NovelToon NovelToon
IKATAN SUCI YANG TERNODA

IKATAN SUCI YANG TERNODA

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Mengubah Takdir / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga / Romansa pedesaan
Popularitas:157.3k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

Niatnya mulia, ingin membantu perekonomian keluarga, meringankan beban suami dalam mencari nafkah.

Namum, Sriana tak menyangka jika kepergiannya mengais rezeki hingga ke negeri orang, meninggalkan kedua anaknya yang masih kecil – bukan berbuah manis, melainkan dimanfaatkan sedemikian rupa.

Sriana merasa diperlakukan bak Sapi perah. Uang dikuras, fisik tak diperhatikan, keluhnya diabaikan, protesnya dicap sebagai istri pembangkang, diamnya dianggap wanita kekanakan.

Sampai suatu ketika, Sriana mendapati hal menyakitkan layaknya ditikam belati tepat di ulu hati, ternyata ...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Isyt : 25

“Mas Dimas ndak salah informasi ‘kan?” tanyanya, mendorong sedikit jauh mangkuk bakso yang telah kosong.

“Ndak Sri. Aku nanya langsung ke Zahid, dia bersedia memberitahu bahkan memperlihatkan surat jual beli bermaterai, disana ada tanda tanganmu. Setelah tak selidiki, tanya sana sini – ternyata bagian 20% yang pernah kamu tolak, diambil sama Agung,” beritahu suara diujung sana.

Sriana mencoba mengingat, dan baru disadari olehnya dia pernah mengirim tanda tangan di kertas kosong melalui pos. Waktu itu kata Agung, untuk kepentingan anak-anak mereka yang mau dibuatkan kartu kesehatan, serta keperluan lainnya.

Bodohnya Sriana tidak mencari tahu dulu, percaya begitu saja, berakhir kena tipu untuk sekian kalinya.

“Padi dan jagung yang kapan hari kamu lihat, ternyata hasil panen dari sepetak sawah serta kebun milik Agung. Dibeli dari uang pembagian warisanmu, bukan cuma itu saja Sri ….” ragu dirinya mau menyampaikan.

“Agung memang pernah punya usaha jual bibit ikan, tapi di jual ke orang lain lalu dia buka karokean di kota. Bisnis itu bukan murni tempat hiburan keluarga, tapi esek-esek. Menyediakan jasa wanita pemandu lagu (LC), sudah berjalan selama satu tahun lebih.”

Sriana memejamkan mata guna menetralkan perasaan mulai kacau, pikiran buntu. “Tempat itu sudah dibelinya atau masih sewa, Mas?”

“Dua ruko dijadikan satu, dengan sewa pertahun dua puluh juta. Tempatnya ndak pas di pusat kota, sedikit menjorok ke jalan alternatif desa. Jadi, dia dapat murah.”

“Bukankah bisnis seperti itu harus punya bekingan ya, Mas? Kok dia bisa nembus, apa ndak terendus?” ia sendiri kurang paham tentang karokean, tapi sering melihat di media sosial pihak berwajib menggeledah, menggiring para pemandu lagu.

“Kamu kayak ndak tahu zaman sekarang Sri, apa-apa duit. Selagi bisa nyumpal sana sini yo aman,” ujar Dimas.

Kemudian Dimas membeberkan perihal berapa kira-kira pendapatan perbulan dari bisnis plus-plus itu.

Sriana terkekeh, dia benar-benar merasa ditipu mentah-mentah. Ternyata Agung tidak sesederhana pemikirannya, pria itu licik, licin.

“Jangan terlalu dipikirkan Sri, sepertinya ndak lama lagi bakalan tumbang sendiri. Asal kamu mau mengikuti skenario mereka – berikan angin segar, setelah itu hempaskan dengan kekuatan badai!” Dimas menguatkan sekaligus mengarahkan Sriana.

“Terima kasih sarannya, Mas. Oh iya, nomor gurunya Tian sama Ambar, apa sudah dapat?” beberapa hari lalu, dia minta bantuan ke Dimas, untuk meminta nomor wali murid kedua buah hatinya.

Dimas pun menyebutkan nama guru Septian, lalu Ambar, setelah panggilan ini berakhir – dia akan mengirim nomor mereka.

“Hasna? Sepertinya nama itu ndak asing, siapa dia Mas?” dia penasaran tentang sosok guru Ambar.

“Teman SD sampai SMP mu dulu, adiknya Zahid Bagas. Dia sudah dua tahun mengajar di SD desa Danu Rejo.”

“Oh ….” cuma itu tanggapannya, mulai mengingat sosok gadis remaja cantik zaman mereka masih sekolah.

“Sri, apa kamu ndak mau beli lagi kebun yang dijual ke Zahid? Kalau ada rencana biar tak sampaikan ke dia.”

“Ndak ada uangnya Mas.” Dia terkekeh. “Akupun nggak berminat, soalnya nanti bakalan panjang urusannya kalau sudah menyangkut paman dan bibi. Yang terpenting rumahku jangan sampai jatuh ke tangan mereka.”

Dimas pun setuju. “Kalau rumahmu ya aman, kan atas namamu. Minjemnya pun dirimu yang ngajuin.”

“Mas, aku cari bukti di hp Triani ndak nemu apa-apa. Bisa nggak kamu akali, siapa tahu di ponsel Agung ada. Semisal pas dia lagi berkendara, tabrak saja dari belakang sampai kejet-kejet, terus curi handphonenya.”

Sriana langsung tertawa akan pikiran liarnya sendiri, Dimas pun terpingkal-pingkal.

“Sabar ya Sri. Sepandai-pandainya Tupai melompat, ada kalanya nyungsep.”

Sesudahnya, Sriana membayar bakso dan teh. Uangnya masih sisa banyak, dia belikan emping melinjo mentah, sama roti kering untuk camilan musim dingin.

***

Sriana sampai di rumah nenek tepat pukul dua sore, dia keluar selama tiga jam. Saat masuk, kedua majikannya bercengkrama dengan bobo di ruang tamu.

“Kenapa cepat sekali pulangnya? Kamu sudah makan belum?” tanya sang tuan.

“Sudah, Tuan. Kembaliannya saya belikan ini.” Dibukanya tas parasut.

Nyonya menyela. “Tidak usah dikeluarkan, uang tadi memang untuk kamu. Terserah mau dibelikan apa. Ana, kami mau pulang – tolong jaga nenek ya.”

“Baik, Nyonya.” Diberikannya paper bag yang isinya entah apa.

“Tidak perlu mengantar, kami bawa kunci.”

Sriana dilarang membukakan pintu oleh sang tuan, dia pun menurut. Matanya tidak bergerak liar demi mencari sesuatu yang mencolok. Dirinya biasa saja – mau ada cctv ataupun tidak, tetap bekerja seperti biasanya.

“Bobo, aku ada beli roti kesukaanmu. Mau dimakan sekarang atau nanti?”

Nenek langsung tersenyum, dia paling suka roti daichi pau yang ditaburi anggur kering dan kulit jeruk.

“Terima kasih. Ini harga berapa?” Tangannya merogoh saku baju hangat.

“Saya tidak minta ganti, ini sengaja tak beli untuk kamu. Aku juga beli, tapi donat.” Sriana mengeluarkan donat gula dari dalam tas serbaguna.

“Ayo kita makan.” Nenek menarik tangan pembantunya agar duduk di sofa yang sama dengan dia.

“Sebentar ya, aku cuci tangan dulu.” Dia sekalian membawa barang bawaannya ke dapur.

Lansia dan asisten rumah tangganya, sudah seperti nenek dengan cucu. Mereka duduk satu sofa, bersama menonton drama, sesekali tangan nenek minta dipijat, dan Sriana tanpa mengeluh mengurut lembut sampai yang dirawatnya tertidur.

Sriana membenahi posisi nenek jadi berbaring, lalu menekan tombol kursi yang bisa dijadikan sofa bed.

Kemudian masuk ke dalam kamar nenek, mengambil selimut, menyelimuti tubuh yang empunya tertidur pulas.

Sriana tidak ikut terlelap, melainkan pergi ke dapur menyusun belanjaan, membereskan piring yang tadi sudah dicuci, tinggal masukkan ke dalam lemari. Setelahnya, naik ke lantai dua – mengangkat jemuran.

***

Pukul sebelas malam, Sriana terbangun. Dia tidur di kamar nenek.

Bunyi bel terus terdengar tidak putus-putus. Membuat wanita yang baru tertidur satu jam lalu beranjak dari ranjang.

Dibukanya pintu setelah terlebih dahulu melihat siapa yang menekan bel.

“Lama banget sih kamu bukanya?!” bentak Triani, napasnya terasa diwajah adik sepupunya.

“Kamu minum alkohol, Mbak?” Sri menutup pintu, lalu menguncinya.

"Diamlah! Jangan kebanyakan bacot!!" Triani benar-benar merasa seperti nyonya. Melepas asal sepatu, melangkah sempoyongan, menjatuhkan tas nya. Sekenanya menghempaskan bokong di sofa yang tadi ditiduri nenek.

“Ambilkan air, Sri! Cepat!”

Tanpa dia sadar, mata boneka pada pajangan lemari televisi menyorot jelas. Bukan hanya disitu saja, ada lebih dari tujuh camera cctv tersebar di penjuru rumah. Memiliki keunggulan menangkap jernih tayangan video, dapat merekam suara, dan bisa digerakkan dari jarak jauh melalui ponsel.

Sang nyonya yang sengaja belum tidur, menatap lekat laptopnya, lalu jarinya bergerak mengetik sesuatu pada ponsel.

Tak lama kemudian, handphonenya pun berdering.

.

.

Bersambung.

1
bunda fafa
ada ya seorang ibu mendukung putri nya jd pelakoorrr 😏
SasSya
semoga dalam lindungan Nya za kalian nok_leeee
semoga berhasil ambil Semua yg berharga,🤲🤲🤲
SasSya
baguuuuuusss
ada paparazi
lek Dimas?
bunda fafa
ibu macam apa ita ini??🤦🤦kok justru nyuruh anaknya minta dinikahin si mokondo yg notabene suami keponakan nya sendiri 🤦
SasSya
najoong!!!!🤮🤢


naaaaaa kaaannnn
sudah lama hubungan mereka
SasSya
2 keluarga bedeb** kranjingan tenan!!!
🤬🤬🤬🤬🤬

part Iki misuh troooosss kak cublikkkkk 😆😆😆
astagfirullah astagfirullah astagfirullah astagfirullah
mamaqe
waduh apapun itu moga anak soleh dan solehah dilindungi
SasSya
Mammi????
haduuuwww seketika ngakak
🤣🤣🤣🤣maaf zaaa✌️✌️✌️
Treek Treeekkkk
bunda fafa
gak bakalan..Sri sdh pintar..km yg akan jd kere dan gembel
SasSya
seolah 12 THN yg sia2 za Sri....
sekarang mulai menata dr awal
pelan tpi pasti keluar dari jeratan laki2 gak guna!
SasSya
di butakan apa kamu dulu Sri,
sampai mau nikah dgn laki2 mokondo?
apa ada campur tangan Ita mbokne Tri?
maya ummu ihsan
cuih.. cuih...💦💦
SasSya
13 hari tak tunggu
akan ada kegemparan apa?🤔
SasSya
joosss
bener kui Sri 👍👍👍
Anis Jmb
😭😭😭
SasSya
🤢🤢🤮🤮🤮🤮🤮
langsung muntah ke mukamu gooooonggggg
SasSya
conggor muu guungg
ngarang kentang 🥔

opo mau lewat hape
emange Trisundel, muaaaaaaakkkkk 🤢🤢🤢
SasSya
setta* tenan Koen Gung 🤬🤬🤬🤬🤬🤬
tensi meroket huasy* Kowe guuunggg!!!!

astagfirullah astagfirullah astagfirullah
SasSya
yg kerja siapa
yg ngitung gaji siapa!
SasSya
mengimbangi drama si laki busuk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!