NovelToon NovelToon
Luka

Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Trauma masa lalu
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: oland sariyy

Segala derita dan air mata di masa lalu berhasil menjadi kan sosok Naima Maheswari menjadi wanita mandiri.

Kata malas dan malas sudah menjadi makanan sehari - hari yang di cap sang bapak kepada ibu nya.Naima bukan lagi bayi kecil yang tidak mengerti keadaan di sekitar nya.
Akan kah Naima membenci pernikahan atau malah sebaliknya dan bertemu lagi dengan sosok pria yang mirip dengan kelakuan Ayah nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perhatian Lebih

Setelah satu Minggu lebih mendapatkan perawatan di rumah sakit, akhirnya Maryah di perbolehkan pulang.Naima terkejut saat Bagas menawarkan diri untuk mengantar mereka pulang.

Meskipun hati bersikeras ingin menolak karena tidak ingin merepotkan Bagas untuk yang kesekian kalinya,wajah lelah sang ibu membuat Naima tidak bisa menolak bantuan itu.mana mungkin dia membawa ibu nya pulang menggunakan angkot pasti tidak akan nyaman untuk kondisi ibu nya.

" Sudah siap semua nya?" tanya Bagas kemudian.

Bagas benar-benar memastikan tidak ada barang yang ketinggalan,di samping Bagas ada Naima yang berdiri sambil menggendong tas ransel di punggung sementara Dito tidak ikut ke rumah sakit karena harus membersihkan rumah.untuk barang-barang milik Maryah sudah ada perawat yang membantu membawa kan nya,sungguh Naima merasa tidak enak namun Bagas tidak mau menerima penolakan apapun.

Naima berulang kali meminta maaf kepada perawat yang sejak tadi membantu dia mengemas semua perlengkapan ibu nya, perawat tersebut tersenyum ramah sama sekali tidak keberatan,siapa juga yang berani menolak perintah dari pemilik tempat mereka bekerja,hanya saja Naima belum tahu kalau Bagas adalah pewaris rumah sakit besar ini.

" Sudah Dokter." jawab Naima menunduk kan kepala nya.

" Kita jalan sekarang." ucap Bagas tepat di depan wajah Naima.

Naima mengangguk setuju,dia juga ingin segera sampai ke rumah,selama ibu nya di rawat di sini Naima tahu betul bahwa dia dan sang ibu menjadi topik pembicaraan semua pegawai rumah sakit,perlakuan Bagas terhadap mereka membuat banyak spekulasi yang berhembus kencang.

Naima yakin apa yang Bagas lakukan sore ini pasti akan membuat pegawai di sini akan bertambah curiga lagi.

Pasalnya mereka tahu betul siapa saja bagian dari keluarga Bagas Raga Haditama dan Naima maupun ibu nya sama sekali tidak termasuk ke dalam bagian keluarga Haditama.

" Jalan di samping Aku saja." Ucap Bagas ketika melihat Naima jauh tertinggal di belakang nya.

Bagas mendorong kursi roda yang di duduki oleh Bu Maryah,apa yang Bagas lakukan semua demi bisa berdekatan dengan Naima.

Bagas sudah pernah memberi kode kepada Bu Maryah namun Bu Maryah sama sekali tidak mengerti dengan kode tersebut.

Bagas juga yang meminta Naima agar berbicara santai kepada nya namun Naima seorang melupakan permintaan Bagas.

" Tidak usah Dok,Aku bareng Mbak perawat nya saja." jawab Naima yang tidak ingin di anggap sebagai wanita penggoda demi bisa mengeluarkan sang Ibu dari rumah sakit.

Waktu itu sakit sekali hati Naima mendengar beberapa perawat yang tengah membicarakan tentang dia di toilet rumah sakit,Naima sampai mengurung diri di toilet tak berani keluar sekaligus ingin mendengar apa saja yang mereka bicara kan tentang dia.Naima bukan nya takut untuk melawan mereka,dia cuman tidak ingin mencari masalah di tempat umum.hidup sudah rumit Naima tidak mau semakin memperumit hidup nya lagi.

Masih kecil suka tebar pesona! Wanita penggoda! Ani-ani kelas rendahan! Modal wajah polos tapi dalam nya sudah basi.masih banyak lagi kata-kata kasar yang membuat Naima ingin menjaga jarak dari Bagas.tetapi Bagas sama sekali tidak mengerti dengan keinginannya, justru dokter tampan ini semakin menjadi-jadi mencari perhatian Naima.

Setiap pagi,siang dan sore ada saja makanan yang Bagas kirim untuk ibu nya,Naima sudah meminta Bagas untuk berhenti memperlakukan nya ibu seperti itu namun Bagas tidak mau mendengarkan nya.

Selain itu Bagas juga dokter yang bertanggung jawab atas ibu nya sejak awal sang Ibu di rawat di rumah sakit.dengan alasan itu juga lah Naima tidak bisa berkutik.

Tanpa merasa malu sedikit pun,Bagas mendorong kursi roda Bu Maryah melewati satu persatu ruangan rumah sakit yang selalu ramai.

Tepat di lantai bawah saat mereka baru keluar dari lift.semua mata pegawai tampak melotot tidak percaya jika pemilik rumah sakit mau mendorong kursi roda milik pasien.

Naima hanya mampu menghela nafas panjang,wajah nya sudah memerah namun dia tetap melangkah mengabaikan banyak tatapan mata tajam tertuju ke arah nya.

" Jangan hiraukan mereka,yang penting kamu tidak seperti apa yang mereka tuduh kan." ucap perawat yang selama ini membantu menjaga Maryah.

Perawat ini tahu betul seperti apa Naima dan Bu Maryah, meskipun kedekatan mereka hanya beberapa hari saja itu sudah cukup bagi nya untuk menilai sosok Naima yang mandiri dan sama sekali tidak berniat untuk menggoda Bagas pemilik rumah sakit ini.melainkan Bagas sendiri yang datang menggoda dan mencoba mendekati Naima yang selalu cuek.

" Saya menggaji kalian semua untuk bekerja bukan untuk melihat Saya berjalan."kata Bagas penuh penekanan membuat semua pegawai sadar dan bergegas melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.

" Terserah mereka! Toh mulai detik ini Aku dan Ibu tidak akan bertemu mereka lagi." gumam Naima karena sang Ibu sudah di nyatakan sembuh dan di tangan nya juga terdapat berbagai macam obat cukup untuk waktu yang lama.

Lagi dan lagi semua ini karena Bagas.Naima selalu ingat semua kebaikan Bagas dan utang yang harus di bayar kepada Bagas.

Bagas adalah dokter sekaligus bos yang sulit di tebak kelakuan nya.

Begitu sampai di depan rumah,Bagas sendiri yang membantu Bu Maryah turun dari mobil.

Bu Tina ,lara dan Dito sudah menyambut kedatangan mereka dengan berbagai macam makanan yang tersaji lezat di meja makan yang cukup besar pemberian dari Pak Akbar ayah Lara.

" Terimakasih Dokter Bagas atas kebaikan anda, maafkan Saya yang sudah sering merepotkan anda."ucap Bu Maryah sambil mengelus punggung tangan Bagas yang duduk di samping nya sedang kan Naima duduk di kursi bagian depan.

" Saya sama sekali tidak merasa di repot kan Buk, panggil Bagas saja ya Buk." pinta Bagas yang tidak ingin ada jarak di antara mereka.

" Baiklah nak Bagas, silahkan di nikmati makanan rumahan kami, maaf hanya ini yang ada di sini." Bagas di minta untuk ikut makan malam bersama mereka.

Bagas sama sekali tidak menolak dan langsung setuju dengan permintaan itu,kapan lagi dia memiliki kesempatan bagus seperti ini.itung-itung simulasi jika nanti dia benar-benar sudah menjadi menantu di rumah ini ya seperti ini lah gambaran nya.

" Ini enak banget Buk,saya suka makanan seperti ini." puji Bagas jujur karena rasa makanan ini sangat enak sesuai dengan lidah nya.

Bagas yang tidak pernah makan di sembarang tempat dan tidak suka menerima makanan dari orang lain, untuk pertama kali nya makan dengan lahap mengabaikan prinsip yang selama ini di jaga,entah itu karena Naima atau memang tertarik dengan hasil masakan dari Bu Tina tetangga Naima.

" Ayok silakan di tambah Nak,anggap saja rumah sendiri." Bu Maryah yang sudah bosan duduk lalu pamit untuk berkeliling di depan rumah.

Lama berbaring di rumah sakit dan hanya terkurung di dalam ruangan perawatan membuat Bu Maryah merindukan suasana tempat tinggal nya,Bu Maryah berkeliling di temani oleh Bu Tina.sementara Dito setengah jam yang lalu sudah pamit berangkat ke pasar.

Kini hanya ada Bagas,Naima dan Lara yang duduk di meja makan, suasana meja makan terasa begitu hening.

Ketampanan Bagas membuat Lara terperdaya,rasa kagum dan suka yang selama ini tertanam untuk Malik kini berpindah haluan.

Mata biru,hidung mancung,aroma parfum yang maskulin, tubuh tegap dan berotot membuat Lara tidak berhenti menatap Bagas.

Sedang kan Naima sendiri justru sedang sibuk mengaduk-aduk isi piring nya.

" Nai.." panggil Bagas dengan suara lembut tidak seperti sedang berbicara kepada pegawai nya.

" Ya." jawab Naima mendongakkan kepala nya.

" Kenapa makanan nya tidak di makan, nanti kalau Kamu sakit bagaimana?" ujar Bagas perhatian membuat Lara meleleh di buat nya.

Lara menyikut lengan Naima yang terlihat cuek, sahabat nya ini selalu saja seperti ini,entah sampai kapan trauma itu akan hilang dari ingatan Naima, padahal di depan mata Naima duduk sosok pria tampan ,mapan dan Lara yakin pasti bisa membantu Naima keluar dari semua masalah yang selama ini menimpa hidup nya.

" Saya masih kenyang Dok, silahkan di lanjut kan saja makan nya dok."balas Naima tersenyum tipis.

" Kenapa Kamu belum menghubungi Aku juga? Boleh Aku minta nomer ponsel Kamu, sekarang Bu Maryah sudah keluar dari rumah sakit,jika terjadi sesuatu kita bisa dengan cepat saling bertukar informasi." ujar Bagas yang sudah bosan menunggu Naima menghubungi nya namun wanita muda dan cantik ini belum juga menghubungi nya.

Bahkan kemana pun pergi Bagas selalu membawa handphone supaya tidak melewatkan pesan ataupun panggilan dari Naima,namun yang di tunggu sampai detik ini belum juga menghubungi nya.Bagas tidak mau kehilangan kesempatan, apalagi Bu Maryah sudah pulang ke rumah.jangan sampai dia kehilangan jejak Naima,bukan perkara uang yang sudah banyak di keluarkan tetapi lebih ke ada sesuatu yang tertinggal pada diri Naima.

" Aku..Aku tidak punya handphone Dok." jawab Naima gamblang tanpa merasa minder sedikit pun.

Bagas yang tidak percaya dengan ucapan Naima langsung terbatuk-batuk dan Lara adalah orang yang pertama yang memberikan segelas air putih untuk Bagas sementara Naima tetap diam di tempat nya.

Uhuk....

Uhukkk.

Tidak punya handphone kata nya? Apa ada yang seperti itu di zaman yang sudah serba canggih.

" Jangan bercanda Nai! Aku sama sekali tidak memiliki maksud apapun.please..." mohon Bagas dengan tatapan mata yang berbeda dan sangat di sadari oleh Lara.

Tidak salah lagi apa yang Lara lihat,setiap cowok tampan pasti suka nya sama Naima karena memang Naima ini cantik apa adanya tanpa di poles berlebihan.

" Aku sama sekali tidak bercanda Dok,kalau tidak percaya tanya saja sama teman Aku ini atau Ibu." balas Naima bersamaan dengan Bu Maryah yang masuk ke dalam rumah membuka suara menguatkan ucapan Naima tadi.

Bagas masih tidak percaya,tapi dia berusaha untuk menjaga ekspresi wajah nya.haruskah dia membeli handphone untuk Naima,kalau gadis muda itu menolak dan malah marah kepada nya bagaimana? Dia tahu jika Naima bukan lah sosok yang suka memanfaatkan orang lain itu terbukti dari kedekatan mereka selama berada di rumah sakit.

Bagas pamit pulang dengan pikiran yang berkecamuk hebat,Bagas tidak lagi kembali ke rumah sakit melainkan ke apartemen nya sendiri yang sama sekali belum pernah di datangi oleh siapa pun kecuali dia sendiri dan satu lagi pekerja paruh waktu yang bertugas membersihkan apartemen nya.

" Dokter Bagas tampan banget ya Nai,Malik saja kalah jauh dari Dokter Bagas." ucap Lara saat ini mereka tengah duduk di teras hanya berdua saja.

Lara malam ini berencana menginap di rumah Naima,semua ini sudah di setujui oleh kedua orang tua nya yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar kota.sebelum berangkat ke luar kota kedua orang tua Lara sudah menitip kan sebuah amplop untuk di berikan kepada Bu Maryah dan sudah Lara serahkan kepada Bu Maryah.

Dari pada bosan di rumah lebih baik lara menginap di rumah Naima , mereka bisa mengobrol bebas sekaligus belajar bersama.

" Biasa saja." jawab Naima cuek sambil menendang batu-batu kecil menggunakan kaki nya.

" Is...Jangan cuek gitu dong Nai! Nanti jodoh Kamu benar-benar jauh." Lara berusaha membuat sahabat nya tidak larut dalam masa lalu,toh masa lalu yang pahit itu sudah berlalu dan Naima masih punya masa depan yang panjang.

Lara kembali meyakinkan Naima bahwa tidak semua pria memiliki sifat yang sama seperti Bapak nya,salah satu bukti nya adalah Ayah Lara sendiri yang begitu cinta terhadap keluarga nya.

" Terus Aku harus gimana dong, kenyataan nya memang seperti itu. " balas Naima nampak biasa saja.

" Kamu sadar nggak sih Nai, Dokter Bagas itu menatap Kamu dengan cara yang berbeda,Aku yakin banget dia punya perasaan sama Kamu,mana mungkin dia mau mengantar kan Ibu pulang kalau tidak ada sesuatu yang di kejar."

" Uang yang di keluarkan Dokter Bagas itu sangat banyak Nai, Dokter Bagas juga pasti sibuk tetapi dia terus memberikan perhatian lebih kepada ibu dan juga Kamu." sambung Lara lagi yang sudah tahu kalau biaya rumah sakit Bu Maryah di tanggung oleh Bagas,Lara juga pernah melihat bagaimana Bagas yang begitu perhatian terhadap Bu Maryah dan Naima dengan terus mengirimi mereka makanan enak juga sehat.

Naima geleng-geleng kepala sambil tersenyum mengejek,mana mungkin Dokter Bagas yang kaya punya segala nya suka dengan dia yang biasa saja dan masih bocah ingusan.Lara ini selalu seperti itu .peka terhadap perasaan seorang pria tapi lalai dalam belajar berbanding terbalik dengan Naima.

" Kalau Kamu tidak mau, Dokter Bagas nya untuk Aku saja ya." goda Lara lagi.

" Ambil saja kalau Kamu mau, langsung nikah saja biar Dokter Bagas nya nggak hilang." kekeh Naima bangkit masuk ke dalam rumah di ikuti juga oleh Lara dari belakang .

Bersambung.

Hai guys Author datang lagi,jangan lupa like, vote mumpung masih hari Selasa dan kuota vote sudah masuk ,terus tinggal kan jejak kalian di kolom komentar ya.

1
ChikoRamadani
siapa yang menolong naima??? apa dokter bagas???
Sudah gila saraf otak pak rudi, dia yang menghabiskan uangnya demi si neneng itu malah balik menyalahkan naima... tega banget seorang ayah tanpa memberi nafkah dan kasihsayang ingin menukarkan harga diri anaknya buat orang lain karena demi uang...
oland sariyy: perlu di kutuk kayak nya si Rudi ini ya kakak 😁😁
total 1 replies
oland sariyy
selamat membaca teman-teman semua nya.jangan lupa.tinggalkan jejak kalian di kolom komentar ya
ChikoRamadani
kira" apa yang dilakukan naima yah ??? jadi penasaran 🤔
lanjut dong thor
oland sariyy: tunggu di bab berikutnya kakak 😁😁
total 1 replies
ChikoRamadani
Mereka selalu diuji mulai dari tidak diberikan kasih sayang seorang ayah, tidak diberi nafkah dan saat mereka dalam situasi terpuruk pun ayahnya tidak peduli sama sekali...
naima dan dito sangat menyayangi ibunya,
tapi bagaimana mereka bisa mendapatkan biaya untuk operasi? apakah ada yg membantu mereka? semoga saja ada orang baik yang bsa menolong ibunya...


sepertinya dokter bagas dia tertarik pada naima tetapi dia sadar diri, naima masih bocah....
ChikoRamadani
lanjut kakk,,
oland sariyy: siap kak
total 1 replies
oland sariyy
terimakasih sudah setia di cerita terbaru author,maaf kalau agak lama update nya kakak, author lagi kurang fit 🙏🙏
ChikoRamadani
Sedih banget loh jadi mereka, tidak diberikan kasihsayang sama sekali... hanya luka dan trauma yang diberikan oleh pak rudi...
bu maryah sudah pasrah dengan tindakan kasar pak rudi tapi dia selalu percaya pak rudi setia...
setelah ini, apakah bu maryah tetap bertahan dengan segala cobaan rumahtangga mereka, dan apakah naima dito masih mau menerima perilaku buruk pak rudi kepada mereka....
ChikoRamadani
miris banget lihat keadaan mereka, apalagi pak rudi tidak ada rasa peduli kepada keluarganya sendiri. mana kakak pak rudi merendahkan bu maryah bilangin miskin dan banyak hutang eh gak sadar dia adiknya saja tidak pernah memberikan nafkah untuk keluarganya malahan bu maryah yang berjuang keras untuk membiayai kehidupan anaknya...
naima,punya teman yang baik , selalu bantuin ketika lagi kesusahan dengan cara diam" memasukkan selembar uang ke dalam tas naima. tapi naima susah dia tidak pernah memanfaatkan temannya itu karena dia anak yang tulus...
oland sariyy: hai kakak terimakasih sudah mampir di karya terbaru author 😊🙏
total 1 replies
oland sariyy
Hai semua nya selamat datang di karya terbaru author 😊😊😊🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!