NovelToon NovelToon
Gadis Kesayangan CEO

Gadis Kesayangan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: jeonfe

Dean Willis Granger cucu dari pemilik Rumah Sakit ternama Gr.Hospital. Menjadi cucu laki - laki satu - satunya dan belum menikah, membuat pria itu menerima beban tuntutan dan harus menerima akan perjodohan yang telah di atur sang kakek.

"ck ini sudah zaman modern tidak perlu perjodohan atau semacamnya" tolaknya dengan santai seraya memakai jas nya.

"Tidak, besok acara makan malam. Tidak ada penolakan Dean" ketusnya yang berlalu meninggalkan cucunya yang mematung.

***

Pertemuan dengan keluarga Ashton nyatanya merubah sudut pandang Dean. Gadis Nakal yang dia temui tempo lalu di sebuah bar nyatanya adalah calon adik iparnya. Sifatnya bertolak belakang dari saat pertama kali bertemu.

"Naomi, masih ingat denganku?" Kedua alisnya terangkat dan memberikan seringainya.

"S-siapa? Mau apa memgikutiku hah? Kau ini calon suami kak Grace!" memberikan ultmatum.

"Aku tidak berselera tidur dengan pria yang usianya lebih tua dariku" ejek Dean menirukan kalimat yang pernah diucapkan Naomi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeonfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tinggal Bersamanya

Dean menutupi tubuh Naomi yang sudah basah kuyup dengan jasnya yang sempat dia lepas dan di simpan di jok belakang mobil. Dia belum mengetahui jelas alasan akan kondisi Naomi sekarang. Dia masih bingung karena sedari tadi sepanjang perjalanan yang tak tentu arah ini Naomi hanya menangis dan terdiam.

Dean memberhentikan laju mobilnya. Menepikan ke area yang cukup sepi dan hening. Bahkan hujan deras sudah usai tak lagi membersamai.

"Naomi .. ini sudah malam. Aku akan mengantarkanmu kembali ke rumah" ucap Dean memilih jalan keluar.

"Aku tidak mau pulang" ucapnya yang terdengar serak. Akhirnya dia bisa mendengar suara Naomi setelah pertanyaan yang dia layangkan tak mendapat jawaban apapun.

Pria itu mengetuk - ngetuk stir mobilnya dan memijit keningnya. Dia sulit memahami Naomi sekarang. "Apa aku mengantarkan ke rumah temanmu?" Usulnya lagi mencari celah. Waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Sudah lebih dari satu jam mereka berputar - putar tanpa arah tujuan.

"Dia sedang tidak ada di apartementnya" gumamnya menjawab tanpa melihat ke arah si pembicara. "Hufft" Dean menghela nafasnya. Sepertinya dia memang harus mengambil keputusan sendiri, dia membawa gadis itu ke apartementnya. Tubuhnya yang masih basah akan berbahaya jika tidak segera berganti pakaian.

Naomi mengikuti langkah Dean dari belakang seraya memegangi jas Dean yang menempel di tubuhnya. Dia tidak melayangkan protes apapun ketika dia membawa Naomi ke apartementnya.

"Duduklah dulu" ucapnya pada Naomi. Mengarahkannya duduk di sofa miliknya. Gadis itu menurut saja, dia menekuk kedua kakinya ke atas sofa dan meringkuk. Sorot matany berkaca - kaca kembali mengingat pertengkaran yang terjadi di rumahnya. Menerima sebuah fakta yang harus dia terima.

Pria itu membawa baju piyama miliknya. Piyama lengan pendek beserta celana pendek selutut baginya. "Gantilah pakaian ini dulu Naomi. Kamu bisa sakit" tuturnya memberikan pakaian kering itu, tapi gadis itu nyatanya tidak kunjung menerima uluran tangan yang diberikan.

"Tidak mau" jawabnya sedikit ketus.

"Naomii" kini suaranya semakin rendah dengan penegasan yang terdengar cukup tajam.

"Aku tidak mau, biarkan saja aku sakit" ucap Naomi masih juga bebal tak mau menuruti apa yang dikatakan Dean. Pria itu mulai lelah dengan sikap Naomi, dia menggendong Naomi dan membawanya ke kamar mandi yang berada di kamarnya.

"Ih .. lepaskan!" Pintanya memberontak. Meminta diturunkan.

Dean mendudukan Naomi di wastafel kamar mandi. Dia mengunci pergerakan Naomi yang menatapnya dengan kesal.

"Aku akan bertanya, kamu akan menggantinya sendiri atau aku yang menggantinya?" Ucap Dean memberikan ancamannya.

"Lakukan saja jika berani!" ucap Naomi menantang. Pria itu menyeringai setelah mendapat tantangan dari gadis di depannya. "Kamu tidak boleh menyesalinya gadis nakal" ucap Dean menyentil kening Naomi pelan.

Pria itu membuka jas yang dia pakaikan pada Naomi. Berlanjut pada jaket yang Naomi kenakan. Saat setengah resleting dia turunkan, dia dibuat gugup akan pakaian yang Naomi kenakan. Dia memakai Kemban atau baju top berwarna putih yang merupakan jenis pakaian atasan wanita yang tidak memiliki bagian bahu dan lengan baju.

Dean berusaha menyembunyikan kegugupannya dan melanjutkan membuka jaket yang dikenakan Naomi. Pakaian yang sudah basah dan menjiplak, serta kemben yang mulai melorot dan menampakkan bagian tengah yang menyembul. Membawa hawa panas pada dirinya yang sebagai seorang pria.

"Apa kamu tidak takut aku akan macam - macam padamu dengan kondisimu sekarang?" Tanyanya menatap Naomi yang terdiam dengan bibirnya yang mengerucut.

"Aku tidak peduli" jawabnya dengan pandangan yang kosong menatapnya. "Astaga.. huftt" Dean mencoba mengendalikan dirinya dan sedikit menjauh dari Naomi.

"Cepat gantilah sendiri Naomi ! Sebelum kamu menyesal. Aku tunggu di depan pintu. Jangan lama - lama" ucap Dean memberikan ruang bagi Naomi untuk sendiri.

"Aku bilang aku tidak mau. Lebih baik aku sakit saja sekalian karena ini juga sudah sakit untukku" gumamnya yang masih terdengar oleh Dean walaupun samar.

Dean mengenyampingkan fikiran negatifnya sebagai pria normal yang bisa saja berubah menjadi binatang. Dia mengambil piyama yang dia berikan dan mulai membuka kancing piyama demi memudahkannya nanti.

Pria itu mendekat ke arah Naomi dan memalingkan wajahnya. Dia mengangkat kemben tersebut dan berniat melepaskannya.

"Aaaa... kau benar - benar melakukannya!" Paniknya yang lalu langsung memeluk Dean demi menutupi tubuhnya yang setengah telanjan*.

"Aku sudah mengatakannya sejak awal gadis nakal" tutur Dean yang pasrah menerima pelukan itu. Bagian dada gadis itu meyentuh bagian tubuhnya. Membuatnya sesuatu pada dirinya semakin sesak dan sulit dikendalikan.

"A-aku akan menggantinya sendiri" ucap Naomi final.

***

Tidak lama, Naomi keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang tadi diberikan oleh Dean. Piyama selutut miliknya kini menjadi piyama panjang hampir semata kaki jika dikenakan Naomi. Begitu juga atasan lengan pendeknya yang menyentuh bagian sikut Naomi. Tampilannya cukup membuatnya mengulum senyum.

"Kemarilah duduk!" Pinta Dean pada Naomi. Dia beranjak dan mencari hair dryer miliknya. Naomi duduk dikursi milik Dean di kamarnya, pria itu dengan cukup cekatan dan telaten mengeringkan rambut Naomi.

Gadis itu hanya terdiam dan tidak menolak. "Apa kamu sudah mengabari kedua orang tuamu? Mereka akan khawatir" tuturnya di sela - sela mengeringkan rambut milik Naomi.

"Tidak perlu. Lagi pula aku tidak membawa ponselku" tutur Naomi memainkan kedua jari tangannya di pangkuannya.

Dean tidak mungkin meninggalkan Naomi sendiri di apartementnya dalam keadaan seperti ini. Walau dia dipenuhi rasa kepenasaran akan alasan sebenarnya. Namun dia berusaha untuk memberikan pengertian tanpa mengusik privacy Naomi sampai dia akan bercerita sendiri nantinya.

*bbrkkkkkkablukkk*

Naomi memegang perutnya yang berbunyi. Setelah makan di restaurant tadi dia belum lagi memakan apapun. Dia berniat akan makan di bar.

"Kamu lapar? Aku akan memesankan makanan. Makanan apa yang kamu mau?" Tanya Dean memberikan kebebasan pilihan untuk Naomi.

"Hmm.. tidak perlu" tolaknya yang membuat Dean terkekeh. Gadis ini memang keras kepala fikirnya.

"Yasudah aku tidak akan memesan apapun" sahutnya yang tidak mau berdebat.

"Ayam fried chiken" jawabnya yang membuat Dean tersenyum di belakangnya.

***

"Tenangkan dirimu honey, tidak seharusnya kamu sampai melempari Yoshi dengan barang - barang seperti tadi" tutur Benny menenangkan istrinya yang sempat hilang kendali.

"Dia harus pergi dari sini sebelum Naomi melihatnya lagi" ucapnya memberikan alasan.

"Tidak, Naomi kan sedang keluar dengan Jeanne dan teman  - temannya. Dia mengatakan akan menginap. Kita akan bicarakan tentang ini nanti ketika kamu sudah tenang ya" ucapnya lagi mengusap punggung Lucy yang berada di dalam pelukannya.

***

Dean menemani Naomi yang sedari tadi setelah makan duduk di balkon apartement sendirian. Dia juga membuatkan coklat hangat untuk Naomi.

"Ini coklatnya.. di pakai jaketnya" pinta Dean pada Naomi. Dia meletakkan secangkir coklat hangat yang dia buat dua porsi untuknya dan Naomi.

"Terima kasih kak.. " jawabnya mengambil coklat hngat tersebut. Dia juga memakai kembali jaket Dean yang tadi dipinjamkan untuknya.

"Sudah tengah malam, apa tidak sebaiknya masuk?" Tanya Dean melirik Naomi yang duduk di sebelahnya.

"Nanti dulu, aku masih mau disini. Disini udaranya dingin tapi membuatku sedikit tenang dan rileks" tutur Naomi sembari memejamkan matanya, menikmati udara malam.

"Aku akan mengantarkanmu besok pagi. Kamu tidak perlu ke Rumah Sakit dulu" tutur Dean yang membuat Naomi melirik tidak suka. Dia mengerucutkan bibirnya dengan matanya yang tajam.

"Aku tidak mau pulang dulu. Aku akan menyewa apartement kakak" ucapnya yang berhasil membuat Dean tertawa.

"Kenapa menertawakan begitu? Aku akan bayar mencicilnya nanti" ucap Naomi yang merasa tidak suka akan respon yang diberikan oleh Dean.

"Iya maaf, pakai saja apart ini. Aku juga jarang kesini sekarang. Kamu tidak perlu membayarnya" ucapnya yang berhasil membuat Naomi menyunggingkan senyumnya.

"Aku tapi tidak mau gratis. Aku akan membereskan apart ini dengan baik. Alat - alat kebersihan yang kakak punya canggih dan bagus. Aku akan memanfaatkannya dengan baik" tutur Naomi yang bersemangat.

"Ya, itu juga kedengarannya tidak buruk" responnya mengangguk anggukan kepalanya. Menyetujui akan keinginan dari Naomi.

"Tapi kamu harus memberitahu kepada keluargamu. Jangan membuat mereka khawatir" tuturnya sebagai orang yang lebih tua dalam memberikan nasehatnya.

"Hmm.. aku mengerti" sendunya yang kembali menekuk kedua lututnya dan memeluknya.

"Apa ada sesuatu hal yang ingin kamu ceritakan? Mungkin aku bisa menjadi pendengar yang baik" ucapnya dengan senyum tipisnya.

"Emm.. itu .."

1
naruto🍓
Thor, ceritanya keren banget! Cepat update lagi dong!
Fannya
Ceritanya kreatif bener, thor! Keren abis. Jangan lupa terus berinovasi dalam menulis ya.
Gatita✨♥️😺
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!