NovelToon NovelToon
Hamil Anak Pak Dosen

Hamil Anak Pak Dosen

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen
Popularitas:36.1k
Nilai: 5
Nama Author: Al-Humaira

Bangun dari tidur Yola begitu terkejut saat melihat pria yang terlelap di sebelahnya.
Yola tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah pesta kampus yang ia datangi semalam.

Dan kini ia harus berakhir dengan pria yang sangat berpengaruh di kampus.

Yola memilih pergi sebelum pria yang masih terlelap itu bangun, ia tidak ingin menimbulkan masalah apalagi pendidikannya terkendala.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HAPD_BAB 10

Fayola yang sedang berada di dalam kamar mandi menatap dirinya didepan cermin dengan gelisah.

"Tidak ada pembalut, apakah aku harus meminta padanya." Fayola gelisah lantaran malu jika ingin meminta bantuan pada Calvin.

Tapi jika tidak meminta bantuan maka dirinya tidak bisa keluar dari kamar mandi.

Tok...Tok..Tok...

"Apa kau masih lama!"

Suara ketukan pintu disusul dengan suara Calvin yang memanggil membuat Fayola semakin mengigit bibirnya keras.

"Fayola! Kau baik-baik saja!" Panggilnya lagi saat tidak mendapat respon.

"A-aku baik-baik saja!"

Fayola memilih untuk membuka pintu, tidak ada pilihan lain ia harus meminta tolong.

"Ada apa?" Tanya Calvin yang melihat wajah Fayola seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Em, i-itu pak," Fayola menggaruk kepalanya ragu.

Sedangkan Calvin berdiri sambil melipat kedua tangannya.

"I-itu, aku butuh pembalut." Cicit Fayola diakhir kalimat.

*

*

Seorang pria berdiri didepan rak display yang berjajar rapi dengan barang yang banyak merk.

Untuk pertama kali selama hidup Calvin merasa seperti pria bodoh yang bisa di manfaatkan.

"Ini pengalaman terburuk ku, aku tidak akan bodoh untuk mengulanginya lagi." harga dirinya dipertaruhkan, seorang Calvin Gilbert membeli pembalut untuk wanita.

Jika teman ataupun rekan bisnisnya tahu pasti reputasinya akan hancur saat itu juga.

Calvin megambil beberapa pembalut dengan merk dan warna sesuai dengan permintaan Fayola, gadis itu benar-benar membuat seorang Calvin seperti tidak memiliki harga diri.

Sepasang mata penjaga kasir menatap barang yang dibeli oleh pria gagah dan tampan didepanya, beruntung Calvin menggunakan kaca mata hitam dan masker untuk menyemarakkan wajahnya. Karena dirinya tidak sanggup menanggung malu.

"Ada lagi tuan?" Tanya penjaga kasir.

"Tidak." Jawab Calvin dingin.

Setelah membayar Calvin langsung pergi dengan wajah masam dibalik masker. Beruntung ia membawa Fayola kesebuah hotel, bukan penginapan di bar yang Fayola kunjungi tadi malam.

Sampainya dikamar, Calvin melempar bungkusan plastik pada Fayola yang duduk disofa dengan masih menggunakan baltrobe.

"Mimpi apa aku membelikan barang menggelikan seperti itu." Gumam Calvin sambil meminum air putih banyak-banyak.

"Terima kasih," Fayola sedikit malu namun tidak ada cara lain lagi.

Menyuruh pelayan hotel sebenarnya bisa, tapi entah kenapa Calvin justru berangkat sendiri yang justru membuat dirinya merutuki kebodohannya.

Setelah beberapa saat Fayola keluar sudah rapi dengan pakainya. Fayola menatap Calvin yang duduk sambil menikmati kopi yang baru saja di antar oleh pelayan hotel.

"Em, pak." Panggil Fayola dengan ragu.

Calvin mendongak menatap wajah Fayola yang polos tanpa makeup, tapi biarpun begitu bibir Fayola begitu ranum dengan warnanya yang pink alami.

"S-saya-"

"Duduklah dan makan." Calvin mendorong nampan berisikan makanan yang sudah ia pesan.

Fayola yang memang sudah lapar memilih duduk, ia duduk sofa bersebrangan dengan Calvin.

Saat makanan masuk satu suap Fayola tiba-tiba mendesis lirih, wajahnya tiba-tiba berubah pucat.

"Ada apa?" Tanya Calvin yang melihat perubahan diwajah Fayola, apalagi gadis itu juga memegangi bagian perutnya. Calvin pikir makanannya mungkin tidak enak atau tidak layak sehingga membuat perut Fayola bermasalah.

Melihat wajah Fayola yang sudah berkeringat tanpa menunggu Calvin langsung membopong tubuh kecil Fayola. Calvin merebahkannya di atas ranjang.

"Aku panggilkan dokter," katanya yang hendak pergi namun tangannya di cekal Fayola.

"T-tidak perlu pak, aku memang merasakan seperti ini jika datang bulan, istirahat saja sudah cukup." Katanya dengan nada gugup, apalagi tatapan Calvin begitu intens menatapnya.

"Kau yakin,"

Fayola mengangguk lemah, "Jika tidak keberatan aku butuh air hangat untuk mengompres perut ku." Fayola menunjukkan tatapan memohon dengan kedua matanya yang berkedip-kedip, membuat Calvin hanya bisa mengumpat dalam hati.

*

*

Di mansion tepatnya dikediaman keluarga Gilbert. Seorang pria paruh baya sedang duduk diruang kerjanya dengan tatapan tajam pada sebuah berkas yang ada di tangannya. Pria paruh baya itu menghembuskan asap keudara setelah menyesap lewat cerutu.

"Jadi dia memelihara jala*ng." Ucapnya saat melihat foto-foto Calvin bersama seorang gadis memasuki hotel dan apartemen.

"Gadis itu masih kuliah, dia adalah anak dari pasangan yang sedang sibuk menjelajahi dunia bisnis, mereka sedang berkembang di industri bisnis." Ucap orang yang duduk didepan Hansel Gilbert yaitu ayah Calvin.

"Berani sekali dia memelihara jala*ng, lakukan apa yang harus di lakukan, bawa gadis itu kehadapan ku." Titahnya dengan tegas dan tatapan tajam.

"Baik tuan." Ben pun pergi dari ruangan bosnya.

Hansel memutar kursinya menghadap kaca besar yang menunjukan awan cerah siang ini. Pria itu menatap jauh hingga dirinya hanya bisa tersenyum masam.

"Kau ditakdirkan bukan untuk wanita lain Calvin." Gumam Hansel dengan tatapan penuh kebencian.

Di hotel, Calvin berbaring di samping Fayola yang terlelap dengan posisi memunggunginya. Pria itu sejak tadi hanya memeluk Fayola dari belakang dengan tangan mengusap perut rata Fayola.

Niatnya Fayola ingin mengompres perutnya, namun siapa sangka jika Calvin menawarkan opsi lain. Awalnya begitu canggung, saat merasakan usapan lembut dari tangan Calvin yang terasa hangat membuat Fayola begitu nyaman hingga meredakan rasa nyeri di perutnya.

Biasanya Fayola meminta bantuan bibik jika dirumah, dan ia akan cuti kuliah saat perutnya tidak baik-baik saja.

Calvin yang masih terjaga memilih untuk memeluk Fayola yang sudah terlelap, rasanya enggan untuk meninggalkan.

"Jangan membuat semua rumit Calvin, kau tidak bisa membawanya masuk kedalam kehidupanmu." Gumam Calvin sambil menghirup aroma segar dari rambut Fayola.

Calvin menyadari sesuatu, perasaan nyaman yang selalu mengusik hatinya akhir-akhir ini membuatnya tidak bisa berpikir dengan baik. Calvin bukan pria baik, tapi jika perasaan dan hati yang bergerak sisi lain dalam diri Calvin muncul.

Enghh

Fayola menggeliat dan membalikkan tubuhnya, kini wajah keduanya saling berhadapan meskipun Fayola tampak masih terlelap.

Calvin mengamati wajah Fayola yang cantik, bibir tipis hidung kecil yang mancung, bulu matanya yang lentik serta alisnya yang tertata rapi, kulit mulus putihnya begitu kontras dengan bibirnya yang kemerahan alami, sungguh Calvin terpesona dengan wajah cantik polosnya Fayola.

"Kenapa masih ada gadis seperti mu, aku tidak pernah melihat wanita cantik natural seperti ini." Gumam Calvin.

Bukan hanya itu, bahkan Calvin masih mengingat saat dirinya pertama kali merasakan keperawanan Fayola, gadis ini satu-satunya wanita yang masih virgin saat ia sentuh.

"Karma baik apa yang aku lakukan, hingga dipertemukan dengan gadis seperti dirimu."

Melihat bibir Fayola yang sedikit terbuka membuat Calvin menelan ludah. Bibir kecil ini yang selalu membuatnya candu dengan rasa manisnya.

Perlahan wajahnya mendekat, melumat dan menyesap rasa manis saat menyentuh bibir Fayola.

Ummh..

Fayola bergumam lirih, merasakan sesuatu yang membuatnya membuka mata.

Wajah keduanya begitu dekat tanpa jarak, hingga bisa merasakan hembusan napas hangat di wajah masing-masing.

Tatapan Fayola naik turun, ia tidak terlalu berani menatap wajah tampan dosennya terang-terangan meskipun sudah melakukan banyak hal berdua.

"Em, Pak," lirih Fayola saat Calvin mendekatkan bibirnya kembali.

Kegiatan didalam hotel hanya mereka habiskan di atas rajang, meksipun Calvin lebih banyak tersiksa namun ia tetap tak membiarkan dirinya menganggur.

*

*

Beberapa hari kedepan, Fayola yang sudah merasa lebih baik berangkat ke kampus. Gadis itu memilih tinggal di apartemen Calvin mengingat kakaknya Lino yang terus menghubunginya.

Anggap saja Fayola menghindari kakaknya itu, tapi sampai kapan ia tidak tahu.

Saat keluar dari kampus tubuh Fayola sudah menegang saat melihat Lino yang sudah berdiri menunggunya.

Fayola yang sudah tertangkap basah tidak bisa menghindar lagi, namun pada saat yang sama sebuah mobil berhenti didepannya hingga saat mobil itu pergi Lino tidak melihat lagi Fayola.

"Fayola!" teriak Lino saat melihat Fayola di bawa pergi oleh mobil tadi.

"Sial!!"

1
Hartini
mungkin ini jalan untk kalian bertemu
Erna Fadhilah
perkebunan yang di maksud Calvin kayaknya yang di tempati yola deh
Erna Fadhilah
semoga🤲🤲🤲 megi udah dapat informasi tentang yola dan dia mau lapor pada Calvin
Nur Adam
lnjut
daroe
not smart 😒
Erna Fadhilah
kayaknya halusinasi deh😅😅😅, semoga🤲🤲🤲 dengan adanya halusinasi ini hanzel bisa sadar dan mengekang Calvin lagi
Nur Adam
lnjjut
Vtree Bona
lindungi payola bibik kasihanilah dia
Erna Fadhilah
jangan ngomong sama majikanmu dulu lin kasihan dia biar dia bersatu lagi sama Calvin
Erna Fadhilah
semoga bibi megi bisa membantu pak dosen menemukan yola secepatnya
Muawanah
msh menunggu update nya ya,
Marc Lina Aczenk Lolo
cerita hamil nya mana thor?
*Septi*
kasian Calvin dalam tekanan ayahnya sendiri
*Septi*
kenapa ya seperti itu terhadap putranya sendiri 🤔
Erna Fadhilah
iiih orang tua kok kaya gitu sama anaknya, daripada kamu di gituin trs setiap dekat sama perempuan mending habisi aja dia biar ga ada penghalang kebahagiaan untuk mu, aku kok jadi jahat siiih nyuruk seorang anak bunuh ayahnya 🙏🙏🤦‍♀️🤦‍♀️, abisnya greget siiih aku sama bapaknya 😤😤😤
Erna Fadhilah
itu namanya kalau sudah tiada baru terasa
Erna Fadhilah
apa selama kamu pergi kamu ga ngubungin dia walau lewat chat sekalipun pak dos 🤦‍♀️🤦‍♀️
saljutantaloe
cewe klo udh di ewe sebelum nikah jadi bloon akut nurut aja sama cwo nya di apa"in juga diem
Nur Adam
lnju
Asih Sumarsih
sedih banget bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!