MISI KEPENULISAN NOVELTOON
Terbangun karena cekikan yang membuatnya susah bernapas. Athena mendapati dirinya ternyata masuk ke dalam novel yang dia baca sebelum dia tidur. Ternyata dia menjadi seorang pemeran antagonis yang lemah dan manja yang kebetulan memiliki nama yang sama dengan dirinya.
Bisakah Athena bertahan di dunia yang asing itu baginya? bagaimana caranya dia kembali? apa saja dia temui di sana? adakah cinta yang mengubah dirinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Dia harus membuat rencana.
“Silakan masuk!” ujar rektor mempersilakan siapa pun yang ada dibalik pintu ruangannya untuk masuk.
Saat pintu itu terbuka, terlihat bahwa orang yang ingin masuk ke dalam ruangan rektor itu berdandan sedikit aneh. Dia menggunakan mentel hitam panjang dan topi hitam, dia juga menggunakan masker dan juga kacamata hitam sehingga wajahnya susah untuk dikenali. Tampak sekali sepertinya dia memang ingin menutupi identitasnya. Arabella memperhatikan pria itu dengan seksama.
“Uh? lihatlah, penampilannya aneh sekali, sepanas ini masih saja menggunakan mantel, topi dan kacamata. Kenapa dia begitu? apa dia tidak kepanasan? Apakah dia seorang penjahat?” cibir Beverly yang memang paling jago dalam menilai penampilan seseorang. Melihat pria itu dari atas hingga bawah dengan sorot matanya yang menilai.
Arabella hanya menyiku sahabatnya itu. “Sudah aku bilang tidak baik untuk menilai seseorang dari penampilannya saja,” ujar Arabella, dia kembali melihat pria yang sekarang melewatinya. Pria itu seperti tidak terusik mendengarkan komentar dari Beverly yang sebenarnya cukup keras hingga dia bisa mendengarnya.
Saat rektor melihat ke arah pria itu. Dia yang tadinya sedang duduk segera buru-buru berdiri dan langsung tampak begitu sungkan.
“Tuan, maaf, saya tidak menyambut Anda tadi. Silakan masuk dan silakan Anda duduk di mana saja Anda inginkan,” ujar Rektor itu dengan ramah dan sopan mempersilakan pria itu untuk masuk.
Pria itu hanya mengangguk untuk menjawab sambutan dari rektor itu. Lalu pria itu melihat ke arah Beverly dan juga Arabella yang entah kenapa malah hanya terdiam di sana. Melihat hal itu rektor langsung tahu apa yang diinginkan oleh pria ini.
“Tuan Brian dan Nona Arabella, kalian boleh keluar dulu dari sini. Saya punya tamu penting,” ujar Rektor itu meminta Beverly dan Arabella untuk segera keluar dari ruangannya.
“Baiklah, tak perlu mengusir kami begitu, kami juga sudah ingin keluar sekarang,” ujar Beverly dengan gayanya yang cerewet.
“Baik Pak, saya permisi dulu,” pamit Arabella yang mencoba untuk menunjukkan sikap baiknya pada pria itu. Arabella terus melihat pria yang sekarang sudah duduk memebelakanginya sampai dia keluar dari ruangan rektor itu.
Walaupun pria ini menutupi hampi seluruh wajahnya tapi Arabella bisa melihat sekilas bahwa pria ini adalah Edward. Dia juga tahu bahwa Edward adalah seorang pianis terkenal yang berasal dari keluarga yang sangat terkenal di negara itu. Arabella juga tahu bahwa Edward sedang mencari pasangan untuk berduet dengannya dalam kompetisi bermain piano yang sesuai di universitas ini dan Arabella langsung merasa bahwa ini adalah sebuah kesempan untuknya. Tentu menjadi pasangan duet Edwad akan membuat semua orang mengenalnya dan semua orang akan menyukainya. Dia akan terkenal dan dicintai semua orang, dan tentu saja dia bisa mengalahkan Athena. Hal itu langsung membuatnya tersenyum puas.
Namun, Arabella teringat akan rumor yang dia denagar bahwa Athena pernah memanikan sebuah lagu yang sangat sulit di sebuah restoran. Arabella menyipitkan matanya dan bertekad agar tidak membiarkan Athena untuk mendapatkan perhatian dari orang-orang lagi. Edward harus memperhatikannya sehingga dia akan dipilih menjadi pasangan duet oleh Edward. Karena itu dia harus melakukan sesuatu hingga Edward tak akan memilih Athena! Arabella langsung menyusun suatu rencana.
***
Siang itu tiba-tiba terdengar sebuah pengumuman yang segera menggema di seluruh sisi kampus yang membuat semua murid yang baru saja ingin meninggalkan kampus itu berhenti sejenak agar bisa mendengarkannya.
...“Pengumuman, kepada seluruh mahasiswa jurusan XXX diminta untuk tidak meninggalkan kampus ini sekarang karena akan diadakan pengambilan nilai untuk kelas piano di ruang khusus musik dalam waktu dua jam lagi. Diharapkan semua mahasiswa jurusan XXX untuk bersiap dalam pengambilan nilai ini.”...
Hampir seluruh mahasiswa jurusan XXX memang bisa memainkan piano dan itu memang salah satu mata kuliah wajib yang ada di kampus mereka. Karena itu tidak heran jika ada pengumuman untuk pengambilan nilai kelas piano walaupun sedikit aneh jika dilakukan secara tiba-tiba seperti ini.
Arabella melihat dari seberang lapangan besar di kampus mereka bahwa Athena sekarang sedang tertidur di bawah pohon. Dia menyipitkan matanya dan berpikir bagaimana wanita itu bisa tidur begitu saja di bawah pohon. Apa dia tidak punya malu? Tidak ada satu pun mahasiswa yang berperilaku seperti dia di kampus ini. Memalukan sekali, pikir Arabella yang terus memandang Athena dengan tatapan bencinya.
Arabella menarik napasnya dan segera mengubah wajahnya yang tadi penuh kebencian menjadi wajah polos, lemah lembut yang biasanya. Dia segera berjalan menyeberangi lapangan menuju ke arah Athena yang masih saja tampak nyaman tertidur di sana. Arabella tak habis pikir, benar-benar wanita yang aneh.
Arabella sampai juga di dekat tubuh Athena yang tampaknya masih lelap. Dia lalu menjejakkan kakinya sedikit kuat. Tapi nyatanya Athena sama sekali tidak terganggu dengan hal itu. Arabella mengerutkan dahinya. Apa nyamannya tidur di bawah pohon seperti ini hingga Athena bisa begitu nyenyak dan kelihatan sulit untuk diganggu.
Arabella sekali lagi menjejakkan kaki, kali ini lebih keras dari yang tadi dan akhirnya kali ini dia berhasil membuat Athena membuka matanya perlahan.
Athena menatap kesal ke arah Arabella. Dia sangat kesal karena tidur siangnya yang begitu nyenyak diganggu oleh Arabella. Entah mau apalagi wanita ini terhadapnya. Athena benar-benar sedang tidak ingin meladeni wanita ini.
“Kenapa kau membangunkanku, apa kau tidak lihat aku sedang tidur? Kau ini mau apalagi denganku?” tanya Athena dengan sangat kesalnya.
“Eh, maaf Athena, aku sebenarnya tidak sengaja membangunkanmu. Aku bahkan tidak tahu bahwa kau sedang tidur. Mungkin karena langkahku terlalu keras hingga kau terbangun,” ujar Arabella, tentu dengan wajah polos dan nada lemah lembut andalannya.
Athena semakin kesal melihat tingkah Arabella. Dia hanya mendengus tanpa menjawab perkataan Arabella.
“Apa kau sudah tahu tentang pengambilan nilai piano? Aku tidak ingin kau terlambat dalam pengambilan nilai itu,” ujar Arabella lagi.
Athena hanya memandang Arabella dengan tartatapan geramnya. Dalam hati Athena dia tahu bahwa maksud kedatangan dari Arabella. Dia tahu bahwa Arabella sebenarnya hanya takut Athena akan mengalahkannya di pengambilan nilai kelas piano itu.
“Aku tahu tentang pengambilan nilai kelas piano itu, pengumumannya menggema di mana-mana, jadi kau tidak perlu memberitahukan aku,” uja Athena dengan malas.
“Ya, aku sebenarnya ingin kau ikut kelas itu. Tapi aku takut nantinya kau akan ditertawakan oleh orang lain. Bukannya kau tidak bisa memainkan piano dengan baik?” ujar Arabella. Dia sedikit ragu dengan rumor yang beredar. Seperti yang sudah melekat di diri Athena, dia adalah wanita yang bodoh dan tidak bisa apa-apa. Karena itu dia juga tidak bisa memainkan piano dengan baik. Bagaimana hanya dalam beberapa hari Athena bisa menjadi begitu mahir dan bisa memainkan Choppin -Etude Op. 25 No 6 in G minor yang terkenal begitu sulit dimainkan.
ada apakah dengan kak author kok lama up nya