perjalanan anak remaja yang berusaha bekerja keras , namun perjuangannya penuh dengan duri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kunjungan berakhir ricuh
Rangga dan Silvia bermain di pemandian itu hingga senja baru mereka pulang.
Namun saat sampai di rumah Silvia kaget karena rumahnya sangat ramai dengan para tamu .
" ayah ada apa ini ?" Silvia bertanya heran
" ooh, ini teman ayah datang menengok " ucap pak Salman sambil mengenalkan temannya yang datang bersama keluarga nya menengok dirinya yang baru sembuh dari sakit aneh.
Namun salah satu anak teman pak Salman memandang Silvia dengan berbinar. ia terpesona dengan kecantikan Silvia. namun saat melihat Rangga yang berada di dekat Silvia ia menatap dengan penuh selidik
" maaf ini siapa?" tanya Andri penasaran akan hubungan Silvia dengan Rangga yang di sisi nya.
" oh, ini Rangga , calon suamiku" Silvia dengan bangga mengenalkan Rangga sebagai calon suaminya, pak Salman hanya bisa mengangguk mengiyakan saat ayah Andri melihat ke arahnya , tadi malam setelah Rangga berbicara dengan Silvia akan menikahinya Silvia langsung memberitahukan hal itu pada sang ayah.
pak Salman yang mengetahui kemampuan Rangga tentu saja setuju, sekarang memang Rangga hanya seorang mahasiswa miskin ,tapi dengan kemampuannya ia yakin Rangga akan bisa sukses di masa depan.
" apa yang kau harapkan dari pemuda seperti itu" Andri yang merasa cemburu langsung mengejek Rangga ,
" tak apa apa , yang penting dia mencintaiku dan sangat sayang padaku" ucap Silvia membela Rangga.
" ha ha ha, kalau begitu, aku juga bisa mencintai dan menyayangi mu lebih dari dia ,apalagi aku bisa memanjakan mu dengan kekayaan ku" ucap Andri tertawa bangga ,
" jadi kamu berpikir Silvia mata duitan!?" ucap Rangga datar.
" eh ,bukan begitu maksudku!" Andri tergagap dengan ucapan Rangga.
" terus apa maksudmu dengan memanjakan Silvia dengan kekayaanmu, oh iya apa kamu sudah bekerja!"? tanya Rangga .
" aku masih kuliah semester akhir tahun ini kenapa?" tanya Andri heran
" ha ha ha ha, aku pikir kamu yang kaya, ternyata orang tuamu yang kaya" Rangga tertawa membuat muka Andri memerah karena malu dan juga marah.
" ka...kamu!" Andri tak bisa berbicara lagi, ia ingin mengumpat Rangga tapi ia berpikir akan semakin di pojokan oleh Rangga, dengan kesal ia keluar dari ruangan itu.
Pak Salman hanya menggelengkan kepala melihat perseteruan kedua lelaki muda itu.
" ekhem" pak Deri ayah Andri berdehem memecahkan suasana yang tak mengenakan itu . Rangga dan Silvia berpamitan untuk beristirahat
" apa kau yakin akan menikahkan anakmu dengan pemuda itu?" tanya pak Deri setelah Rangga pergi,
" iya aku yakin, aku bisa melihat bila keduanya saling mencintai" ucap pak Salman
" tadinya aku ingin melamar anakmu , agar persahabatan kita semakin erat, namun sepertinya itu tak mungkin" ucap pak Deri sambil menggelengkan kepala.
" masalah jodoh Silvia, aku menyerahkan pada Silvia untuk mengambil keputusan" ucap pak Salman .
" kalau begitu ,aku juga minta maaf , bila kerjasama kita, akan berakhir " pak Deri , mencoba mengancam pak Salman.
" yah, bila memang itu keputusanmu apa boleh buat, paling aku mencari donatur lain untuk membiayai perkebunan teh ku" ucap pak Salman menghela napas . Ia tak menyangka bila persahabatan mereka berdua akan berakhir seperti ini, tapi ia tak menyesali ia tak mau mengorbankan kebahagiaan Silvia, Silvia anak satu satunya ,dia bekerja banting tulang hanya untuk memenuhi kebutuhan anaknya, apa artinya bila ia kaya tapi anaknya menderita, pengorbanannya selama ini akan menjadi sia sia.
Pak Deri salah satu pemegang saham yang cukup besar di perusahaan tehnya, dengan di tariknya saham milik pak Deri sudah di pastikan akan membuat perusahaan goyah.
Tanpa pamit pak Deri dan keluarganya pergi meninggalkan rumah pak Salman.
Pak Salman termenung ,pikiran berkelana mencari solusi jalan keluar dari penarikan saham pak Deri.
" Ayah kenapa ?" tanya Silvia , ia dan Rangga kembali ke ruangan di mana pak Salman berada saat melihat pak Deri telah pulang dan melihat sang ayah sedang termenung
" tidak apa apa, mungkin tadi terlalu bersemangat hingga sekarang terasa sedikit lelah" ucap pak Salman , namun Silvia hapal dengan sikap ayahnya
" ayah jangan membohongiku" ucap Silvia manja ,memasang wajah imutnya sebagai senjata andalan nya menaklukan sang ayah.
" hais ,kamu ini, pak Deri mau menarik sahamnya, jika kamu tak mau menikah dengan Andri" ucap sang ayah
" kenapa bisa begitu?" tanya Silvia tak mengerti.
" keluarga Deri selain menjenguk juga berniat melamarmu, dengan alasan mempererat hubungan persahabatan dengan persaudaraan sebagai besan, kamu tahu sendiri , saham pak Deri 20 persen, bila di ambil maka perusahaan kita akan goyah" ucap pak Salman menghela napas panjang.
Silvia dan Rangga terdiam, pastinya harga saham 20 persen itu lumayan banyak , ia ingin membantu tapi tak punya uang.
" apa aku minta tolong dengan pak Rendra yah?" gumam Rangga dalam hati.
" kira kira berapa dari saham milik pak Deri paman?" tanya Rangga .
" sekitar , 10 milyar " jawab pak Salman, walau sekarang ada di kas uang sejumlah itu, tapi itu uang produksi, bila di berikan pada pak Deri maka perusahaan tak bisa produksi, sedangkan aset lain berupa barang yang tak bisa di jual cepat." keluh pak Salman.
Drrrrrrt
Drrrrrrt
Saat ingin berbicara , handphone Rangga bergetar.
" maaf paman, Silvia aku mengangkat telepon dulu " pamit Rangga sambil melangkah keluar.
" assalamualaikum" ucap Rangga mengangkat sambungan teleponnya.
" Waalaikum salam , sayang apa kabar?" terdengar suara merdu dari sebrang telpon , ternyata Lydia yang memanggilnya dengan no baru.
" aku baik, kamu bagaimana?" tanya Rangga
" aku juga baik, aku kangen, sayang, kamu lagi di mana?" tanya Lydia
" Kamu bilang kangen tapi no ga bisa di hubungi, ini no siapa?" Rangga balik bertanya. Sudah hampir seminggu Rangga menelponan Lydia tapi selalu di luar jangkauan
" maaf sayang, no ku, ada yang menghack sudah setengah bulan, aku baru tahu kemarin jadi langsung ganti kartu" jawab Lydia ," sayang aku kesana yah, aku kangen" lanjut Lydia .
" aku sedang ada di Pagar Alam sayang, bukan di Lampung " jawab Rangga ,
" Pagar Alam !?, bukannya di sana banyak kebun kopi dan Teh?" tanya Lydia antusias.
" iya sayang , banyak kebun kopi, teh, dan Lada di sini, kenapa sayang?" tanya Rangga heran kenapa Lydia begitu bersemangat mendengar kebun kopi dan teh .
" begini sayang, aku kan mau investasi, kata temenku kopi dan teh bakal melonjak nanti, yang pastinya mah kopi, nah aku mau nyari perusahaan yang mempunyai usaha di bidang itu" jawab Lydia.
" wah kebetulan , ayah Silvia sedang membutuhkan investor, karena salah satu pemegang saham keluar " timpal Rangga senang , setidaknya ia bisa membantu pak Salman .
" tunggu , tunggu, siapa Silvia !" Lydia langsung menanyakan Silvia .
" panjang ceritanya sayang dan ga mungkin aku membicarakannya lewat telpon. " jawab Rangga
" apa di sana ada Bandar Udara??" tanya lydia cepat
" ada sayang, Bandar Udara Atung Bungsu" jawab Rangga.
" ya sudah , kamu jemput aku di bandara , aku berangkat sekarang!" tegas Lydia
" ya , pasti aku jemput" jawab Rangga cepat
Bandar Udara , Atung Bungsu hanya melakukan penerbangan 4 kali dalam seminggu, dan akan memakan waktu sekitar satu jam setengah . Hari ini pas jadwal keberangkatan dari jakarta ke Pagar Alam .
salam santun 🙏