Zakia Amrita. gadis cantik berusia 18 tahun, terpaksa harus menikah dengan anak pemilik pesantren Kais Al-mahri. karena perjodohan oleh orang tua Kais. sendiri, karena Pernikahan yang tidak di dasari Cinta itu, harus membuat Zakia menelan pahitnya pernikahan, saat suaminya Kais ternyata juga tidak memilik cinta untuk nya.
Apakah pernikahan karena perjodohan ini akan berlangsung lama, setelah Zakia tahu di hati suami nya, Kais memiliki wanita lain?
yuk baca Sampai Happy Ending.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Pantai seribu Kenangan.
Sang pemegang kendali, malah ia juga yang sedang hilang kendali karean gugup akhirnya kuda berhenti seketika di tepi pantai paling ujung jauh dari keramaian pengunjung, di dekat batu karang kuda itu berhenti.
"Ya-Allah jantung ku. Kaya mau copot Gus!" refleks. Zakia malah meminta tangan Gus Kais menempel pada letak detak jantungnya.
Gemetar tangan Gus Kais menyentuh detak jantung Zakia yang berdebar kencang. "Apa yang sedang aku lakukan." Gus Kais langsung menurunkan tanyanya saat sadar ia sudah terlalu jauh menyelam kedalam pengetahuan Cinta Gadis yang terpaksa ia nikahi itu.
Gus Kais langsung turun tampa basa-basi, bahkan entah ia kesambat angin apa lagi. Gus Kais langsung menghardik Zakia dengan nada tingi.
"Harusnya kamu tadi tidak seperti itu. Kamu sengaja mencari kesempatan yah!" Gus Kais nampak tidak senang, bahkan tatapan itu namak terintimidasi.
Zakia yang kaget juga refleks hanya bisa diam saja, karean ia melakukan itu juga secara tidak sengaja, bukan karean ia memanfaatkan keadaan.
"Kamu jangan Coba-Coba lagi mengoda ku Zakia!" Hardik Gus Kais. namun saat Zakia menatap ia balik Gus Kais malah nampak salah tingkah dan lebih memilih pergi meningalkan Zakia yang berada di atas kuda seorang diri.
Zakia mengerutkan keningnya. "Dih-siapa juga yang mau menggodanya aku tadi tidak sengaja karean refleks." Zakia memanyunkan bibirnya ia rasa menjelaskan-
pun yang ada akan sia-sia.
Zakia menyusul Gus Kais yang sudah berjalan di depannya, anehnya saat kuda di pegang kendali oleh Zakia kuda itu malah nampak begitu nurut padahal baru kali ini Zakia menunggang kuda, tapi ia sudah bisa membuat kuda itu jinak pada dirinya.
"Gus ayo naik lagi, cape loh jalan." Zakia nampak tidak memaksa, namun ia tahu wajah suami dinginnya itu sedang merajuk menutupi rasa gengsinya.
"Yah sudah kalau Gus ngak mau biar saya sendiri yang menunggang kuda." Zakia sudah siap-siap memacu namun Gus Kais menahan dengan suara pelan, karean benar jika berjalan terlalu jauh ia sendiri juga yang akan kecapean.
"Yah-wis aku ikut, tapi kamu jangan cari kesempatan dekat-dekat aku lagi ya!" ancaman Gus Kais membuat Zakia terkekeh dalam hati.
Kali ini Gus Kais naik di depan. Zakia berada di belakang rasa-rasanya ingin mencubit gemas pinggang suami anehnya itu. "Dasar Laki-Laki sangat susah sekali di tebak!" batin Zakia.
Gus Kais kembali memacu kuda, di depan sana sudah ada Abah dan Umi yang menunggu nampaknya hari sudah semakin siang dan mereka hendak makan siang terlebih dahulu.
"Ayo sudah waktunya makan siang lagi pula lama-lama berjemur nanti kulit kita yang ada gosong." Umi terkekeh pelan, ia langsung mengenggam erat tangan menantunya.
"Bagiman seru tadi naik kudanya?" Umi nampak penasaran, karean memang tadi mereka berdua saat berkuda sampai hilang di pandangan mata.
"Alhamdulilah Umi, seru banget." Zakia terseyum kecut, andai saja kedua orang tua Gus Kais tahu kalau anaknya tadi sempat merajuk.
Mereka berempat langsung makan siang dan berniat akan shalat terlebih dahulu, karean waktu sudah memasuki. Adzan Dzuhur
.
.
Sementara itu Ayunda yang sedang joging kaget saat melihat. Postingan Gus Kais yang sedang berkuda bersama Zakia.
"Apa maksudnya dia posting kaya gini?" Ayunda kaget Api asmara langsung membakar dadanya.
Ayunda langsung menelfon Gus Kais meminta penjelasan, namun sayangnya Ponsel Gus Kais tidak aktif karean memang Umi Salimah sengaja mematikan ponsel Gus Kais.
"Hahhh... Sialan! bisa-bisanya dia mempermainkan aku, bilangnya ada urusan diluar kota dengan Yudi dan Yuda ini dia malah asik liburan sama Zakia! ini semua tidak bisa di biarkan aku harus merencanakan sesuatu!" Ayunda mendengus kesal, tangannya mengepal kuat akan merencanakan pembalasan.
Sekali lagi ia menatap Video yang di unggah satu jam yang lalu. "Ini tempatnya kayanya di Pantai Parang Tritis kan? apa aku labrak saja kesana yah?" rasa-rasanya tanganya gatal ingin menampar Zakia.
"Ngak-Ngak! aku ngak rela kalau sampai Kais benar-benar jatuh cinta sama Zakia!" Ayunda mengacak rambutnya frustasi.
Siang ini juga ia langsung bergegas Ke Parang Tritis, menemui Gus Kais, sampai-sampai ia tidak berfikir apa nanti resikonya.
Bayang-bayang Gus Kais mendekap Zakia dari belakang sambil berkuda terus berkelindan dalam benaknya.
Tentu saja itu sangat membuat Ayunda sakit hati, bahkan ia sudah di bohongi saat Gus Kais diam-diam menikahi Zakia, sekarang juga ia di bohongi lagi.
Ayunda memang banyak memiliki teman Laki-laki namun ia memandang harta karean ia faham betul Gus Kais adalah anak tunggal sedangkan kekayaan Umi dan Abahnya begitu banyak, sejak kecil Ayunda di besarkan di panti asuhan maka dari itu saat besar ia benar-benar terobsesi dengan segala kekayaan, bahkan sejak Usia dini ia sudah bekerja di tempat Karaoke melayani para tamu hidung belang.
Bahkan ia berhasil meraih banyak pengikut di Tok-Tok dan sosial medianya itu karean tabiat buruknya yang suka memakai baju pendek, memancing gelora Laki-laki birahi.
Dan sejak saat di dekati seorang Gus untuk yang pertama kalinya ia merasa di timpa Rezeki nomplok, sudah mau menerima dirinya yang bekas orang, bahkan selama pacaran dua tahun, Gus Kais tidak pernah menjamah tubuhnya meskipun Ayunda sering lebih dulu mengoda tapi Gus Kais tidak pernah tergoda.
Bahkan kelicikannya sampai meminta di bukaan usaha oleh Gus Kais. sudah tampan, mapan, di tambah Gus Kais juga sangat Royal padanya.
"Pokoknya aku ngak rela kalau sampai Kais benar-benar mencintai Zakia! kalau dia ngak bisa ku dapatkan dengan cara halus, terpaksa akan aku dapatkan dengan cara ku sendiri!" Ayunda tersenyum licik diam-diam dia sudah merencanakan sesuatu.
.
.
Seusai Shalat Magrib, Zakia menemani Uminya di teras balkon kali ini Zakia nampak sedang memijat kaki Uminya karean begitu nyeri sejak siang berjalan-jalan di pantai. "Mas-mu kemana?" tanya Umi membenarkan duduknya.
"Tadi sih pamit keluar sebentar Mi." ujar Zakia, karean memang benar tadi nampak raut wajah Gus Kais begitu panik dan buru-buru keluar dari kamar Hotel entah mau bertemu dengan siapa?
"Habis magrib kok malah keluar!" celetuk Umi Salimah nampak tidak senang padahal sejak siang mungkin Gus Kais masih lelah tapi malah keluar magrib entah mau kemana.
"Kamu ngak tanya Nak, Mas mu mau kemana?"
Zakia hanya mengeleng karean saat Gus Kais pamitan tadi, Zakia di dalam kamar mandi, sedang mengambil Wudhu, memang dari sejak makan bakso sore di taman kota wajah Gus Kais sudah nampak panik saat membuka ponselnya Zakia juga tidak tahu ada apa dengan ponsel Gus Kais sampai-sampai seusai membuka hp wajahnya langsung pucat seolah melihat hantu.