Sinopsis:
Dulu, ia adalah seorang jenderal setia yang hidup dan mati di medan perang. Tak pernah terpikir olehnya, jiwanya akan terbangun dalam tubuh penguasa paling ditakuti — Kaisar Tiran, Ethan Lazarus Gilardio.
Kejam, tanpa belas kasihan, dan dibenci rakyatnya, sang Kaisar ditakdirkan untuk hancur. Namun kini, dengan hati seorang prajurit dan kebijaksanaan seorang panglima, ia harus menapaki jalan kekuasaan dan intrik sebagai pemimpin sebuah kekaisaran.
Namun tantangan terbesarnya bukanlah takhta itu sendiri, melainkan wanita yang duduk diam di sisinya — sang Permaisuri, istri yang lama diabaikan dan tak pernah dicintai.
Dihantui oleh dosa-dosa sang Kaisar dan digerakkan oleh kehormatannya sendiri, sang jenderal yang terlahir kembali bersumpah untuk melindunginya, merebut hatinya, dan menulis ulang takdir sang tiran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Paman Viin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.25
Tempat yang dipilih oleh Duke Kaiser adalah paviliun Ibu Suri Rosse namun bukan ruang rahasia mereka.
Disana telah berkumpul semua anggota Dewan Kiri termasuk Marquis Lotso dan Ibu Suri Rosse. Mereka sebenarnya terkejut karena ada Frederick, Kepala Pelayan Kaisar namun mereka tetap diam menunggu.
Duke Kaiser menatap Frederick lalu mengangguk. Frederick mengangguk lalu berdiri dan membungkukkan tubuhnya tanda penghormatan dan menunduk di depan Ibu Suri Rosse yang mengangguk.
"Tuan-Tuan sekalian, aku disini menggantikan Yang Mulia Kaisar memberitahu titahnya untuk Dewan Kiri." Ucap Frederick.
Anggota Dewan Kiri akhirnya mengerti mengapa Frederick ada disini.
"Yang Mulia Kaisar telah memberikan dua titah yang tidak bisa diganggu gugat. Pertama, karena keterlibatannya dengan insiden Keluarga Lunar, Yang Mulia Kaisar memutuskan bahwa Marquis Lotso Languis akan dicopot dari jabatan Ketua Dewan Kiri dan dicopot pula dari status bangsawan menjadi rakyat biasa." Ucap Frederick.
BRAKKKK
Marquis Lotso menggebrak meja mengamuk. Bagaimana hanya ia yang dihukum sementara Keluarga Lunar bekerja untuk seluruh Dewan Kiri.
"PELAYAN SIALAN!!! AKU TAK BERSALAH DAN SEKALIPUN AKU BERSALAH MAKA SEMUA DEWAN KIRI JUGA BERSALAH!!!!" Bentak Marquis Lotso.
"Apa kau akan menentang Kaisarmu, Tuan Marquis??" Tanya Frederick dengan nada dingin menusuk.
Suasana menegang. Ibu Suri Rosse telah menduga ini akan terjadi. Marquis Lotso telah menginjak ekor harimau.
Walaupun seorang pelayan, Frederick Jonathan tak bisa diremehkan begitu saja. Semua yang ada disini mampu ia habisi dengan tangan kosong.
Ia merupakan mantan komandan perang legendaris berjuluk Pejuang Tinju Dewa. Frederick adalah ahli pertarungan tangan kosong walaupun Ethan selalu bisa mengalahkannya.
Ia mengabdi pada Ethan dari ia kecil sampai sekarang. Ia tak bisa mendengar hal buruk atau penentang kata-kata Ethan.
Krekkkkk
Dengan cepat, Frederick telah mencengkram leher Marquis Lotso dengan satu tangan. Suasana riuh dan hampir tak kondusif jika Ibu Suri Rosse tak menghentikan Frederick.
"Cukup Freddie! Tenangkan emosimu.. Ingat perintah Yang Mulia Kaisar." Ucapan Ibu Suri Rosse bisa mendinginkan sedikit kepala Frederick.
Frederick melempar Marquis Lotso yang terbatuk dan memegang lehernya karena kencangnya cengkraman Frederick.
"Diam dan jangan berbicara lagi atau aku akan membunuhmu disini, Tuan Marquis!!" Ancam Frederick.
Frederick kembali ke tempat ia berdiri tadi dan menghela nafasnya lalu berkata kembali,
"Maaf. Dan yang kedua, Yang Mulia Kaisar menunjuk Tuan Duke Kaiser Benedict sebagai Ketua Dewan Kiri yang baru. Sekian perintah Yang Mulia Kaisar." Ucap Frederick.
"Kalau begitu, aku permisi Tuan-Tuan sekalian." Frederick membungkuk lalu keluar dan pergi dari sana.
Setelah kepergian Frederick, Ibu Suri Rosse berjongkok di hadapan Marquis Lotso.
"Kau begitu bodohnya memancing amarah binatang buas yang tertidur. Kalau aku tak menghentikannya, tenggorokanmu mungkin sudah hancur. Dasar bodoh!!! Sadarilah kesalahanmu, sialan!"
Ibu Suri Rosse bangkit lalu pergi diikuti semua orang. Sebelum keluar, Duke Kaiser memandang remeh dan tersenyum menyeringai pada Marquis Lotso yang masih terduduk.
Marquis Lotso masih tidak menyangka ia kehilangan semuanya dalam sekejap mata. Keputusannya menyelamatkan dirinya sendiri malah membawanya ke jurang neraka terdalam yang bahkan ia tak pernah sangka.
Kehormatan, jabatan, bahkan hartanya lenyap begitu saja tanpa ada yang tersisa. Ia dibuang bagaikan sampah yang sudah tak berguna.
Ia bersumpah serapah akan membuat Duke Kaiser dan seluruh Dewan Kiri merasakan apa yang ia rasakan. Ia perlahan bangkit dengan amarah yang menguasai dirinya.