SILAKAN PERGI SUAMIKU

Bab 26

Charlotte tak menyangka jika dengan mudah nya dia menaklukan grup Smith yang terkenal pemilih. Pertemuan bisnis pun usai, charlotte dan tim nya merapihkan berkas-berkas mereka, dan keluar setelah yang lain keluar dari ruang pertemuan.

Di luar terlihat Sean sedang berbicara di sambungan ponsel nya. Sambil sesekali melihat ke arah pintu ruang pertemuam tadi, melihat dua staff marketing Quaint hotel telah keluar. Tapi tidak melihat Charlotte.

Beberapa menit kemudian terlihat Charlotte keluar dari ruangan dengan jalan yang sedikit tertatih, "Aku akan menelponmu nanti," ujar Sean kepada Katie seraya menutup sambungan ponsel nya.

Sean menatap Charlotte, membuat istrinya itu sedikit bingung. Mereka saling menatap dalam beberapa detik, lalu Charlotte mulai melangkah lagi dengan normal. Sean pun ikut berjalan di sisi nya, menyelaraskan langkahnya dengan langkah Charlotte.

Di depan pintu Lift Sean berkata, "Kami akan segera mengirimkan dana sponsor kami."

Charlotte masuk ke dalam Lift seraya mengucapkan, "Terima kasih."

Pintu lift pun tertutup, membuat siluet Charlotte menghilang di pelupuk mata Sean. Charlotte berpegangan pada pegangan lift, dia memegangi hati nya yang serasa ingin melompat keluar.

Charlotte menggigit bibir bawahnya seraya menengadahkan wajah nya agar air mata nya tidak terjatuh. Pintu lift pun terbuka, dia segera berjalan cepat meninggalkan Grup Smith. Berjalan dengan cepat mengabaikan hati dan kakinya yang terasa sakit.

Baru saja melajukan mobil nya, manajer keuangan hotel menghubungi nya dan mengatakan jika rekening hotel baru saja menerima dana dari Grup Smith.

"Wah cepat juga," puji Charlotte dalam hati sambil sedikit menyeringai.

Charlotte pun langsung meminta semua tim mengeksekusi perencanaan sebelum nya. Dia juga menghubungi Willy dan mengatakan jika proyek siap di garap.

"Ok, jika begitu aku akan mengirimkan Dana," ujar willy di sambungan ponselnya.

Batu berat yang menggelayut di hatinya selama ini terasa hilang, satu permasalahn terpecahkan. Charlotte berhenti di toko bunga, dia membeli bunga kesukaan ibu nya sewaktu masih hidup dulu.

Charlotte pergi ke makam ibu nya, dan berbicang sedikit di depan makam ibu nya itu, dia bercerita banyak hal, "Apakah Mom ingat dengan Tuan Mario, wah dia sangat-sangat ketat dalam aturan. Bahkan aku saja dimarahi nya jika tidak sesuai peraturan."

"Meski aku adalah bos nya, tetap saja jika salah akan kena marah," lanjut cerita Charlotte lagi.

"Mom beruntung memiliki orang-orang yang berani menegur ketika kita berbuat salah."

Setelah puas mengatakan semua keluh kesah, dan juga kabar baik maka Charlotte pun kembali ke hotel. Tidak ada kata bermalas-malasan jika ingin kembali menjad jaya, jika ingin menjadi sesuatu yang diingat.

Charlotte membuka sepatu dan menenteng nya masuk ke dalam hotel, kakinya terasa sakit sampai tumit belakangnya berdarah. Beberapa hari ini dia harus memakai sepatu berhak tinggi itu demi tampil menawan di depan para sponsor.

Tuan Mario melihat Charlotte bertelanjang kaki tentu saja mengejarnya, ingin memarahinya, "Oh ya ampun, ada angin puyuh," ujar Charlotte seraya berlari melarikan diri.

Charlotte berlari dan seperti bermain petak umpet dengan Tuan Mario. Sampai-sampai dia tidak memperhatikan langkah nya dan menabrak sesorang sampai masuk ke kolam renang.

Pria yang dia tabrak adalah Willy, mereka berdua muncul bersamaan dari dalam air, "Matilah sudah," pikir Charlotte. Di darat ada Tuan Mario, di dalam air ada Willy Grifin.