SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"
SERI KEEMPAT.
#POVPELAKOR
Karena kesalahan di masa lalu, membuat seorang wanita yang kini bekerja di sebuah club' malam bertekad menghancurkan rumah tangga seseorang.
Dia adalah Bianca, wanita cantik dengan tubuh gemulai, juga parasnya yang cantik rupawan. Namun, nasib baik sepertinya tidak berpihak padanya.
Bianca hidup sebatang kara, setelah sang ayah meninggal saat dia remaja. Semua keluarga tidak ada yang sudi menampungnya hingga dia hidup dengan liar di luar sana.
Dan ia merasa semua nasib sial itu akibat perbuatan seorang wanita bernama Joana, yang kini terlihat bahagia dengan suaminya. Hidup penuh tawa, dan bergelimang harta.
Hingga akhirnya Bianca bertekad, untuk menggoda suami wanita itu.
"Bizard Welling Tanson, aku akan membuatmu jatuh dalam pelukanku dan menghancurkan Joana!"
Apa yang membuat Bianca ingin membalaskan dendamnya pada Joana? Cus ikuti ceritanya.
Salam Anu 👑
Ig @nitamelia05
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Menemanimu Bekerja
Setelah Joana meminta izin pada pimpinan perusahaan untuk membawa Bizard ke rumah sakit. Wanita itu pun kembali masuk ke dalam mobil, duduk dibalik kemudi sebab dia yang akan menyetir.
Sebelum menyalakan mesin, Joana lebih dulu mengusap kepala Bizard dengan lembut, kepala yang masih terasa hangat.
"Sekali lagi maafkan aku ya, Sayang," ucap Joana diiringi senyum yang memenuhi bibirnya.
Bizard mengangguk kecil, kemudian meraih tangan Joana dan mengecupinya. "Tidak apa-apa, Sayang. Tapi lain kali jangan diulangi lagi yah, aku benar-benar mengkhawatirkanmu semalam."
"Iya, Bee. Semalam Daddy memberiku banyak sekali pekerjaan, jadi sampai kamar aku langsung tidur," jelas Joana, kemudian tangan kanannya bergerak untuk menyalakan mesin mobil.
"Daddy sudah bilang padaku, semalam aku telepon ke rumah."
Joana mengernyit, menatap Bizard lebih intens. "Daddy tidak bicara apa-apa 'kan?"
"Maksudmu?"
"Iya, aku takut Daddy bicara sesuatu yang tidak menyenangkan. Dia tidak bicara apapun padamu, Bee?" Joana terlihat sedikit cemas sampai menggigit bibir bawahnya, takut Evans benar-benar membicarakan tentang kedatangan Edwin di rumah besarnya.
Sekali lagi, Bizard mencium punggung tangan Joana, kini terasa lebih lama. Di samping itu, dia mencoba menjernihkan pikirannya, agar selalu berpikir positif terhadap Joana.
"Tidak ada, Sayang. Daddy hanya bilang kamu sudah tidur. Awalnya aku ingin menyusul, tapi aku sadar sudah terlalu malam," jelas Bizard, membuat Joana merasa begitu lega. Wanita itu pun akhirnya mengangguk sambil tersenyum, kemudian melepaskan genggaman tangan Bizard, karena dia akan menyetir.
"Kalau begitu kita ke rumah sakit sekarang yah," ucap Joana dan Bizard langsung mengangguk sebagai jawaban.
Kendaraan roda empat itu melandas, meninggalkan kawasan perusahaan. Mereka tidak tahu bahwa ada seseorang di atas sana yang selalu melihat ke arah mereka berdua. Ya, dia adalah Bianca.
Joana tidak mengenali Bianca sebab kejadian itu sudah berlalu cukup lama. Saat itu Bianca hanyalah seorang gadis cupu yang baru saja lulus SMA. 3 tahun Bianca memendam semuanya. Hingga dia merubah dirinya seperti sekarang. Menjelma menjadi seorang wanita cantik, yang memiliki tubuh proporsional.
Hingga pria mana yang tidak terpikat oleh pesonanya?
Setelah mobil yang dikendarai oleh Joana hilang dari pandangan matanya. Bianca mendengus kasar, kemudian berlalu dari ruangan Bizard dengan sudut bibir yang terangkat sinis.
Sementara di dalam mobil, Bizard duduk dengan tenang sambil memikirkan cara untuk mengajak Joana bicara.
"Sayang," panggil Bizard, mendengar itu Joana pun menoleh ke arah suaminya.
"Ada apa, Bee?"
"Jo, aku minta lain kali jangan bersikap seperti itu yah pada orang lain," ucap Bizard hati-hati, tidak ingin menyinggung perasaan Joana.
Joana mengerutkan kening, belum paham ke mana arah pembicaraan Bizard. Pria ini menyinggung sikapnya yang mana? Memangnya ada yang salah?
"Bisa katakan lebih jelas?" Suara Joana mulai terdengar tak ramah.
"Iya Bianca 'kan sudah membantu aku, Jo. Setidaknya kamu bisa bersikap lebih ramah padanya."
Mendengar Bizard mengulang kembali nama itu, membuat Joana semakin merasa tak asing. Namun, dia tidak menemukan daftar nama temannya yang bernama Bianca. Lagi pula, tidak mungkin dia memiliki teman yang kastanya di bawah seperti Bianca.
"Jadi maksud kamu aku salah?"
"Tidak, Sayang. Hanya kurang tepat, mau siapapun yang kita temui, dan mengajak kita bicara, kamu harus bersikap welcome, selagi dia tidak mengganggumu," jelas Bizard sambil mengelus rambut panjang Joana.
Namun, entah kenapa wanita itu malah merasa tak suka jika Bizard berkata seperti itu. Baginya orang yang tidak penting, tidak wajib dia sapa.
"Sayang, kamu mengerti tidak?" sambung Bizard melihat sang istri yang bergeming, tak mengeluarkan satu patah katapun dari bibirnya.
"Iya."
Jawaban singkat itu menutup obrolan Bizard dan Joana, hingga mereka sampai di rumah sakit. Di sana, Bizard langsung diperiksa dan diberikan resep obat. Dan setelah semua itu selesai, Joana mengajak Bizard untuk pergi ke perusahaan milik keluarganya.
"Kamu istirahat di ruanganku yah, dan biarkan aku akan bekerja," ucap Joana.
"Baiklah, hari ini aku akan menemani istriku bekerja. Aku akan berbaring di sofa dan memperhatikanmu sepanjang waktu," balas Bizard membuat Joana terkekeh. Bahkan saking senangnya wanita itu mengelus pipi Bizard, kemudian meninggalkan kecupan di bibir pria tampan itu.
Tepat seperti janjinya, Bizard benar-benar memperhatikan Joana yang duduk di kursi kebesarannya. Wanita itu terlihat sangat serius dalam bekerja, sementara Bizard hanya menikmati wajah cantik istrinya.
Dan semua itu terputus, begitu seseorang menyelonong masuk ke dalam ruangan Joana, sambil berkata. "Jo, kita makan siang yuk."
Mendengar suara seorang pria yang mengajak istrinya makan siang bersama. Bizard langsung menengadah, menatap tepat ke arah pintu yang baru saja terbuka.
Deg!
***
Jangan ceujon Bang Bee😌