NovelToon NovelToon
Ketika Yel Ku Dan NgeYel Mu Bersatu

Ketika Yel Ku Dan NgeYel Mu Bersatu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Janda / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan Tentara
Popularitas:15.5k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Remake.

Papa yang selama ini tidak suka dengan abdi negara karena trauma putrinya sungguh menolak keras adanya interaksi apapun karena sebagai seorang pria yang masih berstatus sebagai abdi negara tentu paham jalan pikiran abdi negara.

Perkara semakin meruncing sebab keluarga dari pihak pria tidak bisa menerima gadis yang tidak santun. Kedua belah pihak keluarga telah memiliki pilihannya masing-masing. Hingga badai menerpa dan mempertemukan mereka kembali dalam keadaan yang begitu menyakitkan.

Mampukah pihak keluarga saling menerima pilihan masing-masing.

KONFLIK tinggi. SKIP jika tidak sesuai dengan hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Cintanya Letnan Rinto.

Dinar seakan tidak mampu lagi untuk mengusahakan kelahiran bayi keduanya. Petugas medis pun pontang panting menangani istri Letnan Rinto.

Bang Rinto menunduk lemas, sudah tiga kali Dinar tidak sadarkan diri. Selang penunjang nafas juga turut terpasang disana. Ia pun nyaris pingsan tidak sanggup melihat kondisi Dinar.

Sesaat tadi Papa Herca sempat menyalahkan dirinya karena tidak mau mengikuti arahannya untuk membawa Dinar dalam jalur udara. Kini Dinar tidak sadarkan diri dan membuat Papa Herca murka.

Tekanan dari Papa Herca sungguh luar biasa hingga membuat mentalnya sempat down.

POV Flashback Bang Rinto on..

Setelah mengadzani anak gadisku, aku membawanya keluar. Papa hanya diam tanpa reaksi dan aku menyerahkan bayi perempuannya pada Satria dalam penjagaannya.

Sudah menjadi seorang ayah tentu aku pun percaya pada Satria. Ku langkahkan kakiku kembali masuk ke dalam ruang bersalin berharap putraku bisa segera lahir.

"Kalau saya kau menuruti kata-kata saya tentu kejadian ini tidak akan terjadi. Dinar tidak tahan sakit. Inikah yang di sebut suami siaga??? Ini yang namanya tanggap darurat???? Sekarang Dinar kesakitan dan kamu hanya bisa diam mengumbar kata cinta, kata cintamu tidak berguna, Dinar tetap kesakitan..!!!" Tegur Papa mertuaku padaku.

Saat itu perasaanku begitu berantakan. Sakit, pedih, sesal, takut.. semua berkumpul campur aduk dalam hatiku. Aku juga tidak ingin seperti ini. Aku sungguh tidak menyangka selama ini Dinar mengandung bayi kembar. Minimnya fasilitas pedalaman dengan USG di pusat kota tidak selalu bisa kudapatkan.

Sebagai seorang suami, aku sudah berusaha keras untuk memberikan segala hal terbaik untuk Dinar istriku.

Sesak dadaku mendengar setiap ucapan Papa mertuaku tapi aku memilih menelannya. Tak berapa lama, Mama Dindra datang bersama Opa Danar.

"Omongan macam apa itu, Herca??? Papa sudah mendengarnya sejak tadi." Opa Danar langsung menegur keras Papa Herca.

Mama mengambil alih gadis kecilku. Beliau sampai menangis melihat suaminya bahkan tidak ingin melihat putriku.

"Pisah saja kalau kau hanya bisa menyakiti putriku..!!" Ucap Papa Herca.

"Abaaaaang..!!!! Istighfar..!!!!!" Mama yang kesal segera meninggalkan suaminya bersama Oma sedangkan Opa Danar menangani mertuaku.

Kutinggalkan mertuaku dan aku segera masuk ke dalam ruang bersalin. Kudengar ada suara tamparan keras bahkan bentakan, tapi tidak dipedulikan semuanya.

POV Flashback Bang Rinto off..

Bang Rinto menggenggam erat jemari Dinar lalu menciumnya. Ia menunduk terisak-isak sendirian.

"Kembalilah pada Papamu kalau hidup bersamaku hanya menyakitimu..!!" Ucapnya tanpa sadar dalam hati yang patah, pikirannya kusut tak teruraikan.

"Nggak boleh bilang begitu..!! Perjuanganmu sudah sampai tahap ini, Le. Mama yakin Papa pasti akan berubah. Papa hanya butuh waktu untuk tenang." Bujuk Mama Dindra mengusap pundak menantunya.

"Astaghfirullah hal adzim..!!" Bang Rinto beristighfar seraya mengusap wajahnya.

Dinar pun sadar dan menggeliat, kembali rasa sakit menyerangnya. "Abaaang, Dinar minta maaf..!!" Selalu kata itu yang terlepas dari bibirnya tanpa menyadari sang Mama sudah ada disana.

Mama tersenyum, terbersit rasa haru karena beliau pun pernah mengalaminya. Di saat yang sama kemudian Dinar mulai menyadari kehadiran Mama.

Ucap kata maaf terdengar lirih nyaris tak terdengar. Mama mengusap kaki Dinar dengan lembut.

"Mama akan selalu memaafkan Dinar. Ayo sayang, Dinar kuat..!!" Kata Mama.

Dinar mengerahkan seluruh tenaganya yang tersisa namun semuanya belum cukup kuat untuk memberikan nafas pertama bagi jagoan kecilnya.

"Pak.. bayinya terjepit di jalan. Nampaknya ibu sudah............."

"Selamatkan ibunya...!!!!!!!" Pinta Bang Rinto.

Bidan segera menangani keadaan darurat, seorang perawat lagi menyiapkan berkas rumah sakit guna pelaksanaan tindakan lanjutan.

"Biarkan Dinar menjadi ibu yang sempurna..!! Ijinkan Dinar berjuang melahirkannya, Dinar berikan anak laki-laki untuk Abang."

"Anak laki-laki atau perempuan sama saja. Abang sayang semuanya. Sudah cukup, Dinar..!!! Abang tidak mau apapun lagi, Abang hanya ingin kamu sehat..!!"

Dengan perjuangan keras, Dinar kembali berusaha sekuatnya. Mata kepala Bang Rinto melihat jalan yang memaksa terbuka, darah menyembur, bayi kecil turun dalam buaian ibu bidan.

Seketika Dinar mengejang dan tidak sadar, Mama berteriak histeris dan terduduk di lantai. Di saat itu dunia Bang Rinto seakan gelap gulita, Dinar melepaskan genggaman tangannya, jantungnya serasa berhenti berdetak.

Papa menerobos masuk, beliau pun sesaat terpaku di samping Bang Rinto. Refleks Papa Herca membenamkan wajah menantunya agar tidak terus menatap Dinar yang terdiam tanpa reaksi.

Tak sanggup merasakan tekanan batin yang begitu kuat, Bang Rinto tumbang bersamaan dengan Dinar yang tiba-tiba menarik nafasnya dengan kuat.

"Lailaha illallah, Rintooooo...!!!" Papa pun kaget karena tidak mungkin menyangga tubuh menantunya yang tinggi dan gagah seperti gardu induk.

"Baaang..!!" Dinar memanggil Bang Rinto dengan suara lirih.

"Ini nih, suamimu ngrepotin..!!" Kata Papa Herca.

:

Nampaknya Bang Rinto sungguh terpukul. Begitu sadar Danton satu Batalyon itu sudah histeris tangisnya semakin meraung-raung apalagi saat melihat Mama Dindra dan Oma menggendong bayi kembarnya.

"Rintooo.. dengar dulu..!!!" Bang Rakit sampai ikut turun tangan membantu Bang Satria menyadarkan sahabatnya.

"Aku mau mati saja, Dinaaaaaarr..!!!!"

Suara Bang Rinto sampai membuat beberapa orang bayi ikut menangis di ruang sebelah.

Tak tega melihat keadaan suaminya, Dinar pun membuka tirai yang menutupinya menegurnya.

"Abaang.. berisik..!!"

Dua kali Bang Rinto bagai terkena serangan jantung. Entah dirinya sudah sadar atau belum, menatap wajah Dinar rasanya sungguh menyakitkan. Ada rasa nyeri yang begitu hebat menaikan rasa takutnya.

Ingin berucap tapi rasanya tidak sanggup, ia hanya menatap Dinar sembari berlinang air mata hingga akhirnya kembali tumbang.

"Ya Tuhanku, kenapa ada orang semereporkan Rinto." Gerutu Papa Herca.

~

"Yang di alami Pak Rinto adalah rasa trauma pasca persalinan. Tidak hanya wanita saja yang mengalaminya, laki-laki pun bisa merasakannya. Ini situasi yang sulit untuk di jelaskan. Mungkin juga situasi tadi terlalu dramatis. Darah, istri yang kesakitan bisa membuat mental suami drop dan stress berat." Kata seorang dokter menjelaskan keadaan Bang Rinto saat ini.

"Kalau Rinto tidak benar sayang sama Dinar, tidak mungkin sampai seperti ini." Jawab Oma akhirnya angkat bicara sambil menyindir putranya.

Papa Herca juga tidak bisa berkata-kata. Tapi melihat kondisi menantunya juga membuatnya ikut menghela nafas.

"Betul itu, lihat saja kelakuan cucumu itu. Andaikan mungkin tadi Dinar amit-amit tidak bisa di selamatkan mungkin Rinto pun ikut bunuh diri. Sadar saja seperti orang gila, gimana kalau betul terjadi." Imbuh Opa Danar.

Dinar menunduk dengan senyum tipis. Ia pun melirik Bang Rinto yang masih belum tersadar.

"Sayaaaang..!!" Ucap lirih Bang Rinto sembari menitikan air mata.

Seisi ruangan menggeleng, lucu tapi juga kasihan melihat seorang Letnan gagah penuh wibawa bisa sampai seperti ini mencintai istrinya.

Tidak ada yang menyadari Papa Herca berusaha mengintip baby pink dalam gendongan Mama Dindra kemudian tersenyum. Namun saat semua orang kembali menatap Dinar, Papa Herca pun kembali menampakan wajah dinginnya.

"Kamu nggak mau gendong cucumu??" Tegur Opa Danar.

"Malas, dulu sudah sering." Jawab Papa Herca.

.

.

.

.

1
dyah EkaPratiwi
hahaha tamatlah papa herca dan om black
Murni Zain
semoga sherlyn berubah setelah menikah dgn bang satria.
Mika Saja
ko yo msh jln fitemot to bang sat....klo emng sdh melamar cptlah di halalkan biar gak tmbh ruwet
Mika Saja
mending ngambeknya minta duit segepok ayu gak caoek tp dpt duit,tp klo di kasih sih🤭🤭
dyah EkaPratiwi
haduh rumit, tapi paham situasi hati bang rinto
Nabil abshor
pesan untuk wanita +62,,,, tolong g usah ngambek² sm suami,ngambek nyampek gagak jadi putih pun g bakalan dirayu,oce,,,, mubadir ngambek²ny kita,ngambek itu yg elegan dong,diem,pergi kluar shopeng hunteng yg enak².😅😅😅
Murni Zain
waduh, sama sih aku klo ngambek pengen ya d rayu tp zonk orang laki-laki engga akan PEKA. 😒😔😩
Mika Saja
keracunan apa bang rakit...🤭🤭🤭
Mika Saja
sabar bang rakit.......takut ayu kabur
Mika Saja
modus mulu nih daddy nya biar dibolehin bw anak2nya bang rinto
Mika Saja
tenang bang rinto anak2mu aman sm daddynya.....hanya gengsi yg kelewat yg buat sikap daddynya bgty
Mika Saja
papa herca byk acaranya nutupin gengsi
Ayu FazRina Satiasari
ayo dink ayu...tulus banget cinta bang rakit ituu...aaaa masih ada stock ga kaya bang rakit d dunia nyata...buat d jadiin adik ipar niihhh😅😅🤭🤭🤭🤭
dyah EkaPratiwi
hahaha kecapean
Mika Saja
gengsi ko dituruti tp curi2 pandang
putri
🤣🤣🤣🤣
Murni Zain
terlalu gas poll sih Bang Rakit ya'. 🤪
dyah EkaPratiwi
sabar bang takut, jalur alternatif ini
Sri I
kerennnnnn thor
Nabil abshor
wkkwkwwkwk,,,,,,, Ya Allah,,,,,, padune,,,,,, pinter,,,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!