Season ketiga dari novel (Psycho CEO) When the devil falls in love.
Dendam, Amarah, Putus asa, Cinta dan Pengkhianatan terus di rasakan oleh pria tampan itu hingga menjadikan nya penguasa dunia gelap dan pengendali di balik layar yang tak mengenal rasa ampun dan kasihan.
Saat tak lagi percaya dengan 'Cinta' pria itu bertemu dengan gadis yang mampu menggoyahkan hati nya.
Namun apa jadinya jika gadis yang mengisi hati nya tersebut ternyata memiliki hubungan dengan orang yang menjadi sasaran balas dendam nya?
...
"Gila! Kau pikir kau akan bisa membunyikan ku berapa lama?!" umpat gadis itu menatap tajam wajah datar pria di depan nya.
"Entahlah, Mungkin...
Selamanya?" jawab pria itu tanpa ekspresi sembari menyentuh wajah gadis yang sudah ia klaim sebagai milik nya.
"Aku akan membunuh mu! Sungguh!" balas gadis itu dengan amarah yang menumpuk di mata nya.
"Do it! I'll be waiting for that," pria itu mengeluarkan smirk licik nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aylis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Variabel utama
Kediaman Rai.
Makan malam.
"Kau mau tambah salad nya lagi?" tanya Louis sembari meletakkan salad sayuran segar ke piring istri nya.
"Tidak, ku rasa ini sudah cukup." jawab gadis itu sembari memakan apa yang di sajikan pada nya.
Clara memakan perlahan, belakangan terakhir suaminya sering mengajak makan malam bersama teman nya.
Bukan nya ia tak suka namun ia tak mengerti kenapa ia merasa seakan tidak mengetahui apa yang terjadi.
"Louise? Kenapa melamun? Bukan nya makan?" tanya Louis saat melihat adik nya yang sedari tadi terus terdiam.
"Hm?"
Gadis itu seakan linglung, ia tak fokus dan bahkan tak menyantap makanan nya sama sekali.
"Louise belum makan?" tanya Clara saat mendengar ucapan suami nya.
"Sudah kenyang," jawab Louise singkat ia memang saat ini masih bingung dan takut saat mengetahui kondisi dirinya sendiri.
"Kau makan apa? Jangan bilang mau diet lagi?" tebak pria itu pada adik nya.
"Aku tadi makan es krim yang kau beli jadi masih kenyang," jawab nya tanpa melihat wajah sang kakak, "Kalian makan saja, aku pulang duluan."
Louis mengernyit ada yang berbeda dari adik nya saat ini, "Louise? Mau kemana? Makan dulu!" teriak pria itu yang tak ada sahutan nya sama sekali.
Ia lupa jika perhatian nya pada sang adik mungkin akan terlihat berbeda di hati istri nya, karna gadis manis itu masih sama sekali belum mengetahui identitas asli dari suami nya.
"Rai?" panggil Clara sembari meraba tangan pria itu.
Louis pun langsung menoleh menatap ke arah mata kosong sang istri.
"Ada apa? Kau mau yang lain? Biar ku ambilkan," tanya pria itu dengan lembut.
Clara menggeleng pelan, "Sejak kapan kalian saling kenal?" tanya nya lirih.
"Siapa? Louise? Tentu saja sejak lama dia kan ad- maksud ku adik Presdir jadi sejak aku bekerja di JBS." jawab Louis yang hampir keceplosan mengatakan yang sebenarnya.
"Hanya itu? Kalian terlihat sangat dekat," tanya Clara lagi.
"Iya, dia itu...
Hmm...
Adik Presdir, lagi pula dia kan mudah berteman jadi aku bisa mengenal nya," jawab Louis bingung dan terus berbohong.
Ia tak mau kebahagian yang mulai terbentuk rusak saat sang istri mengetahui identitas nya.
Jangankan untuk memaafkan nya mendengar namanya saja gadis itu sudah sangat marah dan menunjukkan raut kebencian yang mendalam.
Clara diam suaminya seakan menyembunyikan sesuatu yang tak ia pahami, aroma yang terkadang mirip dengan parfum teman nya menempel pada suami nya ataupun interaksi yang terlihat begitu dekat dan akrab membuat nya membuat gelisah.
Dengan situasi yang saat ini ia rasakan dan tidak tau kebenaran nya tentu saja dapat membuat nya menjadi salah paham.
"Adik mu masih di luar negeri?" tanya Clara mengganti topik.
Louis bernapas lega ia mulai bingung saat istri nya terus bertanya pada nya.
"Hm, nanti ku kenalkan." jawab Louis sembari memakan makanan nya.
"Kau..." ucap gadis manis itu lirih.
"Hm?"
"Masih suka pada ku, kan?" tanya nya pelan hampir tak bersuara sedikit pun.
"Tentu saja! Kau kan istri ku!" jawab pria itu dengan yakin sembari mengecup pipi istrinya dengan gemas.
"Pertanyaan mu ada-ada saja..." sambung nya sembari mengusap kepala gadis itu.
"Aku kan hanya tanya," ucap Clara singkat sembari merasakan ucapan lembut di kepala nya.
....
Louise terlihat gugup sejak kemarin ia mengetahui tentang kehamilan nya ia merasa tidak tenang.
Bahkan ia sudah mengulang dengan banyak alat tes kehamilan dan hasil nya tetap sama.
"Kalau aku beri tau dia, reaksi dia bakal apa nanti? Tapi kandungan ku sudah usia berapa? Louis juga pasti bakalan marah besar," ucap nya lirih.
Ia tak tau dengan reaksi James tentang anak yang ia kandung namun ia yang ia tau sang kakak pasti akan memarahi nya habis-habisan untuk ini.
Gadis itu menoleh ke arah cermin yang memberi pantulan dirinya yang tengah berdiri.
"Kenapa muncul nya sekarang? Balik lagi ke langit bisa gak? Tapi jangan mati, kalau gak di dalam dulu keluarnya nanti kalau udah dua tahun lagi, hm?" tanya nya saat menatap perut nya.
Memang tak ingin memiliki anak sekarang namun bukan berarti ia ingin mengugurkan kandungan nya.
Ia hanya masih ingin bersenang-senang dengan kehidupan bebas nya yang ingin bermain.
"Tunggu dulu," Louise yang tiba-tiba berpikir tentang obat nya yang tak akan sesuai jika ia hamil dan harus di ganti dengan obat lain saat mengandung.
"Kau bisa dengar tidak suara ku? Masih hidup kan? Aku pakai obat yang belum di sesuaikan, kau baik-baik saja?" tanya nya yang teringat dengan obat nya sembari menunduk menatap perut nya.
Hening...
Tak ada balasan apapun dari dalam perut nya, "Astaga bisa gila sendiri aku, mungkin aja dia belum tumbuh, masa aku ngajak janin bicara?" ucap nya yang baru menyadari jika ia bertanya pada anak nya yang masih belum lahir.
......................
Dua hari kemudian.
Restoran.
Bocah menggemaskan itu terlihat mengantuk saat makan siang bersama ayah nya.
Ia menyangga kepala nya dan mulai bersandar ke tangan sang ayah.
"Kau mengantuk?" tanya James pada putra nya saat ia tengah memakan makanan nya.
"Kak Louise kapan ke sini?" tanya nya lirih yang hampir bergumam.
Arnold mulai menyukai gadis yang menjadi pacar ayah nya walau ia tak tau apa arti 'pacar' tersebut.
Namun yang ia tau hanya kakak cantik yang baik dan sering membelikan es krim serta permen pada nya juga terkadang ikut bermain dengan nya saat sang ibu mulai berubah dan sering memukuli nya.
"Kau lebih suka dia dari pada ibu mu?" tanya James karna saat ini ia hanya keluar bersama putra nya saja tidak dengan ibu dari anak itu.
"Aku suka nya sama Daddy..." ucap nya kantuk dan jatuh tertidur.
James menatap ke arah putra nya, ia memang memberikan obat tidur dalam dosis kecil ke makanan Arnold.
Ia pun mulai membawa Arnold ke mansion nya untuk melakukan tes DNA ulang pada nya.
......................
Mansion Dachinko.
Deg!
Mata pria itu membulat ia menarik baju lengan panjang Arnold dan melihat semua bekas kebiruan di balik nya.
Ia pun langsung membuka pakaian anak itu segera dan benar saja, hampir sekujur tubuh pria kecil itu membiru.
"Kita tak bisa ambil darah kalau banyak yang memar seperti ini, apa perlu dari rambut saja?" tanya Chiko pada tuan nya.
"Hm, coba dari rambut dan air liur saja tidak perlu darah," perintah James pada Chiko sembari menatap ke arah putra nya yang masih tertidur.
"Baik," jawab Chiko sembari melirik ke arah tuan nya.
"Dan juga obati luka nya dan lihat apa dia punya luka dalam?" tanya James yang sedikit khawatir karna ia sudah menyukai putra kecil yang mirip dengan nya itu.
...
Sedangkan di tempat lain Nick sedang memeriksa beberapa data yang sudah ia dan tuan nya kumpulkan selama bertahun-tahun.
Data tentang semua orang-orang yang di buru tuan nya seperti mangsa karna obsesi balas dendam untuk menghancurkan orang-orang yang dulu nya menjadi penghancur keluarga tuan nya dulu.
"Klyce group dan pejabat yang mencalonkan diri, informan suruhan yang sudah mati." gumam nya saat melihat beberapa petunjuk yang berada di balik beberapa data yang sudah ia kumpulkan.
"JBS? Kenapa ada JBS di sini? Tapi mereka tidak mengincar data apapun juga tidak pernah mengancam keluarga tuan dulu?" Nick yang mengerutkan dahi nya.
"JBS group? Klyce group? Eksperimen manusia? Tapi itu hampir seperti tak nyata..." ucap nya karna menyadari jika eksperimen manusia yang ia jadikan acuan tak punya bukti pasti.
"Perdagangan manusia," ucap nya lirih.
Deg!
Ia tiba-tiba memikirkan sesuatu, sesuatu yang ternyata memiliki hubungan yang terikat walau hanya kecil dan sedikit saja.
Hazel memang tak meninggalkan jejak apapun, namun Rian yang dulu nya sempat kewalahan ketika Hazel memilih mundur dari jabatan Presdir saat istrinya meninggal membuat Rian tanpa sadar membuat cela sehingga orang lain bisa masuk ketika mengurus semua urusan JBS secara mendadak belum lagi yang harus melatih Louis ketika menduduki jabatan nya.
Walau sudah terkendali namun pekerjaan yang di tinggalkan Hazel tanpa sadar menjadi retak karna Rian yang tak bisa menanggung secara tiba-tiba.
Dan keretakan itu yang diambil beberapa orang termasuk Nick saat ini.
"Variabel utama," gumam Nick lirih.
Pria itu pun terdiam sejenak, entah mengapa kilasan tentang gadis cantik itu yang tengah tersenyum lewat dalam pikiran nya.
Ia pun kembali menatap data di depan nya dan menghancurkan semua bukti yang berhubungan dengan JBS group.
Walaupun tuan nya akan segera tau namun setidak nya tak akan cepat sekarang.
"Maaf tuan," ucap nya lirih sembari menghapus semua data.
Ia tak mau gadis itu menjadi sasaran balas dendam yang keji dari tuan nya karna ia tau James tak pernah melepaskan siapapun yang berhubungan dengan masa lalu nya bahkan walau hanya kemungkinan kecil.
...****************...
Ini mulai ke konflik nya yah, di harapkan pembaca lama yang datang dari karya when the devil baca sinopsis novel ini bagi yang belum sempat😉😉
Salam penuh luv dari othor💕💕
Jangan lupa dukungan nya yah😘😘
Like👍👍👍
Komen 💬💬💬
Rate 5⭐⭐⭐⭐⭐
Vote 🎗️🎗️🥳🥳
Favorit ♥️♥️♥️
Hadiah 🎁💐💝
Biar othor makin semangat hihi😊😊😊
Happy Reading💕💕💕