Saat bangun di pagi hari rena menemukan dirinya memasuki cerita novel yang dia baca tadi malam dan menjadi adik tiri yang akan mati di pertengahan bab karena kebenciannya terhadap pahlawan wanita.
Rena didalam novel sangat menyukai pemeran utama pria yang merupakan tunangannya sebelum pemeran utama wanita di bawa kembali ke rumah. Setelah kembalinya pahlawan wanita ke rumah semuanya berubah, semua yang dia miliki bukan lagi miliknya bahkan orang tua dan kakak laki-lakinya. Sehingga dia memaksakan diri untuk menikahi saudara laki-laki pemeran utama pria untuk mengganggu kehidupan pernikahan pemeran utama wanita. karena sifatnya ini rena didalam novel mati di tangan suaminya sendiri.
“dari pada mengganggu pemeran utama pria. Lebih baik fokus pada kehidupan pernikahanku. Aku harus bertemu suamiku dulu”
“apa yang kamu lakukan didepan kamarku?” teriak seorang pria
Akankah rena berhasil menghindari kematiannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Kencan
Didalam mobil Rena memikirkan yang dibicarakan Karin sebelum sampai ditoko kue.
“Halo … Rena” ucap Karin di telepon.
“Ada apa Karin? Apa ada sesuatu?” tanya Renabersemangat.
“apa kamu melihat berita tentang pulangnya Fany?” tanya Karin ragu-ragu.
Rena menyipitkan mata. “Iya ada apa?”
“Emm … begini … aku mendengarnya dari saudaraku yang pernah satu sekolah dengan Alex,” ucap Karin.
“Kalu Fany adalah cinta pertama di Alex,” ucap Karin dengan cemas.
“Lalu saudaramu menceritakan apa lagi?” tanya Rena serius.
“Yah … waktu itu ada dua orang yang mengejar Fany itu … siapa namanya ya … emm.”
“Leon?” tanya Rena.
“Ah iya Leon,” teriak Karin.
“Hei … kenapa kamu bisa tahu?” tanya Karin penasaran.
“Yah … aku pernah bertemu dengannya di kantor Alex,” ucap Rena bersandar dikursi mobil.
“Mau wanita itu muncul apa tidak … itu hanyalah masa lalu … aku tidak akan membiarkannya merebut suamiku,” ucap Rena dengan senyum sinis.
“Waaahh … Rena kamu sangat keren,” ucap Karin kagum.
“Hahaha … semua orang pasti memiliki masa lalu … sekarang aku adalah masa depannya Alex.”
“Tidak ada yang bisa menyingkirkanku,” ucap Rena menatap keluar jendela.
Rena mengatakan itu kepada Karin tetapi sebenarnya dia tidak percaya diri.
Rena menarik rambutnya dan menundukkan kepalanya didalam mobil.
Waah … aku sudah bertemu dengan Fany secara langsung, dia benar-benar sangat cantik. Bagaimana jika Alex masih menyukai Fany?
Dalam bayangan Rena.
“Rena maaf kita harus bercerai … aku masih menyukai Fany,” ucap Alex memeluk Fany.
“Aaah … Alex aku juga menyukaimu,”jawab Fany manja.
“TIDAAAAAK,” teriak Rena menghapus semua bayangannya.
“Nyonya kita sudah sampai,” panggil sopir.
Rena melihat keluar dan menganggukan kepalanya untuk meyainkan dirinya.
“Baik saatnya kita mulai perang ini,” ucap Rena.
Saat Rena sudah pergi. Sopir hanya melihat Rena dengan aneh.
“Aku mendengar rumor kalau nyonya adalah orang yang aneh … awalnya aku tidak percaya.”
“Sekarang aku percaya,” ucap Sopir dengan wajah aneh.
Rena memasuki perusahaan dan semua orang menyapa Rena dengan memanggil Rena nyonya. Mendengar itu semua Rena kembali percaya diri.
“Alex … “ teriak Rena memasuki ruangan Alex.
“Rena … “ Alex berdiri dari kursi dan mengambil barang yang Rena bawa.
“Boss … aku keluar dulu,” ucap Albert.
Alex hanya menganggukkan kepalanya.
“Hei … tumben sekali Albert tidak mencari masalah denganku,” ucap Rena Heran.
“Mungkin dia sudah menerimamu,” ucap Alex.
“Ha? Hahahaha … mana mungkin,” tawa Rena.
“Ayo kita makan kue … aku membawa kue kesukaanmu,” ucap Rena bersemangat.
“Baiklah,” ucap Alex tersenyum lembut.
Saat memakan kue Rena terus melihat Alex.
“Em … apa ada yang salah dengan wajahku?” tanya Alex ragu.
“Tidak kamu masih tetap tampan,” jawab Rena sambil tersenyum.
“Oh iya tadi aku bertemu Viktor dan Leon di toko kue,” ucap Rena.
“Oh mereka tumben sekali pergi bersama ke toko kue,” jawab Alex acuh tak acuh.
“dan juga mereka bersama seorang wanita,” ucap Rena melihat Alex dengan serius untuk mengetahui ekspresinya setelah mendengar ini.
Alex kaget dan terus melanjutkan memakan kue.
“Oh begitu,” ucap Alex lagi dengan acuh tak acuh.
“Hmm …. “ Rena terus melihat Alex.
“Ada apa?” tanya Alex sedikit gugup.
Rena menhela nafas. “Hah … tidak ada … hanya saja wanita itu mengatakan kalau kamu dan dia beteman dekat” jawab Rena bersandar pada sofa.
“Saat aku ingin memperkenalkan diri sebagai istrimu … Leon menghentikanku,” ucap Rena.
“Apa?” Alex mengerutan kening.
“Yaah … dia bilang aku adalah temanmu.”
“Lalu wanita itu melihat aku membelikan kue kesukaanmu dan menyuruhku untuk menyerah padamu karena kamu sering menolak banyak wanita,” ucap Rena.
Alex mendengar ini mengepalkan tangannya dengan erat.
“Apa kamu menyuai wanita itu?” tanya Rena.
Alex kaget dan melihat Rena.
“Hei … jangan menatapku seperti itu.”
“Aku hanya bertanya,” ucap Rena.
Rena melihat Alex menundukkan kepala tidak mau menjawab. Rena berdiri hendak pergi.
“Aku tidak menyukainya lagi,” jawab Alex.
“Apa?” tanya Rena.
“Aku tidak menyukainya lagi,” jawab Alex sambil melihat Rena.
“Benarkah?” tanya Rena tidak percaya.
“Benar,” teriak Alex dengan tegas.
“Pfffttt … baiklah aku percaya,” tawa Rena.
Sebenarnya kalau dia masih menyukai wanita itu aku akan tetap berusaha merebut hatimu.
Rena tersenyum melihat Alex. “Apa kamu ada waktu?” tanya Rena.
“Yah … masih ada beberapa pekerjaan,” jawab Alex.
“Bagus ayo kita pergi berkencan,” ucap Rena menarik tangan Alex.
“Ha?” tanya Alex tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
“Kita belum pernah pergi berkencan seperti orang lain.”
“Apa kamu tidak mau?” tanya Rena kecewa.
“T-tidak … tentu saja aku mau,” jawab Alex sambil berdiri.
“Baiklah ayo … pertama-tama kita harus membeli baju couple,” ucap Rena bersemangat.
Rena dan Alex keluar dari ruangan dan bertemu Albert.
“B-bos mau kemana?” tanya Albert.
“Kami akan pergi berkencan,” jawab Rena tersenyum.
“Ha?!” Albert melihat Alex dengan tidak percaya.
“Ehm … kerjakan sisa kerjaan yang ada,” perintah Alex.
Rena dan Alexpun pergi meninggalkan Albert sendiri.
“Hahahaha … apa kamu lihat muka Albert? Sangat aneh … hahhaha,” tawa Rena.
Alex tersenyum kecil melihat Rena.
Setelah sampai di toko baju Rena melihat banyak sekali baju couple.
“Waaah … ini bagus.”
“Ini juga bagus.”
“Aku jadi bingung mau pilih yang mana,” ucap Rena sambil memegang pipinya.
“Oh ini seperti cocok untukmu Alex … ayo kita coba,” Ucap Rena bersemangat.
Alex mengambil baju tersebut dan mencobanya di ruang ganti. Setelah mengganti baju Alex keluar untuk memperlihatkannya kepada Rena.
“Oh sangat cocok,” ucap Rena dengan mata berbinar.
Ini pertama kalinya Alex memakai baju casual. Biasanya dia hanya memakai baju formal.
“baik ayo kita ambil yang ini,” ucap Rena.
Rena juga mengganti bajunya dan mereka pergi berdua ke taman hiburan.
“Rena apa kamu yakin ingin menaiki ini,” tanya Alex cemas.
“Tentu saja … apa kamu takut?” tanya Rena meledek.
“T-tentu saja tidak,” jawab Alex.
Rena dan Alex menaiki roler coaster.
“Aaaaaaaa … wuuhuuuuu,” teriak Rena.
Alex hanya diam menutup mulutnya dengan wajah takut.
Beberapa menit kemudian.
Huuueeeek
Alex sangat muak dan mengeluarkan semuanya.
“Hei apa kamu tidak apa-apa?” tanya Rena cemas.
“Aku tidak apa-apa … Huueek,” ucap Alex.
“Maaf … harusnya kita tidak menaiki itu,” ucap Rena sedih.
“Tidak apa-apa aku juga hanya mual saja,” ucap Alex dengan wajah memerah karena mual.
“bagaimana kalau kita mencari minuman hangat untukmu?” tanya Rena.
“Baiklah,” jawab Alex.
Mereka berhenti disebuah café dan memesan minuman disana.
“Waaah … cafenya bagus juga ya,” ucap Rena melihat sekeliling.
Pelayanpun datang memberi pesanan mereka. “Ini pesanan anda.”
“Terimakasih,” ucap Rena.
“Minumlah Alex,” lanjut Rena Menghawatirkan Alex.
Alex meminumnya dan terejut dengan rasanya.
“Bagaimana? Apakah enak?” tanya Rena.
“Em … sangat hangat diperut,” jawab Alex.
“Hehe … bagus lah kalau begitu,” ucap Rena sambil tersenyum dengan dagu di sandarkan ditangannya.
Saat mereka selesai menghabiskan semua pesanannya. Rena dan Alex melanjutkan kencan mereka. Bermain beberapa permainan di taman hiburan seperti menembak hadiah dan mengambil boneka serta membeli permen kapas. Alex dan Rena bermain dan tertawa bersama. Ini adalah pertama kaliya Alex bermain di taman hiburan dan itu sangat menyenangkan baginya karena ada Rena disini.
“Alex pakailah ini.” Rena memakaikan bando telinga kucing kepada Alex.
“Sangat imuut … hahhaha,” tawa Rena.
“Kamu juga pakailah.” Alex memakaikan telinga kucing kepada Rena.
“Sangat cocok,” ucap Alex sambil tersenyum.
Rena melihat senyum Alex dan terpesona.
“B-benarkah? Kalau begitu kita akan memakai ini,” ucap Rena dengan muka memerah.
Rena melihat kedepan dan melihat photobox.
“Alex ayo kita kesana,” ucap Rena sambil menarik tangan Alex.
Alex hanya bisa mengikuti kemana Rena pergi.
“Ayo kita ambil foto kita disini,” ucap Rena bersemangat.
“tapi bukankah kita sudah banyak mengambil foto?” tanya Alex.
“Ini berbeda … ayo masuk,” jawab Rena.
Alexpun masuk dan mengikuti Rena.
Rena dan Alexpun mengambil foto sebanyak mungkin.
“Hei Alex bisakah kamu menunduk?” tanya Rena.
Alex menunduk dan tiba-tiba Rena mencium pipi Alex.
Cekreeek
Ciuman itupun difoto.
Alex kaget dan wajahnya langsung memerah.
“K-kamu … “ ucap Alex terbata-bata.
“Hasilnya sangat bagus,” ucap Rena menunjukkan hasil foto.
Alex hanya bisa diam dengan muka memerah.
“Haahaha … apa kamu malu Alex?” tawa Rena.
“T-tidak … ayo kita pulang … hari sudah mulai gelap,” ucap Alex melangkah kedepan.
Rena melihat Alex yang wajahnya masih memerah dan tersenyum kecil.
“Hei tunggu aku … “ teriak Rena berlari mengejar Alex.
Merekapun pulang bersama sambil berpegangan tangan di bawah matahari senja.
Akhir dari Bab 26
bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 untuk u thor