NovelToon NovelToon
Ketegaran Hati Aisyah

Ketegaran Hati Aisyah

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Dijodohkan Orang Tua / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: jannah sakinah

"Sayang, kita hanya dua raga yang Allah takdirkan bersama melalui perjodohan. Kalau saja aku nggak menerima perjodohan dari almarhum Papamu, kau pasti sudah bersama wanita yang sangat kau cintai. Mama mertua pasti juga akan sangat senang mempunyai menantu yang sudah lama ia idam-idamkan. Tidak sepertiku, wanita miskin yang berasal dari pinggiran kota. Aku bahkan tak mampu menandingi kesempurnaan wanita pilihan kalian. Sayang, biarkan aku berada di sisimu sampai nanti rasa lelah menghampiriku. Sayang, aku tulus mencintaimu dan akan selalu mencintaimu, hingga hembusan nafas terakhirku."

Kata hati terdalam Aisyah. Matanya berkaca-kaca memperhatikan suami dan mertuanya yang saat ini tengah bersama seorang wanita cantik yang tak lain adalah Ariella, Cinta pertama suaminya. Akankah Aisyah mampu bertahan dengan cintanya yang tulus, atau justru menyerah pada takdir?

Cerita ini 100% murni fiksi. Jika tidak sesuai selera, silakan di-skip dengan bijak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perusahaan Alexander

Saat ini Ana dan Ariella masuk ke dalam lift khusus CEO. Aisyah berjalan ke arah lift namun kedua wanita yang berada di dalam sana pura-pura tak melihat. Tanpa mengatakan apa pun Ana menekan tombol tutup pintu lalu menekan tombol lantai tertinggi di gedung pencakar langit itu.

Melihat pintu lift tertutup, Aisyah langsung membesarkan pupil matanya dengan satu tangan yang meraih ke depan berharap pintu lift kembali di buka.

Sangat di sayangkan Ana dan Ariella melihat satu sama lain sembari berbicara. Keduanya sengaja meninggalkan Aisyah di lobi.

"Mama..." ucap Aisyah hampir tak terdengar. Bibirnya sedikit bergetar dengan alis yang mengerut sedih. Jika saja ia berkedip, pastilah air matanya langsung jatuh ke pipinya.

Kejadian yang dialami Aisyah tak luput dari pandangan para karyawan yang berada di lobi. Mereka dengan kejamnya berpura-pura tak melihat apa yang terjadi. Bahkan mereka semua tak berniat menghampiri Aisyah. Jangankan menghampiri, peduli saja mereka tidak!

"Sudah biarkan saja wanita murahan itu! Nyonya Ana saja mengabaikannya, terus ngapain kita peduli!" ucap seorang resepsionis kepada teman disampingnya sembari melayangkan tatapan sinisnya pada Aisyah.

Aisyah yang tahu jika ia tak bisa mengandalkan siapa pun selain Allah dan dirinya, memilih mandiri. Ia melangkahkan kakinya ke lift yang berada di samping lift CEO.

Ketika Aisyah sampai di depan lift yang ditujunya, tiba-tiba saja seorang wanita menghampirinya.

Wanita itu mengenakan pakaian kantor yang sedikit memperlihatkan lekuk tubuhnya. Tangannya putih kecil dengan kuku panjang yang dihiasi naik art.

Make-upnya tebal dan tampak berani. Alisnya terbentuk dengan baik disertasi bulu mata lentik yang tebal. Bibirnya merah dengan mata yang menggunakan lensa kontak.

Wanita cantik dengan wajah angkuh itu menatap Aisyah sembari tersenyum palsu. Tubuhnya bertopang pada tangannya yang memegang dinding di samping lift.

"Maaf Nona, lift di sini sedang dalam perbaikan... para staf dan pengunjung belum bisa menggunakan lift, selain CEO dan Asistennya," ucap Wanita itu membuat para karyawan lain yang mengenalnya tersenyum kearahnya.

"Benarkah? Apakah ada jalan lain untuk ke atas?" tanya Aisyah menatap wanita didepannya dengan lembut tanpa berpikir negatif sedikit pun.

Hm... membuatnya sedikit bergerak, sepertinya menyenangkan.

Wanita itu masih menatap Aisyah dengan senyum manis palsunya. Wajah angkuhnya mengeluarkan aura kelicikan. Aisyah dapat melihat hal itu namun tetap saja ia memilih berpikir positif.

"Anda bisa pergi melalui tangga Nona, posisi tangga terletak di balik tembok itu," ucap wanita itu memberitahu Aisyah sembari menunjuk keberadaan tangga.

Aisyah menolehkan wajahnya mengikuti arah pandang wanita di depannya itu, lalu kembali melihat wanita yang memberitahunya itu.

"Baik Mbak, terimakasih atas kebaikannya. Saya pergi dulu ya," ucap Aisyah tersenyum ramah.

"Sama-sama Nona, berhati-hatilah," ucap Wanita itu masih tersenyum sembari melambaikan tangannya.

Aisyah hanya tersenyum sesaat lalu melangkahkan kakinya menuju tangga.

"Vivi, kau nakal sekali!"

Seorang wanita menghampiri wanita jahat itu sembari tersenyum smirk. Wanita yang bernama Vivi mengangkat dagunya memperlihatkan keangkuhannya dengan kedua tangan yang dilipat di dadanya.

"Vivi gitu loh," ucap Wanita itu dengan senyum bangganya.

"Vivi, Sera, apa yang kalian lakukan?" ucap Aryo, senior yang menghandle para staf yang bekerja di lobi. "Kembali bekerja!" ucap Pria paru baya itu dengan tegas dan galak.

"Baik Pak," ucap kedua wanita itu secara bersamaan.

Keduanya yang tak ingin dimarahin habis-habisan, dengan cepat kembali ke ruang kerjanya.

"Ini ya tangganya?" gumam Aisyah yang kini sudah berada di depan tangga yang berlapiskan karpet merah.

Wanita bercadar itu mengedarkan matanya menyapu semua yang berada di sekitarnya. Dari sorot matanya, ia tampak bingung dengan kaki yang mulai menaiki anak tangga dengan ragu-ragu.

Gedung setinggi ini... aku harus menaiki anak tangga satu persatu sampai lantai teratas? Ya Allah... apa wanita itu becanda? Semangat Aisyah, in syaa Allah lelahmu karena berbakti kepada Allah dan suamimu berbuah pahala.

Di lantai teratas di perusahaan itu, terlihat Ana dan Ariella baru saja keluar dari dalam lift. Keduanya berjalan bersama melewati koridor perusahaan menuju ruang CEO.

"Sayang, sudah lama ya kamu nggak kesini,"

Ana tersenyum tipis sembari melirik Ariella tanpa menghentikan langkah kakinya.

Ariella menolehkan wajahnya memandang wajah Ana yang berada di sampingnya. Ia mengembangkan bibir ranumnya membalas senyuman Ana.

"Iya Tante, hampir setahun," ucap Ariella yang ditanggapi Ana dengan anggukkan kecilnya. Wanita paru baya itu tak memudarkan senyum di wajahnya.

tak sampai satu menit, keduanya pun tiba di depan ruang CEO. Sekretaris Adam yang berada di luar ruangan menyapa mereka dengan ramah.

"Selamat pagi menjelang siang, Nyonya, Nona," sapa Lia Sekretaris yang terkenal pintar dan cantik di perusahaan itu.

"Iya Lia, Adam ada di dalam?" tanya Ana membalas senyum ramah Lia.

"Ada Nyonya, anda bisa masuk ke dalam. Tuan Adam sedang bersama Tuan Rayyan di dalam," ucap Lia mengulurkan tangannya, mempersilahkan Ana dan Ariella dengan sopan dan penuh hormat.

Ana hanya tersenyum sembari mengangguk kecil pada Lia. Ia menarik tangan Ariella agar mendekat ke pintu masuk yang bertuliskan ruangan CEO.

Tanpa mengetuk, Ana langsung membuka pintu. Kedua pria yang berada di dalam, langsung menolehkan wajahnya melihat siapa yang masuk.

Posisinya saat ini, Adam sedang menandatangani berkas, dengan Rayyan yang berdiri di hadapannya.

"Mama," sapa Adam langsung tersenyum melihat mamanya sudah datang.

"Sayang," ucap Ana memasukkan seluruh tubuhnya ke ruangan Adam dengan Ariella yang menyusulnya dari belakang.

"Hai," sapa Ariella setelah berada di dalam ruangan.

Wanita itu memperlihatkan wajah polos mempesonanya. Senyumnya sangat anggun dan manis. Wajah Adam semakin berseri-seri melihat wanita pujaan hatinya masuk.

"Hai, masuklah," ucap Adam tersenyum tipis sembari membalas tatapan Ariella.

Ariella menanggapi perkataan Adam dengan anggukkan kecilnya. Wanita itu pun mengikuti Ana yang menuju ke sopa yang berada di ruangan itu.

Adam meletakkan bolpoinnya di atas meja lalu bangkit dari kursinya. Pria itu membenarkan jasnya yang sedikit berantakan.

Dia menghampiri kedua wanita yang dicintainya dengan sikap yang sangat berwibawa. Senyum tipis tak menghilang dari rahang tegas mempesonanya.

"Apakah berkasnya di bawa, Ma?" tanya Adam membuka pembicaraan.

Pria itu menurunkan tubuhnya perlahan, hendak duduk di sopa tunggal. Ana yang melihat itu langsung menghentikan pergerakannya.

"Sayang, duduk di sini saja," ucap Ana menepuk sopa kosong yang berada di samping Ariella.

Wanita paru baya itu mengalah pada Adam dan pindah ke sopa tunggal. Ana ingin, Adam dan Ariella memulai kembali ikatan cintanya dengan membuat keduanya selalu bersama.

Adam sebenarnya merasa senang namun sedikit malu pada Ariella. Rasa cinta pria itu kepada cinta pertamanya, membuat jantungnya berdebar, begitu juga dengan Ariella.

"Rayyan, ambil berkas ini." Perintah Ana sembari menyodorkan berkas yang diinginkan Adam kepada Rayyan.

"Baik Nyonya," ucap Rayyan mengangguk patuh lalu mendekati Ana. Pria itu mengambil berkas dari tangan Ana tanpa ekspresi.

Adam dan Ariella memperhatikan interaksi Ana dan Rayyan sesaat, lalu saling memandang satu sama lain. Keduanya memancarkan tatapan penuh cinta dengan gurat senyum yang menghiasi wajahnya.

"Ckrik." Suara tangkapan gambar mengejutkan keduanya sehingga reflek menoleh ke asal suara.

Ternyata Ana yang mengambil gambar mereka secara diam-diam, namun sayangnya wanita paru baya itu lupa menonaktifkan suara kamera di handphonenya. Hal hasil ia hanya tersenyum malu pada Adam dan Ariella.

1
partini
wasiat sih wasiat tapi mereka ga welcome, lagian kamu bukan siapa " mereka terkesan kamu maksain
Jannah Sakinah: Terima kasih sudah singgah kak🌸💓
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!