🎉Novel Story Of Maid diadaptasi menjadi webseries, tayang di MAXSTREAM.
Ariella Anastasya seorang gadis cantik yang nekad kabur dari rumah karena kepindahan nya keluar negri tidak di setujui oleh sang papa, terpaksa bekerja menjadi seorang pembantu di rumah Pranata dan siapa sangka, niatnya yang awalnya hanya ingin melupakan rasa sakit hatinya karena terhianati oleh sahabat dan kekasihnya malah ternyata terpincut cinta kepada sang majikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Dua puluh Lima
Acara masih berlanjut, setelah menemui Aurel selaku mempelai pengantin wanita, Ariel pun segera beranjak pindah memulai petualangan nya.
Yups Ariel adalah salah satu orang yang suka berpetualang di acara pesta seperti ini. Ariel akan berpetualang untuk mencicipi setiap hidangan yang telah di sajikan.
Ariel akan berperan sebagai juri makanan di setiap pesta. Dan Keynan lah yang harus senantian menyetok sabar kala harus mengikuti kemana pun Ariel pergi serta mendengarkan semua celotehan Ariel saat mencicipi makanan.
"Gue ke toilet dulu deh, lo disini aja jangan kemana mana." Seru Keynan memberi peringatan kepada Ariel.
"Di kata gue anak kecil pake di nasehati begitu." Kata Ariel dengan kesal lalu kembali mencicipi makanan yang ada di depannya.
"Hemm ini terlalu manis bisa bikin orang diabet ini mah, sama kaya gue yang manisnya kebangetan dan bikin orang diabet kalau lihat gue." Kata Ariel terkekeh sendiri sambil mencicipi satu Cake berwarna merah.
"Nah ini nih enak manis nya pas," ucapnya lagi saat mencoba sayu buah Cake berwarna warni.
"Ariel ... " panggil seseorang membuat Ariel mendongakkan wajahnya dan mengalihkan pandangannya dari cake cake itu.
"Kak Dion ... " jawab Ariel dengan tersenyum tipis.
"Kamu sendirian?" Tanya Dion yang melihat Ariel sendirian.
"Enggak kok, Ariel sama Keynan tadi tapi dia lagi ke toilet." Ujar Ariel lalu kembali mencicipi makanan.
"Kamu cantik banget malam ini Riel." Kata Dion.
"Makasih, tapi kayaknya Ariel emang udah cantik dari lahir deh kak." Jawab Ariel bercanda membuat Dion terkekeh.
Dion dan Ariel terus mengobrol dengan posisi Ariel masih asik dengan makanan dan Dion senantiasa menemani Ariel yang sedang merivew makanan itu.
"Si Dion sama siapa itu?" Tanya Bian yang melihat Dion mengobrol dengan seorang wanita namun hanya terlihat belakang punggung nya saja.
"Itu yang namanya Ariel." Kata Andre.
"Oh ... " kata Bian cuek sambil matanya masih terus celingak celinguk mencari keberadaan seseorang.
(Ingatan Bian kurang tajem yah, padahal tadi udah ketemu di depan, masa gak ngenalin bajunya 🙊🙈)
"Lo sendiri gimana katanya tadi ketemu sama pembantu lo itu siapa namanya gue lupa." Kata Andre.
"Lira ... " kata Bian singkat.
"Gue jadi ikut penasaran secantik apa sih tu cewek." Kata Andre lagi.
"Haiss sudahlah gue mau ke toilet." Kata Bian meletakkan gelas minuman nya lalu segera pergi menuju kamar mandi.
Setelah keluar dari toilet bertepatan dengan Lira yang juga keluar dari toilet. Mata mereka bertemu dan beradung pandang.
Tanpa banyak bicara Lira segera pergi dari sana karena ia tak ingin membuat Bian semakin dekat dengannya.
"Mau kemana?" Tanya Bian yang langsung mencekal tangan Lira agar tak pergi.
"Tidak bisakah beri aku kejelasan? Kenapa?" Tanya Bian beruntun.
"Bi ... gu-- gue minta maaf tapi--" Ucap Lira lirih.
"Tapi apa Ra? Segitu enggak mau kah elo ngeliat muka gue lagi sampai lo harus pergi dari rumah tanpa pamit sama gue? Segitu bencikah elo sama gue Ra!" Seru Bian marah tanpa sadar ia mencekram tangan Lira dengan kuat.
"Bi ... sakit," ucap Lira meringis membuat Bian langsung seketika melonggarkan cekalan tangannya tapi tidak di lepaskan ia tidak mau Lira kabur lagi dari nya.
"Pliss jangan pergi dan menghindar dari gue lagi Ra, gue sangat tersiksa tanpa lo di hari hari gue." Ucap Bian langsung memeluk tubuh Lira dengan erat.
"Sorry Bi, gu gue masih bingung." Gumam Lira lirih namun masih bisa di dengar oleh Bian.
"Beri gue satu alasan kenapa lo harus menghindar dan pergi dari rumah tanpa bicara apapun sama gue Ra." Kata Bian tegas setelah melepaskan pelukan nya dari Lira.
Lira terdiam, matanya saling bertatap dengan mata Bian, namun bibirnya kelu hanya untuk sekedar mengucapkan kata kata yang sudah sedari dulu ia ingin ungkapkan.
'Maafin gue Bi, gue gak bisa gue takut hanya akan menjadikan elo sebagai pelampiasan semata.' Gumam Lira dalam hati, tanpa sadar air mata menetes saat ia memejamkan matanya.
.
.
.
Mas Bian jangan putus semangat buat kejar mbak Lira yaaaa 🤗💃💃***