NovelToon NovelToon
Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Mengetahui kebenaran identitasnya sebagai anak angkat, tak membuat perempuan berumur 18 tahun itu bergeming. Bahkan kematian ibu angkat dan ayah angkat yang mengusirnya dari rumah, tidak membuatnya membenci mereka. Arumi Maharani, gadis lulusan SMA yang dibesarkan di keluarga patriaki itu memilih mencari jati dirinya. “Aku tunanganmu. Maafkan aku yang tidak mengenalimu lebih awal.” Izqian Aksa. Siapa Izkian Aksa? Bagaimana Arumi menjalani kehidupan selanjutnya? Dan akankah pencariannya mendapatkan hasil? Haloo semuanya… ketemu lagi dengan author.. semoga semua pembaca suka dengan karya baru author…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sengaja Menjemput

Arumi melihat sekitar. Setelah turun dari bus antar kota, ia masih harus naik angkutan untuk sampai rumah. Saat melihat angkutan lewat, Arumi melambaikan tangannya dan segera masuk saat angkutan berhenti.

25 menit kemudian, angkutan berhenti dan Arumi turun seraya membayarkan uang ke sopir. Arumi menyebrang jalan dan masuk ke dalam gang. Tujuannya lurus sampai ia sampai di rumah Om Yanuar.

Ia menyapa beberapa orang yang ia temui di jalan. Begitu memasuki pelataran, Om Yanuar yang sedang menjemur pakaian bayi segera meletakkan ember yang dipegangnya dan menyambut Arumi.

“Assalamu’alaikum, Om.” Salam Arumi seraya mencium punggung tangan Om Yanuar.

“Wa’alaikumsalam, Arumi! Bagaimana perjalanannya?”

“Alhamdulillah lancar, Om.”

“Ayo masuk!” Arumi mengangguk dan mengikuti Om Yanuar.

Sebelum bertemu dengan Tante Nanik dan bayinya, Arumi izin membersihkan tubuhnya lebih dulu karena takut dirinya membawa kuman selama perjalanannya. Om Yanuar mengangguk dan mempersilahkan Arumi menempati kamar yang pernah tempati sebelumnya.

Selesai membersihkan tubuh dan sudah mengganti pakaiannya, Arumi segera masuk ke dalam kamar menemui Tante Nanik dan bayinya.

Tante Nanik memeluk Arumi karena beliau sudah merindukan keponakannya. Arumi juga membalas pelukan Tante Nanik karena selama tinggal sendiri, ia merasa kesepian.

Tante Nanik menanyakan banyak hal. Meskipun sebelumnya sudah pernah mereka bicarakan di telepon, obrolan secara langsung tetaplah lebih baik. keduanya sampai melupakan ada bayi mungil yang terusik dengan suara mereka.

Saat bayi mungil itu menangis, barulah keduanya tertawa karena terlalu bersemangat. Tante Nanik mengangkat tubuh bayi mungilnya dan menyusuinya agar segera tenang.

“MasyaAllah, cantik seperti tante.” Puji Arumi.

“Cantik seperti kamu, Rum.” Elak Tante Nanik.

“Boleh Arumi gendong?” Tante Nanik mengangguk.

Setelah melepaskan puting dari mulut bayinya, Tante Nanik mengusap bibir mungil itu, lalu menyerahkannya kepada Arumi.

Dengan penuh kehati-hatian Arumi menerima bayi mungil di tangannya. Begitu hangat tubuh bayi mungil ia rasakan, ada perasaan menyeruak di hatinya. Ia jadi membayangkan dirinya yang masih bayi di tangan Umi Im.

“Kenapa sedih?” tanya Tante Nanik.

“Arumi ingat Umi.”

“Kamu dulu lebih besar dari pada Ainun. Kamu lahir dengan berat 3 kg, Ainun hanya 2,3 kg.”

“Tidak apa, Tante. Nanti juga naik berat badannya.”

“Iya. Asal full ASI, kata dokter kenaikan berat badan dijamin pesat.”

“Selama Arumi di sini, Tante mau makan apa katakana saja.”

“Benar, Rum?” Arumi mengangguk.

“Aku mau ayam bakar, ikan bakar, sayur bobor, semua masakanmu Rum! Tante kangen.”

“Iya, nanti Arumi siapkan.” Arumi tersenyum.

Bayi mungil yang ada di tangan Arumi tidur nyenyak, sehingga Tante Nanik memintanya untuk meletakkan di Kasur karena sudah hampir masuk waktu dzuhur.

Tante Nanik meminta Arumi makan siang bersama karena suaminya sudah memasak untuk mereka. Selesai makan, Arumi melaksanakan sholat di kamar dan beristirahat. Ia merasa tubuhnya pegal-pegal karena tidurnya tidak nyaman selama di bus.

Beberapa hari kemudian, Om Yanuar mengadakan syukuran untuk bayi mungilnya. Semua keluarga dan tetangga datang bergantian untuk memberikan doa mereka. Hal ini tentu membuat Arumi harus menghadapi abinya.

“Kapan kamu kembali?” tanya Abi Aji.

“3 hari yang lalu, Bi.”

“Kenapa tidak ke rumah?”

“Kata Nenek, Abi di luar kota.”

“Ya. Baru kembali tadi malam. Bagaimana kabarmu?”

“Alhamdulillah baik, Bi.”

“Kamu tinggal dimana sekarang?”

“Bumi Angling Dharma.”

“Apa kamu tinggal di rumah Umimu?” tanya Abi Aji dengan gusar.

“Iya, Bi.”

“Bagaimana bisa? Rumah itu sudah dijual.”

“Arumi tidak tahu. Sebelum Umi meninggal, Umi memberikan akta tanah atas nama Arumi.” Abi Aji tertawa getir.

Ternyata selama ini istrinya menyembunyikannya dengan sangat baik. Dulu ia pernah meminta istrinya untuk menjual rumah peninggalan orang tuanya karena mereka tidak bisa merawatnya. Istrinya mengatakan jika rumah sudah di jual, sehingga beliau tidak lagi membahasnya.

Sekarang ia baru tahu kalau Arumi sangat berarti untuk istrinya, sampai-sampai rela memberikan rumah peninggalan orang tuanya kepada Arumi. Apa bagusnya anak angkat?

“Jaga baik-baik rumah itu!” kata Abi Aji sebelum meninggalkan Arumi dengan pertanyaan.

Arumi mengira abinya akan marah karena menyembunyikannya kebenaran sesuai dengan wasiat uminya. Tapi Abi Aji hanya mengatakan untuk menjaga rumah. Tentu saja Arumi akan menjaga rumah itu sesuai dengan keinginan uminya.

Hari kelima, Arumi mengunjungi pusara uminya. Dibersihkannya daun dan ranting kering yang menutupi nisan uminya. Menurut keterangan Om Yanuar, Abi Aji hanya berkunjung sesekali ke pusara uminya sehingga makan sedikit tidak terurus.

“Maafkan Arumi yang tidak bisa terus berkunjung, Mi. Arumi suka dengan rumah pemberian Umi. Arumi juga sudah mencari keluarga kandung Arumi, Mi. Kata Kang Ramlan, beliau akan mengunjungi Arumi minggu depan.” Arumi bermonolog.

Setelah bersih dari daun dan ranting kering, Arumi mulai membaca doa dan pergi meninggalkan pemakaman.

Sebelum pulang, Arumi mampir warung untuk membeli beberapa bahan. Saat sampai rumah, pandangannya menemukan mobil yang terlihat familiar terparkir di pelataran Om Yanuar.

“Kak Arumi!” seru Karina saat Arumi masuk rumah dan mengucapkan salam.

Arumi terkejut melihat Karina. Ternyata mobil yang dilihatnya adalah mobil Aksa. Dan Aksa juga ada di ruang tamu bersama Om Yanuar.

Setelah menyapa sebentar, Arumi pamit ke dapur untuk menyiapkan makan siang. Karina yang tidak ingin berbincang dengan Aksa dan Om Yanuar, mengikuti Arumi dan membantu di dapur.

“Kakak, apa sudah ada kabar dari kakak yang kita cari waktu itu?” tanya Karina.

“Alhamdulillah… 2 hari yang lalu, Kang Ramlan menghubungiku dan mengatakan kalau beliau akan mengunjungi minggu depan.”

“Jadi, Kakak pulang besok?” Arumi mengangguk.

Karina tersenyum. Aksa sengaja menyeretnya di hari Sabtu dengan alasan menjenguk bayi. Tapi sebenarnya sengaja menjemput Arumi.

Arumi yang tidak tahu melanjutkan masakannya sampai semuanya telah siap. Ia kemudian mengajak semua orang untuk makan bersama.

Aksa melihat masakan yang disajikan di meja makan dan tersenyum. Ia tidak menyangka akan memiliki kesempatan untuk merasakan masakan Arumi. Om Yanuar yang bisa menebak pemikiran Aksa segera berbisik.

“Tidak akan rugi kalau mendapatkan Arumi!” Aksa tersenyum dan mengangguk.

Meskipun Arumi tidak bisa memasak, ia tetap akan menjadikannya sebagai istrinya jika bersedia. Tapi karena Arumi bisa memasak, itu adalah bonus dan keberuntungannya mendapatkan Arumi.

1
indy
syukurlah siti mau mencari arumi
Sunaryati
Setelah lamaran segera halali menurut agama dan negara, semoga niat Diti tulus seperti Ramlan
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Kehidupan sosial itu biasa Arumi ada yang suka dan ada yang tidak suka, apalagi jika iri, yang penting kita bisa membawa diri dan tidak melanggar norma
Meymei: Bener baget kak😍
total 1 replies
Sunaryati
Ayo Arumi tunggu apalagi, bukankah Aksa membebaskan kamu jika ingin kuliah, mungkin Aksa yang dikirim untuk menjemput bahagiamu Arumi
Sunaryati
Aku juga berharap Arumi berjodoh dengan Aksa dan segera menikah
indy
ayo Arumi, jawab dong...
indy
kasihan arumi. kok ada emak kayak gitu
Meymei: Ada kak 😊
total 1 replies
Sunaryati
Sabar, semangat Arumi, Bush kesabaran dan ikhlas menerima takdir biasanya hasilnya manis.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Terima kasih Thoor semoga sehat dan selalu semangat menulis, yang kuharap up. Mudah-mudahan Arumi dan Sisa berjodoh dan membawa kebahagiaan keduanya, apalagi Arumi, yang sejak kelas 5 SD, seperti ART.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Susanti
semangat arumi
Meymei: Iya kak (Arumi)
total 1 replies
indy
kasihan arumi, kayak bener bener dibuang keluarganya. semoga ramlan bisa membuat rumi punya keluarga yang sebenarnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Semakin menarik, kutunggu Thoor
Sunaryati
Arumi gadis kuat, sejak kelas 5 SD sudah bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga dan merawat uminya dengan baik, aku percaya Arumi akan lapang dan ikhlas menerima takdirnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Arumi tunggu apalagi jemput bahagiamu bersama Aksa
Meymei: Sabar kak, nanti cepat tamatnya 😅
total 1 replies
Sunaryati
Semoga hari dan kehidupanmu semakin baik Arumi, dan berjodoh pada orang yang bisa membahagiakan kamu
indy
ditunggu kakak...
Meymei: Siap kak😁
total 1 replies
Susanti
berasa kurang
Susanti: lanjut
Meymei: Kurang apa kak?
total 2 replies
indy
lanjut Arumi...
Sunaryati
Semoga Ramlan benar menunggu dan menerima Arumi dengan sepenuh hati
indy
Ramlan kakaknya Arumi ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!