menceritakan gadis cantik yang berwajah baby face dengan jilbab yang selalu warna pastel dan nude yang menjadi sekretaris untuk melanjutkan hidup dan membantu perekonomian panti tempat dia tinggal dulu. yang terpaksa menikah dengan CEO duda tempat dia berkerja untuk menutupi kelakuan sang ceo yang selalu bergonta ganti pasangan dan yang paling penting untuk menjadi mami dari anaknya CEO yang berusia 3 tahun yang selalu ingin punya mami
dan menurut yang CEO cuman sang seketerasi yang cocok menjadi ibu sambung untuk putri dan pasang yang bisa menutupi kelakuannya
dan bagaimana pernikahan Kontrak ini apakah akan berakhir bahagia atau berakhir sampai kontrak di tentukan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweetmatcha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Ketika mendapat telepon dari Agra yang mengatakan kalau ia sudah sampai di bawah, Nayla buru-buru turun dengan langkah cepat. Begitu pintu lift terbuka, matanya langsung menangkap sosok Agra yang duduk santai di sofa lobi dengan wajah datarnya.
“Maaf ya pak jadi menunggu?” tanya Nayla agak segan sambil menghampirinya.
Agra tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Nayla dari ujung kepala hingga kaki. Dalam hati ia bergumam, Sumpah… cantik banget dia. Pantesan semua orang di kantor ngomongin dia. Ternyata emang Nggak salah kalau banyak yang naksir dia rupanya dia cantik banget dan benar kata Dion kalau dia wajahnya masih kayak anak SMA baby face banget .
Sadar kalau terlalu lama terdiam, Agra buru-buru berdiri. “Ayo, kita berangkat,” ucapnya datar.
“Iya, Pak,” jawab Nayla sopan.
Begitu sampai di parkiran, Agra menunjuk mobilnya. “Malam ini saya nyetir sendiri. Kamu duduk di depan, di samping saya.”
“Baik, Pak,” sahut Nayla sambil masuk ke dalam mobil.
Dalam perjalanan, Nayla ragu-ragu membuka suara. “Pak, boleh kita berhenti sebentar di toko kue depan? Saya mau beli sesuatu. Rasanya nggak enak kalau bertamu ke rumah orang, apalagi rumah Bapak, tanpa bawa apa-apa.”
Agra melirik sekilas, lalu tersenyum penuh arti. “Bagus juga ide kamu. Lumayan buat menarik perhatian calon mertua." ucap Agra
Nayla tertegun. Dalam hatinya ia mendesah, Ya ampun, Pak Agra ini kegedean banget sih. untuk apa coba gue cari simpati orang tua dia? Toh ini pernikahan kontrak. Saya beli kue karena ya nggak pantas aja datang ke rumah orang tangan kosong.
Meski begitu, di luar ia tetap tersenyum. “Iya, Pak. Kan nggak sopan kalau bertamu tanpa bawa apa-apa.”
Setelah mobil berhenti di depan toko kue, Nayla turun dan memilih sekotak kue dengan rapi. Sementara itu, Agra yang menunggu di mobil kembali larut dalam pikirannya. Gue nggak salah pilih. Nayla bukan cuma cantik, tapi juga punya attitude yang bikin gue nggak bakal malu kalau dia ikut ke acara bisnis. serta menutupi scandal dia yang Suka ganti ganti wanita Dan yang paling penting dia cocok jadi ibu buat Nabila.
Beberapa menit kemudian, Nayla kembali dengan sekotak kue di tangannya. Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju kediaman orang tua Agra.
Dua puluh menit berlalu, mobil memasuki kawasan elit dengan rumah-rumah besar bak istana. Ketika mobil berhenti di depan mansion keluarga Dirgantara, Nayla nyaris melongo. Ya Allah… beneran kaya banget keluarga Pak Agra. Rumahnya aja kayak di drama Korea!
“Oh ya nantik di dalam jangan panggil pak” ucap agra
Nayla menoleh bingung. “Terus saya manggil apa dong, Pak?”
“Panggil sayang aja,” jawab Agra santai.
“Hah?!” Nayla hampir tercekik udara. Tapi melihat tatapan serius Agra, ia akhirnya pasrah. “Baik pak” ucapnya dengan canggung.
Mereka pun berjalan masuk. Dari dalam terdengar suara riang seorang anak kecil. Tak salah lagi, itu suara Nabila.
“Assalamualaikum,” sapa Nayla sambil tersenyum manis.
“laikumtalam!” seru Nabila girang. “Eh, te Ayaaa! tudah lama tak temu?” Anak itu langsung berlari memeluk Nayla.
“Iya, sayang… kamu tambah gemes aja, pipinya makin bulat,” ucap Nayla sambil mencubit gemas pipi Nabila.
Dean, adik bungsu Agra, yang kebetulan ada di ruang tamu hanya bisa terpaku. Pandangannya tak lepas dari wajah cantik Nayla. Menyadari itu, Agra langsung menyenggol lengannya.
“Liat apa lo?” tanya Agra ketus.
Dean mengangkat alis. “Liat cewek cantik, lah. Siapa dia, Bang? Kenalin dong.”
“Calon istri gue,” jawab Agra pendek.
Dean melongo. “Sumpah, Bang? Gue kira dia masih kuliahan. Muda banget!”
“Iya, calon istri gue. Calon kakak ipar lo,” tegas Agra, nadanya agak emosi.
Dean hanya mengangkat bahu, masih belum percaya. Jadi serius Lo bang kalau itu calon istri lu dia terlalu muda bang buat lu bahkan kalau untuk gue pun dia terlalu muda bang, dia terlalu muda untuk menjadi istri seorang Agra bang kasih ucap Dean lagi
Agra yang mendengar ucapan adiknya diam aja untuk mengalihkan ucapan adiknya
Agra bertanya, “Mama sama Papa mana?”
“Di kamar. Sebentar lagi turun,” jawab Dean.
“Bang Dimas adakan? Kan malam ini mau membahas tentang lamaran gue ucap Agra .”
“Ada, di atas. Ntar juga turun.”
Benar saja, beberapa menit kemudian, Mama dan Papa Agra muncul dari lantai atas. Nayla buru-buru berdiri, menghampiri, lalu menyalami mereka dengan penuh hormat sambil menyerahkan kotak kue.
“Ini, Tante… ada sedikit makanan,” ucap Nayla tersenyum.
“Eh, ngapain repot-repot, Nak?” sahut Mama Agra hangat.
“Ah, nggak repot kok, Tan,” jawab Nayla sopan.
Papa Agra tersenyum tipis. “Ya sudah, ayo kita ke meja makan.”
Suasana pun bergeser ke ruang makan. Di balik sikap hangatnya, Mama Agra memperhatikan Nayla dengan seksama. Dalam hatinya, ia berbisik, kamu terlihat manis dan cantik Nak. Tapi benarkah kamu cocok untuk Agra Sang apakah kamu sanggup menghadapi sikap Agra yang Casanova?
Dan saat semua sibuk mengambil tempat, dari arah tangga terdengar langkah kaki. Dimas, kakak tertua Agra, turun dengan raut wajah terkejut begitu melihat Nayla.
Dalam hati Dimas bergumam, Dia? Kok bisa? Karena dulu, ia sempat menaruh hati pada gadis manis yang kini duduk manis di meja makan mereka. Namun, Nayla sama sekali tidak menyadari hal itu.
Kenapa Dimas bisa mengenal Nayla dan menaruh hati padanya tunggu cerita lanjutannya
