EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Ayu tak pernah menyangka bahwa pernikahannya dengan Cakra yang baru berjalan satu bulan harus kandas begitu saja. Lelaki yang menjadi cinta pertamanya itu menghempaskannya bagai sampah. Dirinya terpasung sekian lama tanpa ada yang sudi menolongnya.
Pernikahan pertamanya itu sungguh menorehkan luka dan trauma mendalam baginya hingga ia tak bisa bersentuhan dengan lelaki manapun.
Disaat orang lain menjauhinya karena dianggap tidak waras, justru datang sosok lelaki berseragam cokelat yang pernah membuatnya tertawa di masa lalu namun dirinya juga yang pernah membuat lelaki itu kecewa. Akan tetapi, hanya laki-laki itulah yang kini bersedia mengulurkan tangan dan merangkulnya tanpa ragu disaat hidupnya terpuruk.
"Apa adanya kamu, aku selalu mencintaimu."
Akankah kemurnian cinta yang ada mampu menyembuhkan luka dalam pernikahan manis mereka yang tak akan mudah?
Simak kisahnya💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 - Pertama Kali
Mendadak ponsel Bayu berdering. Dan ternyata sebuah telepon masuk dari Dokter Heni. Ia pun segera mengangkatnya tanpa banyak berpikir.
"Halo, Dok."
"Bayu segera ke klinikku sekarang juga," ucap Dokter Heni dengan nada yang sangat kentara cemasnya.
"Baik, Dok. Ayu tidak apa-apa kan? Apa terapinya sudah selesai?" tanya Bayu yang penasaran karena belum ada satu jam ia keluar dari klinik Dokter Heni sudah disuruh kembali.
"Ayu pingsan. Buruan ke sini ya," jawab Dokter Heni.
"APA !!" respon Bayu yang sangat terkejut tanpa sadar ia langsung berdiri dari tempat duduknya. Namun ponselnya masih menempel di telinganya.
Zaky yang melihat sang komandannya tiba-tiba berdiri, otomatis ikut terkejut dan menghentikan tangannya saat akan melanjutkan untuk meminum kopinya.
Bip...
Telepon pun terputus seketika. Bayu menyambar dompet dan kunci mobilnya yang ada di meja cafe sambil memakai jaketnya. Seketika perasaannya sangat cemas dengan kondisi sang istri.
"Ada apa komandan?" tanya Zaky yang ikut penasaran.
"Istriku pingsan di klinik Dokter Heni, Zak. Aku ke sana dulu. Tolong kamu bayarkan ini semua. Nanti aku transfer ke rekeningmu," jawab Bayu.
"Siap komandan, santai saja. Semoga Nyonya Ayu segera lekas sembuh," ucap Zaky.
"Amin..." jawab Bayu.
Akhirnya ia pun segera ke klinik Dokter Heni yang memang letaknya tak jauh dari cafe, tempat dirinya bertemu dengan Zaky. Langkah kakinya yang panjang, tegap dan terburu-buru mulai parkiran dan lobby klinik hingga ke dalam ruang terapi semakin menjadi.
Dokter Heni pun menyuruh Bayu langsung masuk menemani Ayu yang masih tak sadarkan diri. Kini di dalam ruangan terapi khusus tersebut hanya ada Bayu dan Ayu saja. Dokter Heni sengaja meninggalkan mereka berdua. Ia pergi ke ruangan yang lainnya.
Setengah jam kemudian jari-jemari Ayu menunjukkan pergerakan. Tanda-tanda istrinya akan siuman. Bayu lekas berdiri dari kursi dan berjalan menuju brankar Ayu lebih dekat.
Lantas ia menepuk pipi istrinya dengan lembut agar Ayu segera bangun.
"Yu, bangun. Ada aku di sini," cicit Bayu seraya telapak tangannya menepuk pipi istrinya perlahan.
Mata Ayu mulai ada pergerakan namun masih terpejam dan tak lama terbuka. Tatapan keduanya langsung bersirobok dalam satu garis lurus. Tiba-tiba Ayu bangun dan langsung menubrukkan badannya pada Bayu. Memeluk erat dan menumpahkan air matanya pada pakaian suaminya itu.
Beruntung Bayu memiliki pertahanan tubuh yang kuat. Sehingga ia tidak tumbang atau terjatuh di lantai klinik saat terkena dorongan dari Ayu yang sangat mengangetkan dirinya tersebut. Bayu pun terduduk di atas brankar Ayu.
BUGH...
"Peluk aku Mas. Jangan lepaskan. Aku takut. Huhu..." tangis Ayu pun mulai berderai kembali.
"Iya, Yu. Mas selalu ada di sini untukmu. Kamu enggak perlu takut," bisik Bayu tepat di telinga Ayu.
"Sakit Mas. Dia sudah nyakitin aku. Dia pukul aku dan kurung aku. Dia enggak sayang sama aku. Huhu..." cicit Ayu tersedu-sedu dengan posisi masih memeluk Bayu.
"Hiks...hiks...hiks..."
"Aku benci dia, Mas. Aku benci !!" teriak Ayu dengan isakan yang masih berderai.
Bayu hanya bisa terdiam dengan tetap memeluk Ayu. Ia pun mengelus naik turun secara perlahan pada punggung Ayu yang bergetar karena menangis guna menenangkan istrinya.
"AKU BENCI CAKRA AGUNG SUJATMIKO !!" pekik Ayu hingga tangannya tanpa sadar mencakar punggung Bayu. Namun Bayu tetap bergeming. Ia membiarkan istrinya meluapkan isi hatinya yang pilu. Tak masalah tubuhnya dicakar atau dilukai Ayu. Yang penting setelah ini istrinya bisa sembuh kembali seperti sedia kala.
"Dasar laki-laki brengsek ! Huhu..."
☘️☘️
Setelah setengah jam Ayu sudah lebih tenang, kini keduanya tetap dengan posisi saling memeluk di atas brankar. Namun kaki Bayu saat ini ikut naik ke atas brankar. Sebelumnya Ayu memeluknya dari depan, kini ia memeluk istrinya dari samping. Tanpa sadar Ayu terus mendekap Bayu sejak tadi.
"Minum dulu," titah Bayu menyodorkan air minum untuk istrinya.
Ayu pun meminum tanpa banyak membantahnya. Lalu Bayu dongakkan wajah Ayu untuk menghadapnya. Dengan lembut telapak tangannya ia gunakan untuk membersihkan jejak air mata di pipi istrinya dengan penuh cinta.
"Nah sudah cantik kembali istriku. Sudah lebih tenang?" tanya Bayu dengan lembut seperti biasa.
Ayu hanya bisa menganggukkan kepalanya saja untuk mengiyakan. Bibirnya terasa kelu untuk bersuara. Sebab sejak tadi sudah ia habiskan untuk berteriak-teriak tidak jelas. Memaki dan menyumpahi ser*apah pada Cakra dan keluarganya.
Saat Bayu akan turun dari brankarnya, Ayu mencegahnya dengan menarik lengan Bayu.
"Mas jangan pergi," cicit Ayu sendu.
"Masak kita harus di sini terus. Kan ini klinik bukan rumah kita Yu," ucap Bayu.
"Ayo pulang. Biar kamu bisa istirahat di kamar kita."
Ayu pun mengangguk, tanda setuju.
"Mas, terima kasih."
Bayu pun yang hendak membantu Ayu turun dari brankar, kini justru mengurungkan niatnya. Ia akhirnya duduk kembali di brankar Ayu. Keduanya saling berhadapan. Bayu membenahi rambut Ayu yang sedikit berantakan.
"Boleh enggak ucapan terima kasihnya, Mas yang pilih sendiri bentuknya?" tanya Bayu dengan sorot mata penuh cinta dan tak mengalihkan pandangannya dari wajah sang istri.
"Boleh," jawab Ayu.
"Bentuknya kayak gimana, Mas? Kotak, bulat, lonjong atau persegi panjang?" tanya Ayu yang bingung. Namun ia tetap memandang wajah suaminya.
Bayu pun tersenyum. Dan tanpa aba-aba tangan kekarnya langsung meraih tengkuk Ayu dan ia mendaratkan sebuah ciuman manis pada bibir istrinya yang sebelumnya masih dalam kondisi setengah terbuka. Semakin membuatnya terlihat se*xy di mata seorang Kompol Bayu Laksono.
Ayu yang tak ada persiapan apapun dan tak menduga suaminya akan melakukan hal seperti ini, hanya bisa membelalakkan matanya dan tubuhnya mendadak kaku. Bingung ingin berbuat apa lebih lanjut. Dan anehnya ia dan tubuhnya tak menolak akan hal itu.
Alhasil dirinya hanya bisa meremat jaket suaminya dan ikut memejamkan mata seperti yang dilakukan suaminya.
Melihat Ayu yang tak menolak ciuman darinya, maka Bayu pun yang sudah tak tahan sejak tadi karena Ayu memeluknya erat membuat hasratnya sebagai laki-laki normal tentu saja bangkit seketika. Terlebih ini adalah ciuman pertama baginya pada seorang wanita.
Saat ingin menjelajah mulut Ayu lebih dalam dengan lidahnya, tiba-tiba...
Bersambung...
🍁🍁🍁
