NovelToon NovelToon
Aplikasi Penghubung Dunia

Aplikasi Penghubung Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha / Kultivasi Modern / Toko Interdimensi
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Arzhel hanyalah pemuda miskin dari kampung yang harus berjuang dengan hidupnya di kota besar. Ia terus mengejar mimpinya yang sulit digapai.nyaris tak

Namun takdir berubah ketika sebuah E-Market Ilahi muncul di hadapannya. Sebuah pasar misterius yang menghubungkan dunia fana dengan ranah para dewa. Di sana, ia dapat menjual benda-benda remeh yang tak bernilai di mata orang lain—dan sebagai gantinya memperoleh Koin Ilahi. Dengan koin itu, ia bisa membeli barang-barang dewa, teknik langka, hingga artefak terlarang yang tak seorang pun bisa miliki.

Bermodalkan keberanian dan ketekunan, Arzhel perlahan mengubah hidupnya. Dari seorang pemuda miskin yang diremehkan, ia melangkah menuju jalan yang hanya bisa ditapaki oleh segelintir orang—jalan menuju kekuatan yang menyaingi para dewa itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25 Keluarga Arzhel

Pagi itu, sinar matahari menembus jendela besar mansion Arzhel, memantul pada lantai marmer yang sudah mengilap hasil renovasi. Suara burung di halaman depan terdengar jelas, bercampur dengan aroma kopi dan tumisan sayur yang memenuhi udara.

Arzhel, dengan celemek sederhana menutupi pakaiannya, berdiri di dapur besar berdesain modern. Tangan kirinya memegang spatula, sementara tangan kanan mengaduk sup hangat yang mengepul.

Tiba-tiba, suara langkah kecil yang tergesa-gesa terdengar dari lantai atas.

Tap tap tap!

“Jangan berlari di tangga!” seru Arzhel tanpa menoleh.

Namun peringatannya tak digubris. Sosok Lily meluncur turun dengan rambut masih kusut, pipi belepotan iler kering, dan mata setengah terpejam.

“Aaaaaa! Aku terlambat bangun! Sekarang sudah jam sembilan?!” teriaknya panik.

Arzhel menoleh sebentar, lalu menghela napas. “Hm, berarti kau tidur nyenyak, ya?”

Lily berdiri di bawah tangga dengan wajah syok. “Aku biasanya bangun jam enam! Aku sudah setel alarm, tapi kenapa bisa mati?! Tidak mungkin jamnya rusak! Aku harus ke toko jam itu dan menuntut si pemilik karena menjual barang abal-abal!”

Arzhel menepuk dahinya pelan. Dialah yang semalam mematikan alarm supaya Lily bisa tidur lebih lama, tapi ia tidak berniat memberitahunya.

“Cuci muka dan mandi dulu. Jangan banyak protes.”

“Tapi—” Lily hendak berlari ke dapur, ingin merebut spatula dari tangan Arzhel. Namun Arzhel itu melotot singkat.

“Aku yang masak. Kau cukup bersih-bersih diri.”

Lily merengut, lalu menyeret langkahnya ke kamar mandi sambil mengomel kecil. “Dasar Bos Besar yang suka ambil alih pekerjaanku…”

Beberapa menit kemudian, Lily kembali dengan rambut masih basah, wajah segar, dan baju ganti yang terlalu longgar untuk tubuh mungilnya. Saat ia tiba di ruang makan, matanya langsung membesar.

Di atas meja panjang sudah tersusun nasi hangat, sup sayuran, telur dadar lembut, ayam goreng, dan segelas jus jeruk yang terlihat segar.

Lily menatap semua itu dengan mata berbinar, tapi mulutnya terdiam. Perlahan ia menutup bibir dengan kedua tangan, lalu berbisik, “Jangan-jangan… ini hari ulang tahunku?”

“Bukan. Ini adalah hari penyambutanmu sebagai keluargaku.”

Ucapan itu membuat Lily terpaku. Seketika, semua semangat ributnya menghilang, berganti dengan wajah yang memerah dan mata berkaca-kaca.

Arzhel melanjutkan, “Dan mulai sekarang, berhenti memanggilku Bos Besar. Itu membuatku terlihat seperti gangster yang memperkerjakan anak kecil.”

Lily buru-buru menyeka matanya dengan lengan baju, lalu tersenyum nakal. “Kalau begitu… aku harus memanggilmu apa? Yang Mulia?”

Arzhel mendesah. “Panggil aku kakak.”

Lily tersentak, lalu menggigit bibir. Ragu-ragu ia bertanya, “Tapi… bagaimana kalau ayah?”

"Pffft!"

Arzhel hampir menyemburkan tehnya ke meja. “Umurku baru dua puluh lima tahun! Kau sepuluh tahun! Bagaimana mungkin aku dipanggil ayah?!”

Dengan wajah polos, Lily mencondongkan tubuh dan berbisik lirih, “Pacarmu hamil duluan waktu umurmu empat belas, kan?”

Arzhel menatap Lily datar, lalu menutup wajahnya dengan tangan. “Kalau begitu… panggil saja Yang Mulia.”

“Tidak mau!” Lily menepuk meja, lalu tersenyum ceria. “Aku akan memanggilmu kakak. Kakak Arzhel!”

Arzhel akhirnya pasrah, hanya bisa menghela napas sambil menyunggingkan senyum tipis. “Dasar bocah…”

Lily menepuk dadanya dengan bangga. “Mulai sekarang, aku akan jadi adik terbaik yang pernah ada! Tapi dengan syarat—aku tetap yang paling berkuasa di dapur.”

“Eh, itu syarat dari mana?” Arzhel melotot.

“Dari konstitusi adik rumah tangga!” sahut Lily cepat, sambil menyalakan lampu ruang makan dengan tepukan tangan seperti seorang pesulap.

Arzhel hanya bisa terkekeh dengan sikap lucu gadis kecil itu.

Suasana meja makan terasa jauh lebih hangat dari sebelumnya. Aroma sup dan ayam goreng memenuhi udara, bunyi sendok beradu dengan piring menjadi irama yang menenangkan.

Lily duduk dengan sikap ceria, sesekali menyuap nasi dengan cepat, lalu tiba-tiba mengajukan pertanyaan dengan wajah polosnya.

“Kak… aku baru sadar. Kau belum pernah cerita tentang keluargamu di kampung. Mereka seperti apa?”

Arzhel yang tengah mengunyah tiba-tiba terdiam. Sendok yang tergeletak di meja digenggam, matanya kosong sejenak. Lily langsung menangkap perubahan kecil itu.

“Kalau kau tidak mau membicarakannya,” kata Lily pelan, “tidak usah dipaksakan.”

Arzhel menoleh dengan ekspresi agak jengkel. “Kenapa terdengar seperti kau sedang berusaha menghiburku?”

Lily tersenyum kecil, meski matanya menatapnya dengan serius. “Itu memang tugasku sebagai adik. Kalau kakakku sedih, aku harus menghiburnya. Kalau tidak, aku adik macam apa?”

Arzhel mendesah panjang. “Aku bilang buruk, tapi itu bukan cerita sedih. Lagipula… kau sudah menceritakan masa lalumu padaku. Kenapa aku harus menutup-nutupinya?”

Lily mencondongkan tubuh, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu. “Jadi? Bagaimana keluargamu?”

Arzhel meneguk air putihnya sebelum membuka suara. “Aku anak ketiga dari empat bersaudara. Aku punya satu kakak laki-laki, satu kakak perempuan, dan satu adik perempuan. Kedua orang tuaku… semoga saja masih sehat. Aku belum menghubungi mereka lagi.”

“Lalu di mana letak buruknya?” tanya Lily, kepala mungilnya miring penuh penasaran.

“Buruknya adalah… di kedua kakakku itu.” Nada Arzhel merendah. “Kakak laki-lakiku tidak bisa diandalkan. Tahun lalu dia ditangkap karena mencuri. Semua tabunganku, yang kukumpulkan sedikit demi sedikit, habis hanya untuk membebaskannya. Aku… bahkan tak sudi memanggilnya kakak.”

Nada getir terdengar jelas, membuat Lily menunduk pelan.

“Seharusnya kakak tertua jadi panutan adiknya. Tapi dia? Hanya beban.” Arzhel menahan geram, sebelum akhirnya mendesah, mencoba menenangkan dirinya.

“Bagaimana dengan kakak perempuanmu?” Lily kembali bertanya, ragu-ragu.

Arzhel menatap piringnya, lalu mendengus kecil. “Sama saja. Terakhir aku dengar, dia punya bisnis kedai makanan. Tapi ternyata, modal itu bukan hasil kerja kerasnya… melainkan dari pria beristri yang jadi pacarnya. Aku tidak tahu harus merasa marah atau kasihan.”

Lily ternganga, lalu buru-buru menutup mulut dengan tangannya. “Jahat sekali… jadi kakakmu malah—”

“—jadi kebanggaan keluarga? Tidak.” Arzhel menyeringai pahit. “Mereka berdua sama-sama gagal jadi contoh. Jadi sekarang… hanya adikku yang jadi harapanku.”

“Adikmu?” Mata Lily kembali berbinar.

“Ya. Dia masih SMA. Semua biaya sekolah aku yang tanggung. Tapi aku tidak keberatan. Selama dia bertanggung jawab atas kesempatan yang kuberi, selama dia tidak mengikuti jejak kakak-kakaknya yang tidak berguna… aku akan terus mendukungnya.”

1
Jujun Adnin
kopi dulu
Depressed: "Siapa bilang Iblis itu tak punya hati? Temukan kisahnya dalam Iblis Penyerap Darah."
total 1 replies
Redmi 12c
lanjuuttt
y@y@
🌟👍🏻👍🏾👍🏻🌟
El Akhdan
lanjut thor
Caveine: oke bang👍
total 1 replies
REY ASMODEUS
kerennn 2 jempol untuk othor🤭🤭🤭
REY ASMODEUS
siap nona bos kecil
Redmi 12c
kreeeenn
Redmi 12c
anjaaaiii dewa semproolll🤣🤣🤣🤣🤣🤣
REY ASMODEUS
Thor up banyak ya, ini karya dengan tata bahasa simple tapi masuk akal....
REY ASMODEUS
dewa kuliner dewa gila rasa /Smirk//Smirk//Smirk/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!