untuk kecemburuan Mas tadi.''

''Mas terlalu cemburu sam Dony.''

''Mas gak mau dia terus-terusan mendam perasaan sama kamu''

''Itu kan dia, Dinda kan egak.''

''Iya maka nya Mas minta maaf, Mas gak mau kamu di lihat sama laki lain.'' Ucap Irfan, Dinda membelalak kan mata mendengar perkataan sang Suami.

''Kalau gitu Mas kurung aja Dinda di rumah biar gak ada lelaki yang liat.'' Dinda seraya bangun dan membalikkan badan nya ke arah Irfan.

''Mau nya mas sih gitu sayang.'' Jawab Irfan santai.

Dinda tak menjawab lagi perkataan Suami nya berbalik badan ingin kembali duduk untuk melanjutkan membersihkan wajah nya. Tapi di tahan oleh Irfan yang memeluk pinggang nya dari belakang. Irfan mencium bahu dan leher Istri nya seperti ada tujuan tertentu yang akan di salurkan, Irfan mengendus endus leher istri nya dan mengusap usap punggung Istri nya. Dinda tak menolak perlakuan Suami nya.

Setelah aksi elus-elusan yang berujung kuda-kudaan dan menyalurkan hasrat kedua nya akhir nya mereka tertidur karena kecapeaan setelah pergulatan panjang yang menguras tenaga antar kedua nya.

Irfan memeluk dan mencium pucuk kepala Istri nya dengan sayang sebelum kedua nya terlelap di balik selimut tanpa sehelai benang pun.