Zira mengetahui kekasih nya selingkuh dengan sahabatnya sendiri dua hari sebelum ijab kabul diucapkan.
Namun Zira tetap bertahan dan melanjutkan pernikahan karena tak mau orangtu malu.
Sayangnya sang tunangan memilih pergi dengan kekasihnya dan meninggalkan nya, di tengah orang banyak. Zira malu dan putus asa. Begitu juga dengan orangtuanya.
Tiba tiba muncullah seorang pria yang bersedia menikahi Zira, menggantikan posisi sang kekasih.
Dia adalah Juan, pria muda yang sudah beberapa kali bertemu dengan Zira secara tidak sengaja. Entah apa yang membuatnya mengajukan diri dan mau menikah dengan zira.
Bagaimana kisahnya???
Akankah rumah tangga mereka berjalan baik? atau berujung di meja perceraian??
Akan kah kedua nya saling cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamie kembar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Damai
Akhirnya Zira tertidur didalam pelukan Juan. Juan melepaskan pelukannya dan ingin bangun, namun sepertinya Zira masih enggan melepaskannya. Zira memeluk erat Juan. Akhirnya Juan mengalah dan ikut memejamkan matanya.
Mereka berdua tertidur pulas dan saling berpelukan hingga pagi hari.
Zira bangun lebih dulu dari Juan. Saat pertama membuka mata, wajah Juan lah yang dilihatnya.
Zira memperhatikan wajah lelap Juan dengan seksama. Hidungnya mancung, alis nya tebal, pandangan nya turun ke bibir, dan tanpa sadar tangannya mengusap lembut pipi Juan.
Juan terbangun akibat seseorang yang menyentuh wajahnya. Sebuah sentuhan halus, lembut dari tangan Zira. Namun dia sengaja tidak membuka matanya. Juan membiarkan Zira terus memandangi wajahnya.
"Om, Kalau dipandang begini kamu ganteng juga, tapi sayang kamu suka marah marah dan nyebelin." ucap Zira pelan.
"Berdosa mengatai suami sendiri?" ucap Juan.
Ucapan Juan sukses membuat Zira pucat dan refleks menarik tangannya dari wajah Juan.
"Kenapa, apa kau malu karena ketahuan mengagumi ketampanan suami mu!" ucap Juan narsis.
"A...aku tidak mengatakan apapun." ucap Zira mengelak.
"Benarkah?? apa aku salah dengar?" tanya Juan. Tangannya memeluk erat tubuh Zira membuat Zira semakin merapat kearahnya.
"Apa ..apa yang kau lakukan?" ucap Zira panik.
"Aku.. aku ingin mencium istri ku?" ucap Juan santai.
Zira gelagapan..Dan coba meronta. Namun usahanya tak membuahkan hasil. Juan tak bergeming sedikitpun.
"Cepat cium aku, Atau aku tidak akan melepaskan mu." ucap Juan mengancam.
Juan menyodorkan pipinya kearah Zira.
Dengan malu malu dan bergetar, Zira mendekat dan mencium pipi Juan.
Perlahan Juan melonggarkan pelukannya, Zira segera berlari dengan wajah merah menahan malu. Zira masuk ke kamar mandi, dia menutup pintu dan memegang dadanya yang berdebar kencang. Jantungnya maraton, berkejar kejaran tak karuan.
Zira menghidupkan shower dan membasahi dirinya, dia mandi dibawah guyuran air. Tiba tiba muncul bayangan perbuatan Andika dan sikap heroic Juan yang menyelamatkan nya bergantian berputar.
Zira tersenyum sendiri mengingat sikap baik, dan lemah lembut Juan padanya. Zira sekali lagi merasa nyaman dan aman berada di samping Juan.
Setengah jam kemudian Zira selesai mandi, dia kebingungan. Dia lupa membawa baju gantinya. Kepalanya keluar dan mengintip di balik pintu. Celingak celinguk mencari Juan.
Alhamdulillah orangnya tidak ada. Lebih baik aku segera keluar dan memakai baju, keburu orangnya datang dan melihatku. bathin Zira.
Zira keluar dengan mengendap endap dan membuka lemari pakaian, tangannya membuka lemari dan mengambil asal kaos dan hot pants kesukaannya.
Juan tersenyum lucu memandang Zira yang mengendap endap seperti seorang maling.
Zira mulai memakai pakaiannya, Juan memalingkan muka dan badannya membelakangi Zira.
Zira berbalik dan menyadari ada Juan di depannya.
"Mas Juan" ucap Zira kaget.
"Mas, sejak kapan mas ada disini." ucap Zira.
"Sejak kau keluar dari kamar mandi." jawab Juan enteng.
"Haaa!!!!! Ja..jadi mas lihat aku pakai baju?" tanya Zira menatap tajam kearah Juan. Dia berjalan mendekat dengan penuh amarah.
"Ya" jawab Juan santai.
"Mas!!! Zira menunjuk Juan dengan jari telunjuknya tepat di dpan hidung Juan.
"Kau mengintip ku?" ucap Zira lagi.
"Aku mengintip? tidak, aku tidak mengintip mu, lagi pula mengapa kau harus malu." ucap Juan menarik pinggang Zira dan memeluknya.
"Aku bahkan sudah melihat semuanya, apa kau lupa?" tanya Juan berbisik di telinga Zira.
Wajah Zira memerah menahan malu, benar Juan pernah mengganti pakaiannya otomatis dia sudah melihat semuanya.
"Kau!!"
Cup..
Juan menempelkan bibirnya di bibir Vira. Hanya beberapa detik karena Vira langsung mendorongnya dan berlari keluar kamar.
Juan tersenyum melihat Zira marah dan berlari meninggalkannya.
Juan mengusap bibirnya yang dengan ibu jarinya, "manis" ucap Juan tersenyum bahagia.
Jangan tanya hatinya, hati Juan berbunga dan berdebar. Ini kali pertama dalam hidupnya mencium seorang wanita. Dan rasanya Juan ingin mengulanginya kembali.
Juan melangkah turun ke bawah, di dapur Zira terlihat sedang membuat sarapan untuk mereka.
Zira juga masih merasakan bibir Juan yang menempel di bibirnya. Hangat dan manis. Walau bukan kali pertama dia berciuman tapi Zira merasakan hatinya bergetar. Zira kembali merasa malu dan merona.
"Sayang...mana sarapanku?" tanya Juan.
"Sayang???" ucap Zira mengulang kalimat Juan.
"Iya, sayang, mana sarapan untuk suamimu?" ucap Juan lagi.
"Sebentar."
Zira membawa roti bakar yang dia buat dan teh hangat untuk Juan.
"Aku nggak sempat masak, karena kau_" Zira berhenti bicara bingung mau mengatakan apa. tak mungkin dia mengatakan gara gara Juan memeluk dan menciumnya.
"Kau mau bilang apa, mengapa tak diteruskan? kau mau bilang karena aku mencium mu?" tanya Juan semakin berani.
"Mas!!" ucap Zira kesal.
Zira meninggalkan meja makan dan naik menuju kamar. Juan hanya terkekeh dibuatnya.