Kamu punya pengalaman unik bersama pasangan yang dingin? Katanya, bisa mengakibatkan pilek setiap hari, loh.
Duh, kalau hidung yang pilek boleh lah minum obat, tapi, kalau hati yang terus merasa terabaikan bagaimana?
Yuk, simak kisah Jedar (Jeje dan Darren) dalam menjalani kisah cintanya yang begitu menggemaskan.
Jika suka jangan lupa untuk like dan komen di setiap bab, saranghaeyo 💙
Jangan lupa untuk rate Bintang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mala Cyphierily BHae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencoba Memahami
Dan karena tak mendapatkan balasan dari Darren, Jeje menjadi sepi.
Jeje pun meminta ijin pada Ayahnya untuk mengerjakan tugas bersama Arum dan sebelum Jeje pergi, Pak Somat mengajaknya untuk bicara lebih dulu.
"Je, sini. Ayah mau bicara dulu!" Kata Pak Somat dan Jeje pun mulai duduk di sampingnya.
"Ada apa, Yah, sepertinya sangat penting?" tanya Jeje.
"Besok, Ayah akan makan malam bersama Bu sarah, kamu harus ikut!" kata Pak Somat.
Dan Jeje pun mengangguk.
Setelah itu, Jeje benar-benar pergi menemui Arum yang sudah menunggu di kafe.
Di sana, Arum tidak sendiri, Arum ditemani oleh Arsenio dan Jeje menarik nafas dalam.
"Bukan aku yang mengundangnya, dia datang sendiri, tepatnya kami tak sengaja bertemu," kata Arum seraya bangun dari duduk.
Arum mengajak Jeje untuk segera duduk dan Arsen yang sudah lama tidak lama bertemu dengan Jeje pun memberi tahu kalau dirinya akan kembali ke luar negeri dan Jeje mengucapkan selamat juga menyemangatinya.
Dan malam ini Arsen mengajak Jeje dan Arum untuk pergi bersama.
Arsen mentraktir ke duanya ke bioskop dan tanpa sengaja saat ketiganya sedang berjalan bersama di mall ada Salsa yang sedang bersama dengan mertuanya.
Salsa sedang menemani mertuanya berbelanja dan Salsa mengambil foto mereka, ia mengirimkannya pada Darren.
Dan Darren sedang menonton televisi di kamarnya ditemani coklat hangat.
****
Malam telah berlalu dan sampai pagi ini, Darren masih belum membalas pesan dari siapapun.
Dan saat ini, Darren benar-benar merasa memiliki dirinya sendiri, Darren pun dapat bernafas dengan leluasa.
Setelah kemelut percintaannya, sekarang, Darren sudah memantapkan dirinya dan ia ingin mengajak Sam untuk menemui Pak Somat.
Dan sore ini, semua pekerjaan sudah selesai sesuai jadwal. Darren pun ingin membuat kejutan.
Darren yang tak mengetahui kalau Jeje sedang bersama dengan Rossi itu pergi ke rumahnya dan rumah itu terlihat sepi.
Karena tidak ada orang, Darren meminta pada sopirnya untuk pulang.
Dan sesampainya di rumah, Darren yang menjatuhkan dirinya di ranjang itu membuka ponselnya dan Darren hanya mendapatkan satu pesan dari Jeje.
Jeje mengatakan kalau dirinya tidak akan mengganggu dan hanya akan menunggu pesan darinya.
Lalu, Darren membuka pesan dari Rossi, Rossi terlihat sekali memberikan perhatiannya dan Darren hanya membaca pesan itu.
"Rossi... Rossi, kemana saja kamu, Ross!" batin Darren.
Kemudian, Darren membuka pesan dari Salsa dan itu berupa foto, Darren memperhatikan foto tersebut dan mulai penasaran dengan siapa Jeje pergi.
"Apakah ini alasan Jeje tidak mengirimiku pesan?" tanya Darren pada dirinya sendiri.
Lalu, Darren ingin menanyakannya langsung pada Jeje.
Darren pun mengirim pesan padanya, "Di mana, aku ke rumahmu tapi kamu tidak ada."
Dan Jeje yang sedang makan bersama dengan Rossi dan Sarah itu tersenyum setelah mendapatkan pesan dari orang yang sangat ditunggunya.
Jeje pun segera membalas, ia mengatakan kalau sedang makan bersama dengan ayahnya di luar.
Jeje tidak mengatakan kalau ia pergi bersama dengan Sarah juga Rossi.
Lalu, Jeje menatap Rossi yang sedang memperhatikannya dan Jeje tersenyum. Begitu bahagianya Jeje saat Darren ingat dengan dirinya.
"Aku kira kamu lupa sama aku," kata Jeje kemudian dan Darren mengatakan kalau tidak mungkin melupakan pacarnya.
"Aku senang kamu seperti ini, jangan pernah berubah," kata Jeje yang disertai emoticon love.
Dan Darren membalas, "Ya."
Jeje pun tersenyum yang dipaksakan. Baru saja seolah melambung tinggi dan sekarang Jeje seperti dijatuhkan dengan balasan yang sangat singkat itu.
Dan Jeje tak lagi membalas pesan Darren.
Darren yang sedang berbaring pun berpikir kalau Jeje sedang sibuk bersama Ayahnya, kemudian Darren yang terlalu lelah itu segera terlelap.
****
Di sebuah restoran, Jeje dan Rossi sama-sama diam. Pak Somat yang sama sekali tidak mengetahui masalah Rossi, Jeje dan Darren itu meminta pada keduanya menerima seandainya ia berjodoh dengan Sarah.
"Jeje akan ikut saja asal Ayah bahagia," jawab Jeje dan Sarah sedikit merasa ragu mengingat Jeje adalah pacar Darren.
Sarah menarik nafas dan Pak Somat melihat ada keresahan di dirinya.
"Ada apa?" tanya Pak Somat dan Sarah menjawab dengan senyum.
Rossi mengerti bagaimana perasaan Ibunya dan Rossi mengatakan kalau dirinya tidak apa-apa.
"Mah, Rossi tidak apa-apa," kata Rossi seraya menggenggam tangannya yang ada meja.
Setelah itu, Rossi mengajak Jeje untuk keluar, keduanya memberikan waktu untuk para orang tua dan Jeje mengiyakan.
Lalu, Rossi mengajak Jeje untuk ke meja lain dan Jeje lebih banyak diam, Rossi pun menjadi sungkan.
"Kenapa kamu diam saja?" tanya Rossi seraya menatap Jeje.
Dan Jeje masih diam.
"Ku kira banyak hal yang ingin kamu sampaikan," kata Rossi seraya mengambil gelas jusnya.
"Contohnya?" tanya Jeje yang sedang bersedekap dada.
"Sudah lah, lupakan itu. Kita tidak bersaing, seharusnya kita bisa jadi teman, bahkan kita akan menjadi saudara tiri," ujar Rossi dan Jeje mengangguk.
****
Justin melihat Jeje dan Rossi bersama, lalu, Justin memotret keduanya, Justin juga mengirim fotonya pada Darren dan Darren yang masih terlelap itu terkejut saat ponselnya tiba-tiba berdering, terlihat kalau Justin lah yang menghubungi.
Bukannya menerima panggilan itu, justru Darren menggeser tombol merah.
Lalu, Darren memeriksa pesan dan ia yang sudah menduga kalau Justin mengirim pesan itu mendapatkan foto Rossi dan Jeje.
Darren segera merubah posisinya menjadi duduk, ia segera bangun dan mengambil kunci mobilnya.
Yang ia pikirkan adalah, Rossi sedang menghakimi Jeje.
Darren menanyakan di mana keduanya berada dan Justin yang masih bersama klien itu tak segera menjawab.
Karena tak menjawab, Darren pun segera menghubunginya, lalu, Justin memberitahu alamatnya.
Sesampainya di meja Rossi dan Jeje, Darren mendapatkan tatapan dari dua gadis yang menaruh hati padanya.
Dan Rossi memilih diam, ia ingin melihat siapa orang yang pertama yang dicari, Rossi akan benar-benar mengalah dan akan mengikhlaskannya.
Dan Darren yang mendapat tatapan dari dua gadis yang menaruh hati padanya itu menjadi tidak tau harus berbuat apa.
Di sisi lain, Darren tidak ingin menyakiti Rossi.
Lalu, Rossi merasa kalau ini adalah waktu yang tepat untuknya meluruskan masalah yang sudah berlarut itu.
Rossi pun meminta pada Darren untuk duduk.
Darren menurutinya karena ia masih menghargai Rossi sebagai sahabatnya.
Dan Jeje, ia memilih untuk mendengarkan, gadis berusia 19 tahun itu ingin mendengar apa yang akan dikatakan oleh rivalnya.
"Aku mau minta maaf, terutama pada Darren," kata Rossi seraya menatap pria yang ia sebutkan namanya.
Dan Darren hanya mendengarkan, karena baginya sudah tidak ada lagi yang perlu dijelaskan.
Sementara Jeje, ia berpikir kalau Rossi akan meminta pada Darren untuk kembali padanya.
Benarkah apa yang Jeje pikirkan?"
Ilihhh aki" menganggu aja .. orang yg mau merasakan gejolak yg selama setahun lebih ngk dirasakan....
sabar. derren tuh Jeje udah kasih kode bt nanti malamm pasti di servis dg Baik dahh😂😂😂😂
lahhh udah tamat .... blm puas sihh episode derren Jeje tp ... ok lahhh..semangat berkarya Othorrrr....❤️❤️❤️❤️