Berdalih Child Free, Aiden menutupi fakta dirinya yang mengalami hipogonadisme.
Namun pada malam itu, gairah seksualnya tiba-tiba memuncak ketika dirinya mencoba sebuah obat perangsang yang ia buat sendiri.
Aiden menarik Gryas, dokter yang tengah dekat dengannya.
"Tenang saja, kau tidak akan hamil. Karena aku tidak ingin punya anak. Jadi ku mohon bantu aku."
Namun yang namanya kuasa Tuhan tidak ada yang tahu. Gryas, ternyata hamil setelah melewatkan malam panas dengan Aiden beberapa kali. Ia pun pergi meninggalkan Aiden karena tahu kalau Aiden tak menginginkan anak.
4 tahun berlalu, Anak itu tumbuh menjadi bocah yang cerdas namun tengah sakit.
"Mom, apa Allo tida atan hidup lama."
"Tidak sayang, Arlo akan hidup panjang. Mommy akan berusaha mencari donor yang sesuai. Mommy janji."
Akankah Arlo selamat dari penyakitnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membawa Benih 25
"Halo Dokter Lars, mohon maaf sepertinya hari ini saya juga belum bisa ke rumah sakit untuk melakukan tes. Ada banyak pekerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan karena memang saya baru mulia bekerja. Apa bisa ditunda hingga akhir pekan ini?"
"Baiklah Tuan Aiden. Ehmm tapi ... , ah baiklah. Saya akan menunggu Anda. Karena ini tidak mendesak, maka Anda tidak perlu cemas."
"Baik, terimakasih Dokter Lars."
Panggilan antara Aiden dan Lars selesai, sudah hampir sepekan ini Aiden belum juga datang ke rumah sakit. Ia berjanji akan melakukan tes tapi waktunya tidak segera ada.
Bagi Lars itu tidak jadi soal, toh Arlo sudah baik-baik saja. Operasi yang berhasil dijalankan, dan progres yang baik pasca operasi menunjukkan bahwa Arlo menerima donornya dengan sangat baik.
Hanya saja sebenarnya Lars tadi ingin mengatakan sesuatu kepada Aiden. Tapi dia urung, semua itu yakni urusan pribadi antara Aiden dengan Gryas, bukanlah ranahnya untuk ikut campur. Jadi, Lars tidak jadi mengatakan bahwa saat ini Gryas dan Aiden tengah bersiap kembali ke negara asal mereka.
"Terimakasih banyak Lars untuk semua bantuanmu."
"Jangan bicara begitu Gry, ini memang sudah menjadi tugasku. Dan sungguh aku senang Arlo bisa mendapatkan kesembuhannya. Tapi kamu tetap harus pantau Gry. Dan sebenarnya aku sedikit sedih, karena rumah sakit ini kehilangan dokter terbaiknya."
Bukan hanya Lars yang mengakui kemampuan Gryas, melainkan semua yang ada di tempat itu. Jadi, kepulangan Gryas ke negaranya membuat mereka bersedih.
Akan tetapi, itu adalah pilihan Gryas yang tidak bisa diganggu gugat. Terlebih dia akan pulang untuk menjaga anaknya dan berkumpul dengan keluarganya.
"Main-main lah ke sini, Gry. Dan aku yakin rumah sakit ini akan selalu terbuka untukmu. Satu lagi, aku tidak menyangka kau adalah putri dari keluarga yang tidak main-main. Ayahmu bahkan memiliki perusahaan farmasi, dan kakek mu pemilik rumah sakit besar. Haah, pantas saja kau pintar begini."
"Hahahah kau ini bisa saja. Di sana memang begitu, tapi kan itu bukan milikku. Semua milik orang tua ku dan kakekku. Ketika aku keluar dari tempatku, maka aku juga bukan apa-apa. Terimakasih Lars, sekali lagi terimakasih banyak. Aku sungguh sangat berhutang padamu."
Gryas memeluk Lars. Selama ini Lars sungguh teman terbaiknya dalam segala hal terutama tentang Arlo.
Lars membalas pelukan dari Gryas. Dia pun juga senang memiliki teman seperti Gryas. Awalnya Lars juga ingin menceritakan tentang Aiden, tapi dia ingat bahwa dirinya sudah janji akan merahasiakan apapun yang Aiden akan lakukan.
"Semua sudah siap Gry?"
"Ya sudah, sebentar lagi aku akan berangkat. Itu tinggal Tante Fleur, agaknya dia yang paling sedih berpisah dengan Arlo."
Tentu saja demikian, Tante Fleur adalah pengasuh Arlo dari bayi. Jadi dia sangat kehilangan saat tahu Arlo dan Gryas akan pulang ke negaranya. Sebenarnya bisa saja Gryas membawa Tante Fleur ke tanah air, akan tetapi di sini Tante Fleur pun memiliki keluarga. Jadi tidak mungkin membawanya ikut serta.
"Jaga kesehatan Arlo ya, Oma pasti sangat rindu pada Arlo."
"Iya Oma, telimatasih sudah menjada Allo. Talau Allo lindu, Allo atan main te sini. Boleh tan Oma, Opa?"
"Iya sayang tentu saja boleh. Terimakasih sekali lagi saya ucapkan kepada Anda, Nyonya Fleur. Terimakasih sudah menjaga putri dan cucu saya."
Tante Fleur menganggukkan kepala. Dia lalu memeluk Arlo dan Gryas secara bergantian. Rasanya seperti melepas anak sendiri untuk pergi. Padahal mereka hanya bersama selama 4 tahun ini.
Rasa sayang Tante Fleur kepada Gryas dan Arlo sangat tulus, dan Gryas pun nampak sedih dengan perpisahan mereka. Tapi dibalik rasa sedihnya itu, Gryas tetap merasa bersyukur karena akhirnya bisa pulang bersama Arlo yang kondisinya perlahan membaik.
"Kami pulang dulu Tante, Lars, dan semuanya. Terimakasih untuk 4 tahun yang luar biasa ini."
Lambaian tangan dilakukan oleh semua yang mengantar Gryas dan Arlo. Mereka diliputi rasa sedih sekaligus bahagia. Kebersamaan Gryas dan Arlo bersama mereka memang sebentar, namun meninggalkan kenangan yang terukir dalam hati masing-masing.
"Semoga kebahagiaan selalu membersamai kalian berdua, Gryas, Arlo."
Doa tulus Lars panjatkan. Dia sungguh sangat senang memiliki teman seperti Gryas. Bukan hanya cerdas namun baik hati dan juga rendah hati. Gryas juga gemar membantu rekan lainnya
"Sudah, sekarang mari kita bekerja lagi."
Staf rumah sakit yang terdiri dari beberapa bagian itu pun membubarkan diri dan kembali menuju ke tempat kerjanya masing-masing. Perpisahan itu memang selalu menyedihkan, tapi yang namanya kehidupan harus berlanjut. Itulah yang sekarang semua pekerja rumah sakit dan tentunya Tante Fleur.
Tante Fleur pun kembali ke rumah, dia akan melanjutkan aktivitasnya. Kini tanpa ada Arlo di kesehariannya.
Sedangkan Gryas, dia pun juga akan melanjutkan kesehariannya dengan kehidupan yang baru di tanah air. Besama dengan putranya, dan juga kini kedua orang tuanya, Gryas yakin bahwa hidupnya akan jauh lebih berwarna.
"Mom, Dad, maafin aku ya. Aku ndak jujur sama Mommy dan Daddy soal Arlo. Semua itu memang salahku. Dan kasus ini, aku dan dia sama-sama suka. Jadi bukan paksaan atau apa. Lalu perginya aku, pun juga aku yang mau. Dia bahkan tidak tahu kalau hubungan kami menghasilkan Arlo."
Ayesha dan Ryder membuang nafasnya kasar. Memang benar ini adalah salah Gryas, tapi mereka seolah ikut ambil peran dalam kesalahan ini.
Keduanya tahu jika Gryas sudah dewasa, akan tetapi seharusnya baik Ayesha maupun Ryder tetap harus bisa menjaga anak perempuan mereka itu.
"Baiklah, itu sudah cukup Gry. Yang penting perbaiki kesalahan mu. Lalu, pria itu sekarang bagaimana? Apa dia tahu tentang Arlo dan tentang bagaimana anaknya yang sakit."
Gryas diam, untuk hal ini dia bingung untuk menjelaskannya. Jika mengatakan secara gamblang bahwa Aiden tahu tapi denial, itu akan menjadi malapetaka nantinya. Maka dari itu Gryas harus menceritakan semuanya dari awal.
"Nanti kalau sudah di rumah, aku ceritakan semuanya ke Daddy dan Mommy. Banyak plot hole jika aku ceritakan di sini karena semua harus runut dan tidak bisa dipotong-potong ceritanya.
" Ya baiklah, senyamannya kamu saja, Nak."
Gryas mengangguk. Dia memang tidak berniat menyalahkan Aiden atas semua yang terjadi dalam hidupnya. Aiden yang denial terhadap Arlo, ia anggap wajar. Jadi keputusan Gryas kembali ke Indonesia juga salah satunya untuk menghilang sepenuhnya dari kehidupan Aiden.
Saat ini cukup baginya Arlo yang ada di sisinya. Ia berencana untuk menyembunyikan tentan Aiden kepada Arlo. Aiden yang masih denial tentang keberadaan putranya, tidak akan Gryas minta untuk percaya.
"Biarlah dia beranggapan begitu. Toh dari awal yang dia yakini seperti itu. Tapi sungguh, aku tidak pernah menyesal pernah mencintaimu, Aiden."
TBC
eh kok ada Brisia disini, Brisia apa Gryas kak? hehe
Arlo masih cadek jadi makin gemesin