Gimana perasaan kalian disaat ada seorang wanita, sedang berjuang mencari nafkah keluarga di negeri orang, harus menelan pil pahit mendengar kabar sang anak terlantar, sedangkan sang suami memilih menikah lagi dengan kekasih lama nya .
Penderitaan tak selesai begitu saja, ketika sang mantan suami memilih mengabaikan anak kandungnya, dan mencurahkan seluruh kasih sayang kepada sang anak tiri, Dia berusaha kuat dan bertahan demi sang buah hati, Di tengah gempuran rasa cemburu yang masih ada di hatinya, melihat kemesraan sang mantan yang dia lihat setiap hari.
Hingga kesedihan berangsur terobati dengan kehadiran sosok dokter, yang menangani sang anak saat itu, Kedekatan Dokter Nino dengan Devan bagikan ayah dan anak, membuat sang ayah kandung cemburu dan menaruh rasa iri dengan kehidupan sang mantan istri.
Next langsung baca bab bab selanjutnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ꧁ঔৣ☬Rmls☬ঔৣ꧂, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
"sayang ?"
Di ruang inap Rama suasana menjadi lebih tegang, Maria yang baru saja selesai menemui Nino di ruangannya, tak sengaja mendengar pertengkaran antara ayah dan anak itu, tak hanya Maria, Nino pun nampak terkejut mendengar sebuah fakta kelam itu.
"Apa yang kamu mau Ram, apa belum cukup kamu bunuh tiga keluarga itu, please gunakan hati nurani kamu nak, perempuan itu memang bersalah telah menjebak papah, tetapi tidak dengan begitu kamu menghukum nya, bahkan beberapa orang tak bersalah ikut menjadi korban mu" Maria berbicara dengan lantang, jujur dia juga sakit hati mengingat kejadian kelam beberapa tahun yang lalu, kejadian yang hampir membuat rumah tangga nya hancur.
"Mereka pantas mendapatkan nya, aku sudah memperingatkan sebelumnya, mereka boleh ambil papah tapi tidak dengan uang ku"Jawab Rama semakin menambah sakit hati pendengar nya.
"Cukup!!!!!!"Teriak Maria histeris dan merangkul sang suami menumpahkan air mata nya.
"Apa yang harus papa buktikan, kalau papa tidak bersalah?"Tanya Anton dengan air mata mengalir titik demi titik, menggambarkan betapa sakit hatinya saat ini.
"Bawa perempuan sampah itu ke hadapan ku, itu cukup membuat Rama percaya jika papah tidak ikut menyembunyikan nya"Ucap Rama dengan tegas segera diangguki oleh sang papa.
"Aku akan bantu cari wanita itu" sambung Nino membuat Anton dan Rama tersenyum.
"Apa yang akan kalian lakukan, ram jangan berbuat yang aneh aneh!!!!"Maria memperingatkan Sang anak.
"No mah, Rama cuman mau pulang, kangen sama kakak ipar dan keponakan"Ucap Rama dengan senyum membuat Nino mati kutu, sedangkan Maria dan Anton nampak bingung mencerna kata-kata sang putra.
.
.
.
.
Siang hari ini sangat cerah dan sedikit panas, begitu pula dengan seorang pemuda ini alami, saking panasnya dia nampak mencopot kaos menampilkan tubuh mulus nan indah itu.
"AC Lo mati yaa, panas banget"Gerutu Rama di kursi belakang, sedangkan Nino dan Risa yang ada di kursi depan, hanya bisa menggelengkan kepala menanggapi tingkah absurd sang Rama.
"Tan emang kapan Divan mulai sekolah?"Tanya Rama dengan mengibaskan tangannya mencoba mendingin kan badan.
"Baru hari ini sih Ram, kebetulan umur juga udah pas jadi aku daftarin aja sekalian, maunya sih ikut ikut dulu, ehh kata gurunya udah bisa masuk yaudah deh"Jelas Risa sedikit menengok kebelakang.
"Enggak di temenin gitu?"Tanya Rama dengan penasaran.
"Enggak, kebetulan tadi ada urusan kerjaan jadi gak bisa nemenin, cuman aku anterin tunggu sampai dia masuk, habis itu pulang"Jelas Risa.
"Kamu kerja?"Tanya Nino dengan datar mulai mengeluarkan suara.
"Minimarket mau buka cabang Nin, Alhamdulillah ada sedikit modal"Jawab Risa Entah mengapa membuat Nino bangga dan membuat jantung nya berdebar.
"Butuh investor enggak?"Tanya Rama nampak serius jika dalam mode money, Risa pun juga terkejut mendapatkan tawaran menggiurkan dari tuan muda itu.
"Iya aku rasa persaingan di kota ini belum begitu banyak, hanya ada dua brand besar saja, kalau boleh kasih saran bikin supermarket saja sekalian, buat pusat barang barang kamu nantinya, setelah itu baru bikin market yang kecil kecil"Saran Nino dengan padangan masih fokus ke depan.
Risa nampak memikirkan saran Nino, dia terlalu buru buru hingga lupa, bagaimana dia taruh stock barang untuk tiga minimarket nya nanti.
"Kalau Tante mau nanti aku tanam modal di usaha Tante, kalau perlu aku bantu sampai Tante punya CV sendiri" Ucap Rama dengan gamblang, membuat Risa terharu dengan kebaikan pria di belakangnya itu.
"Gak usah terlalu dipikirin dulu, nanti kita bahas di rumah saja, sebentar lagi kita sampai jangan ngomongin kerjaan Mulu"Ucap Nino membuat Rama dan Risa terdiam.
Benar saja, Tak beberapa lama kemudian mobil milik Nino sampai di sebuah sekolah, kedatangan mobil Nino mampu menyita padangan seluruh wali murid, yang juga datang menjemput buah hati masing-masing.
"Wow, internasional school"Ucap Rama dengan kagum melihat Divan sekolah di yayasan paling bergengsi di kota ini.
"Iya, bagus banget cara pembelajaran nya" ucap Risa dengan senyum membuat Rama tercengang.
"15 juta perbulan?"Tanya Rama dengan penasaran.
"5 juta perbulan, kan divan masih di taman kanak-kanak"Jawab Risa diangguki oleh dua pria itu.
Tak beberapa lama terdengar bunyi bel dengan keras, bersamaan dengan suara gemuruh khas suara anak kecil, Rama pun dengan cepat turun dari mobil, menyambut keponakan nya itu.
"Uncle!!!!!"Teriak Divan ketika melihat Rama ada di depannya, sontak saja kehadiran Rama membuat seisi sekolah gempar, dengan kehadiran putra tunggal dari Wijaya group.
"Hay kids, ayo masuk di tunggu mama sama papa tuh"Ucap Rama mengangkat tubuh gempal Divan ke dalam gendongannya.
"Hay papa, Hay mama Ivan angen"Ucap Divan ketika sampai di dalam mobil.
"UPS, kangennya di tunda dulu sebelum kita sampai di mall, Divan mau jalan jalan kan?"Tanya Nino sontak membuat bocah kecil melonjak lonjak kegirangan.
Di sepanjang perjalanan menuju mall, Divan dan Rama asik bernyanyi kesana kemari, hingga tanpa sadar mobil telah berhenti dan sampai di mall.
Nino pun menggendong Divan, dengan tangan tanpa sadar bergandengan dengan tangan Risa, di sepanjang perjalanan banyak Mata terkagum dengan pesona bapak dan ibu muda itu.
Nino yang memakai jeans hitam dan kemeja putih lengan pendek, nampak serasi dengan Outfit Risa yang memakai hotpants ditambah kaos oversize sebatas lutut, membuat kulit putih nan mulus ibu muda itu terekspos.
Sedangkan Divan bocah itu seperti couple dengan Rama, yang memakai celana pendek dan baju berwarna putih.
"Divan kita ke Timezone yok"Ajak Rama membuat bocah kecil seketika memberontak turun dari gendongan sang papa.
"Ayok, Ivan mau main main"Ajak Divan dengan melompat lompat.
"Oke gue ajak Divan dulu, kalo kalian mau jalan jalan atau ngapain juga gak papa"Ucap Rama sebelum menghilang bersamaan dengan bocah kecil di gandengannya.
Setelah kepergian Rama dan Divan, Nino dan Risa salah tingkah mereka berdua sama sama diam, menunggu siapa dulu yang memulai pembicaraan.
"Mau nonton?"Tanya Nino dengan senyum, membuat Risa sedikit terpesona untuk beberapa saat.
"Boleh mau nonton apa?"Tanya Risa balik dengan malu malu.
"Kita nonton dr stranger aja"Usul Nino diangguki oleh Risa.
Mereka berdua pun menuju ke bioskop dengan tangan masih bergandengan, sebenarnya mereka berdua sadar, namun entah mengapa sangat sulit untuk sekedar melepaskan.
"Aku mau kita seperti ini terus"Ucap Nino dengan Mata fokus kedepan, membuat Risa bingung dengan apa yang Nino ucapkan.
Melihat tidak ada tanggapan dari Risa, Nino pun tersenyum geli dengan tingkah nya sendiri, dia merutuki dirinya sendiri yang sangat kurang dalam hal romantis.
"Kamu sama siapa sayang ?"Teriak seseorang dari belakang membuat Nino dan Risa berhenti dan menoleh ke sumber suara.
bersambung ......
jangan lupa like coment and faforit