"Alvaro, kalau kau masih menganggap dirimu anak ayah, maka turuti perintah ini. Ayah tak perduli bagaimana caranya-kau harus menikahi wanita itu. harga diri keluarga ini lebih penting dari egomu!"
---
" Bisakah kau bertahan, demi aku demi kita atau demi anak itu."
" Itu bukan pilihan karena dari awal memang akulah yang salah, aku lah penjahatnya, orang-orang tetap akan tau bahwa akulah pelakornya"
"Jangan tanya kenapa aku tinggal. Tanyakan kenapa hatiku tidak bisa pergi."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lulu yuningtias, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25
Di sebuah villa mewah didaerah pariwisata terkenal di negeri ini, pesta pernikahan yang hanya di hadiri keluarga besar saja. Walaupun hanya keluarga, namun jumlah tamu cukup banyak juga.
Dari pihak keluarga Alvaro bahkan sudah sekitar 50 orang sendiri. Ini hanya keluarga besar, namun ada juga beberapa orang teman dari keluarga yang datang. Yang di undang anggota keluarga karena mereka dekat.
Pancaran kebahagiaan Nayla tidak bisa di tutupi, saat melihat Raka dibagian mempelai wanita, ada juga beberapa keluarga yang di udang ibunya. Raka terlihat sangat tampan dengan setelah jas yang dipilihkan ibu. Walaupun Nayla merasa ada yang kosong karena ketidakhadiran ibunya. Tapi ia merasa cukup bahagia.
Hawa udara yang sejuk, pepohonan yang menghijau, kursi-kursi berwarna putih, bunga-bunga dengan kuntum besar tertancap di tiang-tiang, ada kain panjang yang menjuntai di antaran bunga-bunga itu. Menjadi semacam kanopi sederhana, karena atap pesta seutuhnya adalah langit yang maha luas milik sang pencipta.
Pernikahan yang sangat sederhana untuk ukuran keluarga besar Dimitri, namun bagi Nayla ini pernikahan mewah yang bahkan membuat hatinya berdebar. Walaupun dia tau arti pernikahan ini apa.
Tidak ada cinta hanya ada pembebasan dari hutang, dan kehidupan yang terjamin untuk ibu dan adiknya.
Dalam balutan gaun pernikahan putih Nayla menampakkan kecantikan alami. Senyumnya merekah, hiasan bunga diatas telinganya dan kelip kalung berlian yang ada dilehernya semakin menambah pesonanya.
Semua berjalan dengan lancar
Prosesi akan nikah dan janji pernikahan berjalan khidmat. Walaupun tidak ada kesan bagi kedua mempelai, namun terlihat mereka yang datang menikmati acara demi acara dengan bahagia. Saat pengantin pria mencium pengantin wanita tepuk tangan meriah memenuhi udara.
Ibu Alvaro bahkan meneteskan air mata saat Nayla dan Alvaro berlutut dan mengucapkan terimakasih padanya. Beberapa kali hati Nayla berdenyut sakit ketika mendapatkan doa tulus dari nyonya rika.
Setelah itu kedua mempelai mendapatkan ucapan doa dari para tamu. Seperti itulah, semua berjalan dengan lancar. Sampai dimana Dina datang dan langsung mendatangi kedua mempelai.
---
Dua hari setelah berita perselingkuhan Alvaro viral, Dina tidak pernah benar-benar keluar dari apartemen nya dan dia juga tidak menghiraukan semua yang menghubunginya termaksud Alvaro. Ia ingin menunjukan, bahwa dia sangat terluka dengan semua ini. Padahal kenyataan sebenarnya Ia bersenang-senang dengan selingkuhannya di apartemen.
Kedatangan Dina membuat suasana pesta yang tadi nampak ramai, mendadak hening seketika. Kau hanya akan mendengar beberapa suara anak kecil yang sedang bermain.
Dina melangkah maju dan berdiri tepat dihadapan Nayla dan Alvaro.
"Selamat, ya.". Suara itu jelas, nyaring, dan syarat akan kepedihan yang terselubung sinis.
"Selamat, atas pernikahan ke-dua mu suamiku". Ucap Dina dengan senyum yang tidak sepenuhnya tulus. Tetapi cukup untuk menohok hati siapa pun yang mendengar nya.
Sejenak ruangan hening. Bisik-bisik langsung pecah, seperti riak ombak yang menghantam karang. Mata para tamu beralih dari Dina ke Nayla, lalu kembali lagi. Ada yang menutup mulut, ada yang menggeleng, dan tak sedikit pula orang yang mengabadikan melalui ponselnya. Tapi banyak juga yang diam tak perduli, atau memang mereka sudah mengetahuinya.
Nayla yang berdiri di samping Alvaro langsung terpaku. Pandangannya langsung melihat ke arah Raka dan beberapa kerabatnya. Ia tau bahwa sebagian mungkin sudah mengetahui, tentang dia yang menjadi orang ke-dua. Ia sudah siap dengan segala konsekuensi nya, tapi kenapa?. Begitu melihat tatapan orang-orang dia tidak yakin bahwa dia sekuat itu.
Kata-kata Dina bagai pisau yang menusuk ulu hatinya. Ia ingin membela diri, ingin mengatakan bahwa semua ini bukan sepenuhnya keinginannya, bahwa ada jalan panjang penuh luka yang membuat ia akhirnya sampai di titik ini. Tapi mulutnya terkunci.
Dina melangkah mendekat. Tatapannya menusuk langsung ke arah Nayla."Aku harap kau bisa memberikan apa yang tidak bisa ku berikan untuk Alvaro, Nayla". Kata Dina mencoba mengeraskan suaranya.
"Kamu pasti bahagia sekarang, kan? Menjadi istri yang sah. Tapi ingat, Nayla, kamu bukan yang pertama. Kamu hanya yang kedua. Dan yang kau lakukan ini bukan untuk ke bahagian. tapi kau mencoba menghancurkan hidupnya, Nayla" dan ia melanjutkan dengan suara yang lebih lirih yang hanya dapat didengar oleh mereka berdua, nayla-dina.
Kalimat itu membuat dada Nayla sesak. Sekilas ia menoleh ke arah Alvaro, berharap pria itu akan berkata sesuatu, membelanya, atau paling tidak menenangkan suasana. Namun Alvaro hanya diam, rahangnya mengeras, matanya dingin menatap ke depan.
Di sisi Nayla, Alvaro tetap diam. Tangannya sesekali menggenggam tangan Nayla, tapi bukan dengan kelembutan, melainkan lebih seperti penegasan: Berdirilah tegak. Hadapi semua ini.
Nayla, kamu harus kuat, batinnya berteriak. Kalau kamu jatuh sekarang, semua orang akan menganggap mu benar-benar wanita murahan yang merebut kebahagiaan orang lain.
biar enak aja kak bacanya.... mnulis itu selain mmbtuhkn kreatifitas tinggi tp tata bahasa jg hrs dprhtikn, shgga mnjadi bacaan yg enak d baca..
Aku udah mampir. Jangan lupa mampir juga