NovelToon NovelToon
Bertukar Nyawa

Bertukar Nyawa

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Reni t

Aqilla Pramesti begitu putus asa dan merasa hidupnya sudah benar-benar hancur. Dikhianati dan diceraikan oleh suami yang ia temani dari nol, saat sang suami baru saja diangkat menjadi pegawai tetap di sebuah perusahaan besar. Ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Namun, takdir berkehendak lain, siapa sangka nyawanya diselamatkan oleh seorang pria yang sedang berjuang melawan penyakitnya dan ingin hidup lebih lama.

"Apa kamu tau seberapa besar perjuangan saya untuk tetap hidup, hah? Kalau kamu mau mati, nanti setelah kamu membalas dendam kepada mereka yang telah membuat hidup kamu menderita. Saya akan membantu kamu balas dendam. Saya punya harta yang melimpah, kamu bisa menggunakan harta saya untuk menghancurkan mereka, tapi sebagai imbalannya, berikan hidup kamu buat saya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"Tapi, Kak. Kalau ternyata orang itu jahat, atau penculik anak, gimana? Aku takut," rengek Keano, dengan mata berkaca-kaca.

Kaila terdiam sejenak seraya menghela napas dalam-dalam. Bagaimana jika apa yang diucapkan oleh adiknya itu benar? Apalagi, akhir-akhir ini sedang marak kasus penculikan anak yang beritanya sempat viral di media sosial.

"Tapi, Keano. Sampai kapan kita kayak gini terus? Kakak capek," keluhnya dengan putus asa. "Masa kita balik lagi ke rumah Ayah? Rumah Ayah juga udah jauh banget."

"Eu ... gimana kalau kita ke kantor polisi aja?"

"Kantor polisi?"

Keano menganggukkan kepala.

"Kantor polisinya di mana? Kakak nggak tau, Keano."

"Kita jalan lagi aja, semoga kita nyampe ke kantor polisi, Kak."

"Emangnya kamu masih kuat jalan?"

Keano menghela napas panjang seraya berdiri tegak. "Aku masih kuat ko, Kak."

"Ya udah, kita istirahat sebentar lagi. Setelah itu, kita lanjut jalan buat nyari Kantor Polisi. Mudah-mudahan aja ada orang baik yang ngasih kita makanan."

Keano menganggukkan kepala, kembali duduk lalu meletakan kepala di pangkuan sang kakak. Pergi dari rumah sang ayah adalah pilihan mereka sendiri, kembali ke sana pun mustahil karena mereka sudah pergi terlalu jauh. Keano memejamkan mata dengan perasaan sedih.

"Kenapa Ayah gak nyari kita ya, Kak? Apa Ayah udah nggak sayang lagi sama kita?" tanyanya, masih dengan mata terpejam.

"Kakak 'kan udah bilang dari kemarin, Ayah itu jahat. Nggak seperti dulu lagi, semua ini gara-gara Tante Dona," jawab Kaila seraya mengusap kepala sang adik dengan lembut. "Kamu liat nggak, perut Tante Dona gede, dia itu lagi hamil. Ayah nggak sayang lagi sama kita karena akan punya anak lain dari Tante Dona, makannya Ayah mau ngebuang kita."

"Semoga bayi Tante Dona nggak jadi lahir. Cukup kita aja anaknya Ayah biar kasih sayang Ayah nggak kebagi sama anak lain."

Kaila hanya terdiam dengan raut wajah sedih, menyandarkan punggung berikut kepala di sandaran kursi besi seraya menatap lurus ke depan, melayangkan tatapan kosong. Baik kendaraan beroda empat maupun beroda dua nampak berlalu lalang, tanpa peduli dengan mereka berdua yang sebenarnya sedang membutuhkan pertolongan. Memberhentikan salah satu dari mereka pun tidak mungkin karena keduanya takut bertemu dengan orang jahat atau penculik, seperti yang sedang marak diberitakan di media sosial.

"Ya Tuhan, tolonglah kami berdua. Kami nggak tau lagi harus bagaimana, Tuhan. Andai orang tua kamu nggak bercerai, andai Tante Dona nggak datang di kehidupan Ayah, mungkin Ayah dan Ibu masih baik-baik aja dan keluarga kami nggak akan berantakan seperti ini," batin Kaila, diam-diam menitikkan air mata.

***

Sore hari tepatnya pukul 15.00, setelah mencari Kaila dan Keano dengan menyusuri jalanan ibu kota, Aqilla dan Radit memutuskan untuk mendatangi kantor guna bertemu dengan Ilham. Mereka akan menutut pertanggung jawaban, mengapa tidak segera memberitahu mereka tentang hilangnya anak-anak, bahkan belum diketahui keberadaannya hingga sekarang. Sementara pencarian masih dilanjutkan oleh Dion yang merupakan orang kepercayaan Radit.

Keduanya melangkah dengan tergesa-gesa menuju ruang Manager, yakin bahwa Ilham masih berada di ruangannya karena masih jam kerja. Aqilla dengan wajah kesal hendak membuka pintu ruangan, tapi Radit seketika menahan pergelangan tangannya, membuat Aqilla terdiam dan menoleh, menatap wajah Radit dengan mata memerah.

"Lepasin aku, Mas Radit. Biar aku hajar si Ilham," pinta Aqilla, dengan geram.

"Mas mohon kamu tenang, ya. Kita bicarakan masalah ini baik-baik. Ini kantor Qilla, jangan sampai karyawan di sini ikut heboh dengan masalah ini," pinta Radit dengan lembut.

Aqilla mengabaikan ucapan Radit, melepaskan genggaman tangannya lalu membuka pintu, masuk ke dalam ruangan seraya berteriak kesal.

"Mas Ilham!" serunya, menatap sekeliling ruangan dengan kening dikerutkan.

Ruangan tersebut benar-benar kosong, sosok Ilham sama sekali tidak terlihat di setiap sudut ruangan. Radit melangkah mengikuti Aqilla, menghentikan langkah tepat di sampingnya.

"Dasar brengsek. Dia gak ada di sini," gumam Radit dengan kesal.

Aqilla menarik napas dalam-dalam dengan mata terpejam. "Apa Mas Ilham nggak masuk kerja? Ko bisa dia nggak ada di sini? Bukannya sekarang masih jam kerja?"

Radit merogoh saku jas hitam yang ia kenakan, meraih ponsel canggih dari dalam sana. "Kamu tunggu sebentar, biar Mas liat absensinya dulu. Mas yakin dia masuk kerja."

Aqilla hanya menganggukkan kepala, melangkah menuju sofa lalu duduk seraya memijit pelipis wajahnya yang terasa pusing. Ingin menghubungi nomor ponsel Ilham pun tidak mungkin karena mereka sudah saling memblokir nomor satu sama lain.

"Aku nggak akan pernah maafin kamu, Mas Ilham. Aku pastikan akan membuat hidup kamu menderita," batin Aqilla, rasa dendam di hatinya semakin membara.

"Tadi pagi Ilham masuk kantor, tapi dia izin pulang karena istrinya masuk Rumah Sakit," ucap Radit setelah melakukan sambungan telepon dengan bagian terkait, dan memeriksa absensi Ilham.

"Dona masuk Rumah Sakit? Bukannya tadi pagi dia masih baik-baik aja?" tanya Aqilla dengan bingung.

"Mas juga gak ngerti, Qilla, apa kamu mau kita ke Rumah Sakit?"

Aqilla terdiam, kembali memijit pelipis wajahnya yang berdenyut pusing. Ia sama sekali tidak peduli dengan keadaan Dona, yang ia inginkan hanyalah anak-anaknya, tapi jika Ilham sedang berada di Rumah Sakit, Aqilla tidak memiliki pilihan lain. Ia ingin bertemu dengan Ilham secepatnya.

Wanita itu berdiri tegak seraya menghela napas dalam-dalam. "Ya udah, kita ke Rumah Sakit aja, Mas. Maaf karena aku udah ngerepotin kamu," ucapnya memandang sayu wajah pria bernama lengkap Raditya Nathan Wijaya.

Radit melangkah mendekat, berdiri tepat di hadapannya lalu memeluk tubuh Aqilla dengan erat. "Kamu pasti kuat, Qilla. Semua yang terjadi sama anak-anak di luar kendali kita. Mas yakin mereka baik-baik aja. Mas akan selalu berada di sisi kamu, dan mencari mereka sampai ketemu."

Aqilla menganggukkan kepala, melingkarkan kedua tangan di punggung Radit. Ya, di saat seperti ini, hanya pelukan hangat dari seseorang yang tulus-lah yang dibutuhkan oleh Aqilla. Meski tidak menyelesaikan masalah, tapi setidaknya mampu mengurangi beban di pundak, memberikan ketenangan dan kekuatan. Pelukan Radit mampu mentransfer energi positif ke dalam jiwa Aqilla. Wanita itu menyandarkan kepala di dada bidangnya, merasakan betapa nyamannya berada di pelukan pria yang benar-benar tulus mencintainya itu.

"Mas nggak pernah mencintai wanita sedalam ini. Kamu dan anak-anak adalah orang yang paling berharga bagi Mas," bisik Radit dengan lembut.

"Terima kasih karena udah mencintai aku sedalam itu, Mas. Aku bahkan udah lupa seperti apa rasanya dicintai," jawab Aqilla dengan kedua mata terpejam.

"Yakinlah, kita pasti akan menemukan anak-anak secepatnya, dan Mas janji akan membuat Ilham menanggung penderitaan yang sama seperti apa yang kamu dan anak-anak rasakan."

Aqilla hanya menganggukkan kepala, beban berat yang memenuhi pundak seakan terangkat. Rasanya benar-benar beruntung memiliki sosok seperti Radit di sisinya. Tanpa sadar, benih-benih cinta tumbuh subur di dalam hatinya.

Suara dering ponsel yang masih digenggam oleh Radit seketika mengejutkan keduanya. Aqilla mengurai pelukan dengan wajah memerah, sementara Radit menatap layar ponsel lalu mengangkat sambungan telepon.

"Iya, halo," sapa Radit, meletakan ponsel di telinga.

"Maaf mengganggu waktunya sebentar, Pak Bos. Eu ... saya Edwin dari bagian keuangan. Saya mau melaporkan sesuatu, Pak," samar-samar terdengar suara seseorang dari dalam sambungan telepon.

Bersambung ....

1
abimasta
thor kasih pendonor buat radit biar hidup bahagia bersama aqila
Reni: Siap, Kakak❤️❤️❤️
total 1 replies
Sunaryati
Akhirnya anak- anak Aqilla ketemu, dan harus tahu jika ayahnya seorang narapidana
Sunaryati
Nah gitu pengkhianat itu jangan lama- lama menikmati hidup enak, langsung diberikan karma.
Ani Basiati
lanjut thor
Reni: Siap, Kak. Terima kasih
total 1 replies
merry
gmn nasib pelakor tu bgn bgn sndrian ajjj
Ani Basiati
lanjut thor
Arieee
pinter anak" kekantor polisi 🥰🥰🥰🥰👍👍👍👍
Yuliana Tunru
syukur lah.keamo dan.kaila ke kantor ppolisi jd niaa segera ketemu aqila ..nuat ilham smoga tobat ya
Sunaryati
Kenapa harus korupsi, kan bisa pinjam
Shen shandian luo
bertele2...
Shen shandian luo
masih manggil mas...pekok
Sunaryati
Ke kantor polisi Nak
Sunaryati
Nah karma dibayar tunai Ilham, semoga Aqilla dan Raditya segera menemukan Kaila dan Keano
Sunaryati
Nah segera hubungi papa Adit, Kaila
Yuliana Tunru
kemn keano dan.kaila smoga ank2. qila selamat
Yuliana Tunru
dasar ilham ayah yg egois semua semau x smoga ank2 aqila di bawa orang2 radit takut x nyasar malah di culik penjahat .
Yuliana Tunru
nah keano msh ngitot mau dgn ayah mu smoga z dona gagalkan ilham.yg ngotit mau aqila batal nikah ..
Yuliana Tunru
radit kaeih penjaga bayangan dan buat ilham sibuk kerja saat.pernikahan mu agar tak jd biang onar dan kita lihat gmn istri baru ilham jaga ank2 tiri x jgn lupa dibrekam biar jd bukti klo terjadi apa2 pd kaila dan keano
Meliandriyani Sumardi
hadir kak salam kenal...
Reni: Salam kenal juga kakak. Terima kasih banyak ❤️❤️❤️
total 1 replies
Yuliana Tunru
jgn lemqh aqila pasti ilham merasa menang ..berikan z k3ano klo kaila tak mau jgn di paksa biar keanobtau rasa x tinggal dgn ilham dan ibu tiri x tinggal awasi jikq mmg di sakiti tinggal jemput kembali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!