Kirana Aulia, seorang asisten junior yang melarikan diri dari tekanan ibu tirinya yang kejam, tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan pahit, ia hamil setelah insiden satu malam dengan CEO tempatnya bekerja, Arjuna Mahesa.
Sementara Kirana berjuang menghadapi kehamilan sendirian, Arjuna sedang didesak keras oleh orang tuanya untuk segera menikah. Untuk mengatasi masalahnya, Arjuna menawarkan Kirana pernikahan kontrak selama dua tahun.
Kirana awalnya menolak mentah-mentah demi melindungi dirinya dan bayinya dari sandiwara. Penolakannya memicu amarah Arjuna, yang kemudian memindahkannya ke kantor pusat sebagai Asisten Pribadi di bawah pengawasan ketat, sambil memberikan tekanan kerja yang luar biasa.
Bagaimana kelanjutannya yukkk Kepoin!!!
IG : @Lala_Syalala13
FB : @Lala Syalala13
FN : Lala_Syalala
JADWAL UPLOAD BAB:
• 06.00 wib
• 09.00 wib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IKSP BAB 27_Serangan Sang Mantan Tunangan
Beberapa hari setelah kunjungan ke makam, Arjuna dan Kirana harus menghadapi tantangan terbesar mereka yaitu perjamuan bisnis akhir tahun yang dihadiri oleh seluruh jajaran petinggi PT. MJN, mitra strategis, dan para sosialita ibu kota.
Acara ini adalah debut publik pertama Kirana sebagai Nyonya Mahesa, meskipun secara resmi diumumkan hanya sebagai plus one yang misterius.
Arjuna mengatur semuanya. Ia menyewa penata rias profesional, penata rambut, dan seorang desainer untuk Kirana.
"Penampilanmu malam ini adalah bagian dari citraku, Kirana. Jangan memalukan diriku," perintah Arjuna.
"Saya tahu, Pak Arjuna," jawab Kirana, merasakan tekanan.
Malam itu, Kirana benar-benar bertransformasi, gaun malam sederhana namun elegan berwarna biru tua membungkus tubuhnya, menyamarkan kehamilannya yang masih samar.
Riasan tipis menonjolkan mata dan membuatnya tampak berkilauan. Ia mengenakan perhiasan yang disediakan Arjuna sebuah kalung berlian sederhana yang memancarkan kemewahan kelas atas.
Saat Kirana keluar dari kamarnya, Arjuna, yang sudah menunggu dengan setelan tuksedo hitam, menatapnya tanpa kedip.
Wajahnya yang biasanya kaku menunjukkan sedikit kejutan dan kekaguman yang tertahan.
"Kamu... terlihat pantas," puji Arjuna, yang bagi Kirana, itu sudah setara dengan pujian terbaik di dunia.
"Terima kasih, Pak Arjuna," balas Kirana, berusaha menjaga jarak.
Arjuna mengulurkan tangannya ke Kirana untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pasangan di malam pesta ini.
"Ingat sandiwara kita. Pegang aku. Dan jangan pernah lepaskan. Malam ini, kamu adalah istri CEO. Kamu adalah tamengku." ucapnya.
"Baik tuan Arjuna yng terhormat saya mengerti." ucapnya.
Kirana mengaitkan tangannya di lengan Arjuna. Genggaman Arjuna sangat kuat, seolah ia benar-benar takut Kirana akan melarikan diri.
Begitu mereka memasuki ballroom hotel bintang lima, keheningan menyambut mereka. Arjuna Mahesa jarang membawa plus one, dan kemunculan Kirana, wanita yang hanya dikenal sebagai asistennya yang pendiam, menarik semua perhatian.
Tatapan dari karyawan MJN, terutama para wanita, terasa seperti jarum yang menusuk Kirana. Mereka melihat kemewahan yang melekat pada Kirana, dan kebencian itu semakin menguat.
Di tengah keramaian, mata Kirana bertemu dengan mata Amara, Manajer Pemasaran yang membencinya. Amara menatap Kirana dengan mata penuh api dan penghinaan.
"Lihat siapa yang datang. Wanita yang menjebak CEO," bisik Amara kepada rekan di sebelahnya.
Arjuna, yang sangat peka terhadap lingkungan, meremas lengan Kirana.
"Angkat dagumu, Kirana. Kamu bukan asisten di sini. Kamu adalah plus one-ku. Abaikan mereka." ucap Arjuna dengan tegas agar Kirana lebih percaya diri.
Saat Arjuna dan Kirana sedang berbincang dengan salah satu petinggi, tiba-tiba seorang wanita cantik dengan gaun merah mencolok mendekat.
Wanita itu elegan, berkelas, tetapi tatapannya sedingin es.
"Arjuna, darling. Lama tidak bertemu," sapa wanita itu, suaranya manis namun sinis.
Arjuna mengeras. Kirana merasakan otot lengan Arjuna menegang di bawah tangannya.
"Bianca," sapa Arjuna, nadanya datar dan formal.
Wanita itu adalah Bianca Wijaya, mantan tunangan Arjuna, yang pernikahannya dibatalkan karena intrik bisnis.
Bianca masih memegang pengaruh kuat di lingkaran sosial dan bisnis.
Bianca mengalihkan perhatiannya pada Kirana, menyusuri Kirana dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan pandangan meremehkan.
"Jadi, ini dia. Siapa namanya, Arjuna? Asisten yang kau bawa untuk membuatku cemburu? Kamu harus berusaha lebih keras, darling. Kualitasnya terlihat... biasa saja," cibir Bianca, tersenyum jahat.
Kirana merasakan darahnya mendidih. Ia harus membalas, tetapi ia tidak ingin merusak citra Arjuna.
Arjuna meremas tangan Kirana dengan kuat, memberi isyarat agar Kirana diam.
"Dia bukan asisten, Bianca. Dia Nyonya Mahesa. Istriku," kata Arjuna dingin, secara eksplisit menggunakan kata 'istri', sebuah pelanggaran baru terhadap perjanjian kerahasiaan mereka.
Bianca terkejut dan tawa sinis nya hilang seketika, dia terkejut dengan ucapan Arjuna yang menurutnya terlalu berani, bagaimana bisa untuk bercanda saja sampai bawa-bawa sebutan istri.
"Istri? Jangan bercanda, Arjuna. Wanita ini? Wanita dari kantor? Ini pasti salah satu sandiwaramu untuk menenangkan orang tuamu." ucapnya dengan tawa.
Bianca memajukan wajahnya ke arah Kirana. "Aku harap kau tahu tempatmu, sayang. Cincin di jarimu itu hanya kontrak. Arjuna akan kembali padaku setelah dia lelah bermain dengan mainan barunya."
Mendengar kata-kata Bianca yang menyerang Kirana secara pribadi, amarah Arjuna meledak. Ia sudah lelah dengan intrik Bianca. Ia tidak peduli dengan sandiwara lagi; ia hanya ingin melindungi Kirana.
Arjuna menarik Kirana lebih dekat, memeluknya dengan tangan di pinggang Kirana, lalu menatap Bianca dengan tatapan yang mematikan.
"Bianca, kamu salah. Pernikahan ini nyata," kata Arjuna, suaranya dipenuhi ketegasan.
"Dan Kirana adalah wanita yang akan melahirkan anakku. Dia adalah ibu dari pewaris Mahesa."
Pengakuan itu menghantam ballroom seperti petir.
Wajah Bianca langsung pucat pasi. Tidak ada yang tahu Kirana hamil, selain keluarga inti Arjuna. Bianca tahu, anak adalah ikatan yang tidak bisa dihancurkan oleh kontrak. Anak itu adalah akhir dari semua harapannya untuk kembali pada Arjuna.
"Kamu... kamu pasti berbohong," bisik Bianca, tidak percaya.
Arjuna mengabaikannya. Ia menatap Kirana, dan untuk membuat sandiwara ini lebih meyakinkan, Arjuna menundukkan kepalanya dan mencium bibir Kirana di depan semua orang.
Ciuman itu singkat, dingin, tetapi penuh kepemilikan. Ciuman itu adalah klaim di depan umum: Kirana adalah miliknya, dan dia tidak bisa disentuh.
Semua orang di ballroom terdiam, termasuk Kirana. Jantung Kirana berdebar tak karuan. Ia baru saja dicium oleh Arjuna Mahesa di depan seluruh perusahaan dan mantan tunangannya!
Arjuna melepaskan Kirana, wajahnya kembali datar, tetapi matanya memancarkan kemenangan.
"Permisi, Bianca. Kami harus menyambut tamu lainnya," kata Arjuna, lalu menarik Kirana menjauh.
Kirana berjalan di samping Arjuna, kepalanya pusing karena syok. Ia merasakan seluruh mata di ruangan itu menatapnya. Ia bukan lagi asisten yang pendiam; ia adalah Nyonya Mahesa, istri yang hamil dari pewaris Mahesa.
"Kenapa Bapak melakukan itu?!" bisik Kirana, begitu mereka berada di tempat yang lebih sepi.
"Kita sepakat rahasia! Bapak sudah mengumumkan kehamilan saya di depan mantan tunangan Bapak!"
"Itu adalah satu-satunya cara untuk membungkamnya, Kirana," jawab Arjuna dingin, meskipun ia membiarkan tangannya tetap di pinggang Kirana.
"Dia tidak akan mengganggumu lagi. Dan sekarang, seluruh perusahaan tahu. Kebencian akan meningkat, tetapi mereka tidak akan berani menyentuhmu."
Arjuna menatap mata Kirana yang masih terkejut. "Aku sudah bilang, aku tidak suka rencanaku terganggu. Dan aku tidak suka istriku diremehkan di depan umum."
Meskipun Kirana marah karena Arjuna melanggar kerahasiaan mereka, ia merasakan kehangatan yang tak terhindarkan. Ciuman itu, pengakuan itu semua dilakukan Arjuna demi melindunginya.
Kirana menyadari, malam ini, ia telah melewati garis yang tak bisa ditarik kembali. Ia bukan lagi hanya asisten, ia adalah istri Arjuna Mahesa di mata publik. Dan yang lebih mengkhawatirkan, ciuman itu terasa sangat nyata bagi hatinya yang sudah mulai mencintai pria dingin ini.
.
.
Cerita Belum Selesai.....
trs knp di bab berikutnya seolah² mama ny gk tau klw pernikahan kontrak sehingga arjuna hrs sandiwara.
tapi ya ga dosa jg sih kan halal