Takdir Rahim Pengganti

"Peri," kataku padanya sambil menganggukkan kepalanya.

“Ya, peri. Ayah, dia seperti peri. Cantik sekali.” Dia masih terlalu kecil dan selalu membuat kesalahan dalam perkataannya.

“Itu bayi peri,” aku mengoreksinya dan dia tersenyum.

“Ya, peri. Dia seperti peri. Matanya berwarna abu-abu dan rambutnya panjang berwarna cokelat muda. Tidak seperti aku dan ayahmu.” Apa? Bagaimana? Detak jantungku meningkat. Bagaimana dia tahu? Dia belum pernah melihatnya dan bahkan tidak tahu seperti apa rupanya.

“BAGAIMANA? NOEL. KAPAN KAMU MELIHATNYA?” Suara marah nenek bergema di ruang makan dan Noel segera membenamkan wajahnya ke tubuhku. Dia duduk di pangkuanku tetapi dia takut padanya. Amarah menguasaiku saat aku melihat perilaku nenek. Beraninya dia menakuti anakku tanpa alasan?

“Bu, jangan teriak-teriak. Dia masih anak kecil,” kata Ayah dengan wajah marah. Nenek menunduk dan menarik napas dalam-dalam.

“Noel sayang, beritahu nenek di mana kau melihatnya?” Mengapa nenek begitu gelisah setelah apa yang dikatakan Noel? Selama beberapa tahun terakhir pikiranku dipenuhi dengan keraguan tentang nenek dan aku memaksakan diri untuk melupakan semua keraguan itu.

“Tidak bisa. Aku hanya bisa bilang ke ayah dan kakek,” kata Noel sambil melompat turun dari pangkuanku dan berlari ke arah ayahku. Kemudian, ia naik ke pangkuannya dan tersenyum lebar. Kulihat mata ayahku melembut saat melihat senyum cucunya.

“Dia tidak seperti nenek buyut. Ibu cantik dan nenek buyut jelek.” Begitu dia mengatakan itu, aku menatap nenek dan melihat kebencian di matanya. Dia mengerutkan kening pada Noel. Ini bukan sesuatu yang bisa aku abaikan. Sudah tiga tahun berlalu. Aku menghela napas dan memberikan piring makanan Noel kepada ayah saat dia mulai menyuapinya. Setelah sarapan, aku bangkit untuk pergi.

"Ayah," kudengar suara anakku, jadi kutundukkan kepala untuk melihatnya dan kulihat dia sudah menatapku sambil mengangkat tangannya. Aku tahu dia ingin aku menggendongnya. Aku tersenyum dan menggendongnya sambil mencium pipiku.

“Ayah, antar ibu pulang ya?” Tindakanku terhenti saat mendengar ucapannya. Antar ibu pulang? Bagaimana? Aku bahkan tidak tahu di mana dia sekarang.

“Noel. Bagaimana kamu melihat Ibu?” tanyaku karena aku masih belum bisa mengerti bagaimana dia tahu seperti apa rupa Ibu.

“Dalam mimpiku. Dia adalah peri yang sangat cantik, ayah. Dia mengenakan gaun putih panjang dengan bunga-bunga. Dia bahkan memanggilku nak. Dia berkata dia akan datang untuk membawaku bersamanya tetapi ayah kau akan ikut dengan kami kan?” Apa? Bagaimana? Membawanya bersamanya? Tiba-tiba hatiku diliputi rasa takut kehilangan anakku. Bagaimana jika dia kembali dan mencoba mengambil anakku? Tidak, itu tidak akan pernah terjadi. Wanita seperti itu tidak pantas menjadi ibu anakku.

“Baiklah sayang. Aku akan lihat. Jadilah anak baik dan tidurlah lebih awal malam ini karena ayah akan pulang terlambat malam ini, oke?” Aku harus menghadiri beberapa pertemuan bisnis dengan klien jadi aku akan pulang terlambat malam ini. Urghh

"Baiklah, Ayah." Lihat, dia marah lagi. Setiap kali aku pulang terlambat, dia marah.

“Aku akan membawakan coklat untuk anakku.” Aku mencium keningnya dan dia mulai terkikik. Aku tidak tahu mengapa dia suka makan coklat. Meskipun aku tidak suka makan. Mungkin ibunya….. Urghhh

Dengan itu aku menurunkannya

"Aku mencintaimu, Ayah," teriak Noel saat aku menutup telingaku. Urghh, anak ini. Setelah itu, aku pergi ke kantor. Saat aku memasuki kantorku, aku melihat Chris yang sedang duduk di sofa.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku saat dia menatapku dan berdiri.

“Ryan. Ada sesuatu yang kutemukan tentang adik perempuan anak laki-laki itu.” Hatiku menegang saat mengingat Noah.

"Bicaralah," kataku sambil berjalan menuju kursiku.

“Dia adalah seorang mahasiswa Universitas Xvin, tetapi saya tidak dapat menemukan informasi apa pun karena seseorang telah menghapus setiap detail dari basis datanya.” Apa? Untuk apa? Dan siapa yang ingin menyembunyikan identitasnya?

"Dan bagaimana dengan orang-orang yang mengancam dokter?" Sudah tiga tahun berlalu dan aku tidak dapat menemukan mereka. Sial... Aku tahu seseorang melakukan ini, tetapi mengapa? Aku selalu mencoba mencari tahu, tetapi aku tidak tahu mengapa mereka melakukannya kepada anak laki-laki ini dan saudara perempuannya. Mereka tidak bersalah.

"Tidak. Tapi kurasa mereka juga mengancam adiknya. Seorang lelaki tua mengatakan dia melihat dua pria bertopeng meninggalkan rumah Noah pada hari pemakamannya dan dia mengatakan dia yakin adiknya ada di rumah itu malam itu." Apakah itu sebabnya dia pergi? Aku bahkan tidak bisa menemukannya.

"Baiklah, teruskan penyelidikan. Aku ingin menemukannya," kataku saat Chris mengangguk dan meninggalkan kantor. Aku masih penasaran. Noah punya sesuatu untukku bersama saudara perempuannya, tapi apa itu?

…………….

Aku melihat jam dan sudah pukul setengah enam malam. Aku harus bertemu klien pukul tujuh malam jadi tanpa meminta asistenku untuk ikut, aku pergi sendiri. Saat memasuki hotel, aku melihat Lidia. Urghh. Aku benci dia.

"Hai Ryan" Dia menghampiriku dengan senyum lebar yang cerah, tetapi aku hanya merasa jijik. Aku tidak ingin berbicara dengannya, jadi aku pergi begitu saja tanpa melihatnya.

"Ryan. Aku bicara padamu." Aku mendengar suaranya lagi, tetapi aku tidak menatapnya. Dasar jalang menjijikkan.

"Ryan, percayalah aku akan membuatmu menikah denganku" Ha... Menikahinya? Aku ingin tertawa. Aku ingin mengatakan sesuatu padanya tetapi aku tidak ingin berbicara dengan seorang pelacur.

Saat saya datang untuk menemui klien saya, saya membicarakan segala hal tentang proyek baru tersebut. Kemudian saya melihat jam dan sudah pukul 10 malam. Jadi saya memutuskan untuk menelepon ayah dan bertanya apakah Noel sudah tidur.

“Halo Ayah, apakah Noel sedang tidur?” tanyaku saat ia menjawab telepon.

“Ya. Sudah tidur,” katanya sambil terkekeh dan aku pun ikut tersenyum.

“Aku akan pulang sebentar lagi,” kataku dan menutup telepon. Kemudian aku berbalik untuk pergi tetapi aku melihat sosok yang kukenal tetapi tidak bisa kulihat dengan jelas jadi aku pergi ke arah itu tetapi tidak ada seorang pun di sana. Mungkin ilusi. Aku mendesah. Kemudian seorang pelayan datang dan memberiku segelas anggur. Aku dengan senang hati menerimanya karena aku lelah. Saat aku meminumnya aku merasa pusing. Apa-apaan ini? Tenggorokanku menjadi kering dan tubuhku menjadi panas. Sial… Aku tahu aku diberikan obat perangsang. Aku segera pergi ke kamar yang dimiliki keluarga Winston di hotel ini dan membuka pintunya. Sial Sialan……… Aku mengumpat. Aku pergi ke kamar mandi dan mandi air dingin tetapi itu tidak menghapus apa pun. Sial. Aku tidak bisa menahan diri. Aku menginginkan seorang wanita…

Tiba-tiba pikiranku dipenuhi oleh wanita yang kumiliki tiga tahun lalu. Sial... Aku masih belum bisa melupakannya. Persetan.. tubuhnya. Begitu mengingatnya tubuhku jadi semakin panas. Sial. Dia adalah wanita pertama yang kumiliki dan setelahnya, aku tidak memiliki wanita lain karena aku hanya merasa jijik. Apa yang dia gunakan untuk menyihirku. Aku tidak bisa menahannya…. Tiba-tiba aku teringat Lidia dan apa yang dikatakannya. Urghh.. Aku akan membuatnya membayar untuk ini. Dia seharusnya menjadi orang yang meminta pelayan itu untuk memberikan anggur kepadaku. Aku tidak bisa urghhh. Sial, aku menginginkan seorang wanita. Dengan itu, aku mengambil ponselku dan menelepon Chris.

“Yoo, Ryan,” kudengar dia.

“Kirimkan aku seorang wanita. Aku diberi obat perangsang,” kataku sambil menghela napas berat. Sial. Aku tidak bisa.

"Apa?" sebelum dia bisa mengajukan pertanyaannya, aku menutup telepon. Pandanganku perlahan menjadi gelap. Sial... Aku ingin melepaskan hasratku. Aku bangkit dari tempat tidur saat aku berjalan menuju pintu. Aku mendengar seorang wanita terengah-engah. Sial... Cepat sekali. Chris sudah mengirim seorang wanita. Dengan itu, aku membuka pintu dan menyeret wanita itu ke dalam kamarku. Pandanganku kabur tetapi mengapa wanita ini terlihat seperti dia? Dia terlihat seperti wanita yang selalu kuinginkan. Aku menekannya ke dinding dan menciumnya. Sial... rasanya sama. Aku kehilangan kewarasanku saat mendengar erangannya. Aku merobek pakaiannya dan saat aku menyentuhnya aku merasa dia terlalu panas sepertiku. Sial dia juga diberikan obat. Apakah Chris membius wanita ini? Apakah aku harus peduli? Tidak... Tanpa peduli aku mengangkatnya dan membawanya ke tempat tidur. Saat aku berjalan dia mencium leherku. Sial... Dia seorang rubah betina.