NovelToon NovelToon
Rantai Kekayaan

Rantai Kekayaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Dikelilingi wanita cantik / Iblis / Mengubah Takdir / Tumbal
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Demi harta Dirja rela melakukan pesugihan, pesugihan yang katanya aman. Tak perlu menumbalkan nyawa, hanya perlu menikah lagi saja. Semakin Dirja menikah dengan banyak wanita, maka harta yang dia dapatkan juga akan melimpah.

"Ingat, Dirja! Kamu harus menikah dengan wanita yang memiliki hari spesial, seperti wanita yang lahir pada malam satu suro. Atau, wanita yang lahir pada hari Selasa Kliwon."

"Siap, Ki! Apa pun akan saya lakukan, yang terpenting kehidupan saya akan jadi lebih baik."

Akan seperti apa kehidupan Dirja setelah melakukan pesugihan?

Benarkah pesugihan itu aman tanpa tumbal?

Gas baca, jangan sampai ketinggalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salah Atau Tidak Salah

Dea merasa kesal karena Damar bukannya segera menuruti keinginannya untuk mencari korek kayu, tetapi pria itu malah memelototi dirinya. Malam memang gelap, tetapi Dea masih bisa melihat sorot mata Damar yang memerah seperti orang marah dan juga kesal terhadap dirinya dari bantuan cahaya rembulan.

Ini pertama kalinya Dea melihat sorot mata itu yang berubah, karena biasanya pria itu menatap dirinya dengan penuh cinta. Tatapan manja yang penuh perhatian yang selalu membuat dia bucin parah.

"Aku itu cuma minta bantuan kamu untuk mencari korek kayu, kenapa kamu malah memelototi aku seperti itu?"

Mata Damar semuanya berubah menjadi merah merah, bahkan Dea bisa melihat ada darah yang menetes di sudut matanya. Dea juga bisa melihat ada lengkungan di bibir Damar, lengkungan itu membentuk senyuman sinis yang membuat Dea semakin kesal.

"Kamu itu sebenarnya kenapa sih? Kamu nggak mau bantuin aku buat nyari korek kayu? Aku itu lagi hamil, kalau berjalan di kegelapan takutnya aku jatuh. Kamu mau lihat istri kamu ini jatuh dan keguguran?"

Dia bisa cepat menikah dengan pria itu karena kehamilannya, tentu saja Dea tidak mau kalau harus kehilangan bayinya.

Damar menatap wajah Dea dengan tatapan yang begitu sulit untuk diartikan, pria itu bangun dan tiba-tiba saja mencekik leher Dea. Dea yang kaget langsung berteriak-teriak.

"To--- tolong! Tolong aku! Bapak! Ibu!"

Jari-jari tangan Damar dirasa sangat panjang, kuku-kuku tangannya juga begitu panjang sampai terasa menusuk lehernya. Dea merasa kalau yang saat ini sedang mencekiknya bukanlah suaminya, tetapi sosok lain.

"Sayang! Jangan lakukan ini, aku ini adalah istri kamu. Tolong jangan menyakiti aku, bagaimana kalau nanti aku keguguran dan bahkan mati?"

"Justru itu yang aku inginkan, aku ingin bayi itu mati."

Suara pria itu terdengar begitu berat, dingin dan juga dalam. Dea merasa tidak mengenal suara itu, tetapi tetap saja kini hatinya diliputi kemarahan dan juga ketakutan. Mata Dea semakin melotot mendengar apa yang dikatakan oleh Damar, dia semakin ketakutan dan kembali berteriak.

"Bapak! Tolong Dea, selamatkan Dea!"

Brak!

Pintu ditendang dari luar, nampaklah lurah Sukarta bersama dengan istrinya. Mereka datang membawa lampu corong dengan raut wajah yang begitu khawatir, Dea menolehkan wajahnya dengan cepat ke arah kedua orang tuanya.

"Bapak! Ibu! Tolong Dea!" teriak Dea.

Lurah Sukarta dan juga istrinya masuk ke dalam kamar, mereka kini berdiri di samping Dea. Menatap wajah putri mereka yang dipenuhi rasa ketakutan, mereka bisa melihat banyaknya keringat yang bercucuran di tubuh putrinya itu.

"Kamu itu kenapa teriak-teriak? Ada apa sih?"

Dea dengan cepat menunjuk ke arah Damar, lurah Sukarta dan juga istrinya langsung menolehkan wajahnya ke arah Damar. Pria itu sedang tertidur dengan begitu pulas, tak ada tanda-tanda kalau pria itu berbuat kasar kepada putri mereka.

"Damar itu sedang tidur, dari tadi kamu teriak-teriak terus kayak orang digebukin. Sebenarnya kamu itu kenapa?"

Dea menolehkan wajahnya ke arah Damar, ternyata suaminya itu sedang tidur dengan begitu pulas. Dea lalu mengusap lehernya yang terasa begitu sakit dan juga panas, tidak ada tangan yang menempel di sana.

"Kok bisa ya?"

"Bisa apanya?" tanya Srini.

"Tapi tadi Dea teriak karena dicekik sama Mas Damar, sumpah!"

"Jangan ngada-ngada, Damar itu sedang tertidur dengan begitu pulas. Mana ada dia mencari kamu? Ngaco kamu! Udah mending tidur, masih malam ini. Bapak sama ibu juga mau tidur," ujar Sukarta.

"Iya, maaf Karena Dea sudah membuat tidur kalian terganggu. Tapi sebelum pergi tolong nyalain lampunya dulu," ujar Dea.

Lurah Sukarta tidak banyak bicara, dia menyalakan lampu corong yang ada di dalam kamar Dea. Setelah itu dia mengajak istrinya untuk pergi, Dea cepat-cepat melebarkan pintu kamarnya.

Dia tidak mau tidur dalam keadaan pintu tertutup, lalu wanita itu duduk di tepian ranjang sambil menatap wajah suaminya. Damar benar-benar dalam keadaan tidur, pria itu tidur dengan sangat pulas sekali.

"Apa iya tadi itu aku hanya berhalusinasi?" tanya Dea dengan kebingungan yang luar biasa.

Dea yang masih merasa takut serta waspada tak tidur satu kasur dengan Damar, dia malah duduk di bangku sambil terus menatap pria itu. Dia takut kalau matanya tertutup, maka kejadian seperti tadi akan terulang.

**

"Buah-buahannya sudah aku bawakan yang segar dan banyak, Mbak suka?"

Susi pagi-pagi sekali bangun dari tidurnya, lalu dia pergi ke perkebunan dan meminta anak buahnya untuk membawakan buah-buahan ke kios milik Darmi. Buah-buahan itu bahkan langsung ditata dengan rapi pada kios yang ada di depan rumah milik Darmi.

"Suka, Neng. Padahal tak perlu repot, aku jadi tak enak hati," ujar Darmi.

"Tak apa, kalau begitu Mbak mulai saja jualannya. Aku mau ke perkebunan," ujar Susi.

"Siap, tapi untuk masalah harga sesuai dengan yang kita sepakati tadi malam bukan?"

"Iya, sesuai kok. Aku pamit ya," ujar Susi.

Susi hendak pergi dari sana, tetapi saat dia mau masuk ke dalam mobil miliknya, tak jauh dari sana dia melihat ada Dea dan juga Damar yang masuk ke dalam toko baju. Dea yang membuka pintu toko baju itu, Susi jadi curiga kalau Dea kini berjualan di toko baju.

"Ada apa Mbak Susi ke sini?"

Dea baru saja membuka toko baju miliknya, dia begitu kaget ketika melihat kedatangan Susi ke toko baju mereka.

"Nggak mau ngapa-ngapain, ini toko baju kamu?"

"Iya, hadiah dari bapak sama ibu."

"Maksudnya?" tanya Susi tak paham.

"Sebagai hadiah karena aku sudah menikah dengan Damar, bapak sama ibu memberikan toko baju ini untuk aku. Katanya mereka tidak memperbolehkan aku untuk bekerja di kota lagi, jadi mereka membelikan toko baju ini untuk aku dan juga Mas Damar."

Susi tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Dea.

"Intinya bapak modalin kamu sama Damar biar enggak kerja di kota lagi gitu?"

"Iya," jawab Dea.

"Kamu itu loh, Dek. Ngomongin kang Dirja miskin dan gak guna sebagai suami karena nggak punya usaha. Tapi nyatanya, Damar lebih parah.''

"Maksudnya?" tanya Dea tak paham.

"Suami kamu tinggal di rumah bapak sama ibu, dia juga nggak ngasih kamu nafkah lahir. Bahkan, untuk pekerjaan saja diberikan sama bapak. Lelaki apa itu namanya? Lelaki MOKONDO?"

"Cih! Gak usah ngomong seenaknya, Mas Damar walaupun dimodalin sama bapak, tetapi tetap saja kedua orang tuanya merupakan orang yang ada."

"Hahahaha, tapi gak mandiri. Kang Dirja nikahin aku masih modal loh, dia mandiri. Dia jual semua warisan kedua orang tuanya buat modal dan juga buat nikahin aku, dia nggak nerima duit sepeserpun dari bapak. Dia hanya menerima pengobatan mbak Darmi saja, itu juga karena janji bapak."

"Mbak! Gak usah ngomong apa-apa lagi deh! Pergi sana!" usir Dea kesal.

"Mbak bakalan pergi, kamu jangan marah-marah terus. Nanti bisa-bisa kamu malah keguguran, terus jaga tuh wajah kamu. Perawatan, biar gak kaya panda."

"Mbak!" teriak Dea kesal karena Susi langsung pergi dari sana.

Selepas kepergian Susi, Dea langsung menatap wajah Damar dengan kesal. Dadanya naik turun, kedua tangannya terkepal dengan erat.

"Ini semua salah kamu! Aku tadi malam gak bisa tidur jadinya muka aku jelek," kesal Dea.

"Emang aku salah apa sih? Kenapa baru bangun tidur kamu marah-marah terus?"

"Kamu malam cekik aku, kamu mimpi apa gimana? Aku sampai tidak bisa tidur," jawab Dea.

"Aku tidur pulas kok, gak mungkin orang tidur cekik kamu. Kamu aja yang ngaco! Mbak kamu juga ngaco tuh, masa ngatain aku MOKONDO?"

"Tapi bener juga sih kata mbak Susi, sampai saat ini kamu masih dibiayai sama bapak. Kapan kamu akan mandiri dan menerima warisan dari kedua orang tua kamu?"

"Bapak ibu aku masih hidup, mereka lagi aktif bekerja karena masih ada ketiga adik aku yang harus dibiayai. Masa minta warisan?" kesal Damar.

"Tapi kamu sekarang sudah nikah sama, masa malah minta aku buat minta modalin usaha sama bapak? Aku malu juga," ujar Dea.

Pertengkaran di antara keduanya terus berlanjut, sampai-sampai ada orang yang mau belanja baju pun sampai keluar kembali dari toko itu. Keduanya begitu asik bertengkar, sampai Damar tak sadar mendorong istrinya dengan cukup kencang.

"Mas!" teriak Dea kesakitan karena wanita itu jatuh duduk.

1
Siti Yatmi
apaan tuh....ih..serem...takut deh kalo tidur ranjang nya ada kolong...horor....
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
kan itu ortu nya, gimana ci
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
🤣🤣🤣lebih parah dadi dirja
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mencekik
Cucu Suliani: Typonya gak bisa hilang ya🤣
total 1 replies
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
hiiii serem bngt, pas gitu ayah sama ibu nya palsu🤣🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mamarahan terus ih Dea😇
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
Dea ih jangan ngomong sembarangan🤣🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
aduhh deaaaa
Siti Yatmi
bagi2 Mak....masakan nya .wk2..JD lapar
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
bagus ini lebih keren😈😈😈😈
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
pisahh
🍒⃞⃟🦅AmaraGold☆⃝𝗧ꋬꋊ
Yaaa jelas marah lah wong lagi tidur kog dipukul😄,
punya pikiran tidak sih Dea ini.
Egois, judes dan emosian
🍒⃞⃟🦅AmaraGold☆⃝𝗧ꋬꋊ
waduh takut banget kedepannya nanti minta tumbal janin terus tuh makhluk.
iblis kalau di turuti semakin menjadi membawamu makin dalam terperosok dalam kehinaan .
Dirja ,ringkih banget hatimu ,baru di katain begitu kau masukkan ke dalam hati terlalu jauh ,hingga punya pikiran melenyapkan kehidupan insan tidak bersalah yang baru berkembang.



semangat teh Ucu
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
eh emang bisa numbalin orng ta?
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
ih diem sih kamu, hamidun
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
emang🤣🤣🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
sebenernya Darmi sama Dirja ini sama sama baik & tulus, cuma ya gitu gara gara ekonomi..m
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
yeyyy bia ngomong
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
🤣🤣🤣🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
Dirja atuh ai kamu gaada basa basi nya🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!