Mafia In The School

Semua fokus pada mereka berdua, apa syarat yang akan diajukan oleh Kinara agar Tiara terhindar dari rasa malu, akankah lebih parah dari murid laki-laki yang tadi. Pikir mereka semua.

"Katakan. Apa syaratnya, apapun akan aku lakukan asal kau mengizinkanku memakai baju saat menjalani taruhannya," ucap Tiara menatap memohon pada Kinara berharap syarat yang di diajukannya tak menyusahkannya.

Tiara melihat kotoran Pungky yang masih ada di sana. Sangat mengganggu pikiran Tiara.

"Kau tenang saja, aku tak akan menyuruhmu memakan kotoran Pungky sama dengan yang dilakukannya tadi," menunjuk pada murid laki-laki yang baru masuk setelah membersihkan kotoran Pungky di wajahnya.

"Aku tidak suka menghukum orang dengan cara yang sama. Kau tahu itu, namanya kurang kreatif," ucap Kinara membuat Claudia tertawa terbahak-bahak.

"Kinara, Kinara, menghukum orang saja kau harus mengeluarkan ide-ide mu. Kalau saranku sih ... taruhan kalian yang dulu itu sudah sangat kreatif, berlari sambil menggunakan singlet."

"Wuuuuuuuu," tim Kinara bersorak meneriaki Tiara, membayangkan Tiara berlari menggunakan singlet.

"Benar Kinara, hukuman itu paling kreatif yang pernah kudengar," ucap salah satu tim Kinara.

Tiara mengepel tangannya menatap kesal pada orang yang baru saja berbicara.

Berharap semoga Kinara tak mendengarkan ucapan orang tersebut.

Tiara melihat pada Jenika seolah meminta tolong agar meringankan hukumannya.

Tiara membuatkan matanya menatap Jenika dengan raut wajah kesal saat terlihat jelas jika Jenika menggeleng samar.

"Awas kamu ya Jenika di saat aku membutuhkan bantuan mu kamu malah diam tak membantuku." geram Tiara, nafasnya sudah memburu menatap kesal pada satu gamenya itu.

Jenika tidak berani membantu Tiara karena ia juga memiliki banyak kesalahan pada Kinara. Hari ini Jenika benar-benar mengakui jika Kinara memang sangat berbeda dari sebelumnya, jangankan membelah Tiara mengucapkan sepatah kata pun dia tak berani.

"Baiklah kau boleh memakai baju, tapi berikan aku 22 Milyar," ucap Kinara membuat seisi kelas termasuk Tiara melongo mendengar apa yang Kinara katakan.

"Kamu gila ya. Di mana aku mendapatkan uang 22 Milyar. Aku mana berani minta ke Ayah," tolak Tiara.

"Itu urusanmu, aku tak masalah kamu ngambilnya dari mana saja, yang jelasnya kau memberikanku uang sebanyak 22 Milyar. kamu mau minta kepada ayah atau pada siapa terserah pada."

"Apakah ada syarat lain?" tanya Tiara. Berharap.

"Kinara langsung menunjuk kotoran Pungky."

"Aku memberikan dua pilihan, silahkan Kau pilih, jika keduanya juga kau tak mampu pilih, lakukan sesuai perjanjian taruhan kita."

"Baiklah aku akan membayar mu 22 Milyar, beri aku waktu, aku akan membayar mu," sahut Tiara tak ingin di permalukan.

[ Bip, skor transpormas bertambah 10 poin]

"Kurang ajar kamu Kinara, aku takkan tinggal diam," batin Tiara.

[Bip, skor transpormas bertambah 5 poin]

Ketidakpuasan Tiara dengan hukum dan syarat membuat poin bertambah untuk Kinara. Semakin Kinara membuat lawannya kesal dan orang kagum padanya poin akan semakin meningkat.

Kini sistem sudah dapat berbicara dia menjelaskan jika mencapai tingkat 1 maka dapat membuka fungsi ruang penyimpanan. Dan jika ingin naik tingkat maka Kinara harus mengumpulkan skor Transformas sebanyak 1000 poin.

Tak lama kemudian Bayu masuk ke dalam kelas mengatakan jika guru mata pelajaran yang akan mengisi mata pelajaran pada jam siang ini sedang tidak masuk, Jadi kesimpulannya mereka tak akan belajar.

Mereka semua bersorak gembira.

"Ayo kita ke lapangan," teriak tim Kinara.

"Tiara menatap tajam orang itu. Namun, orang yang biasanya takut kepada Tiara dan gengnya kini tak takut lagi, mereka bahkan berani menatap mata mereka.

Jenika yang biasanya disegani kini tak lagi di anggap, mereka bahkan berani menentang Jenika semenjak Kinara mempermalukan mereka semua.

"Ayo kita ke lapangan," ucap Kinara berjalan lebih dulu disusul Claudia dan timnya.

Tiara menata timnya kemudian matanya tertuju pada Jenika, seketika Jenika langsung menunduk.

Dengan kesal akhirnya Tiara mengikuti Kinara dan komplotannya.

Sesuai perjanjian Tiara harus berlari keliling lapangan sebanyak 10 kali. Namun, karena Tiara menyanggupi untuk membayar 22 miliar Kinara membiarkannya memakai kaos olahraga.

Semua anak-anak berkumpul di lapangan kecuali yang sedang belajar.

Bahkan beberapa anak yang sedang belajar di kelas mengintip dari jendela kelas mereka, ingin menyaksikan Tiara Yang kalah dalam pertaruhan.

"Kinara, bisakah kau mengurangi sedikit jumlahnya," tawar Tiara.

"Maaf Tiara, aku tak biasa mengurangi hukuman. Aku hanya terbiasa menambah.

Jika kau ingin menambah aku bisa menambahnya," jawab Kinara.

Dengan kesal Tiara langsung mulai berlari mengelilingi lapangan sambil terus menggerutu.

Tiara gadis yang manja, dia sangat jarang bahkan tak pernah berolahraga. Saat jam olahraga pun ia selalu minta izin kepada guru olahraga. Karena melihat prestasinya guru olahraga mengizinkan Tiara untuk tidak ikut berolahraga dengan teman-temannya.

Kali ini ia harus berlari 10 putaran, itu merupakan hal yang sangat berat buat seorang Tiara.

Tiara sudah tak sanggup lagi berlari, nafasnya terasa panas dan perih di lehernya kakinya juga sudah sangat lelah, ide muncul di kepalanya.

Tiba-tiba di putaran ke tiga Tiara terjatuh.

"Kinara, Tiara terjatuh," ucap orang yang berada di belakang Kinara yang merupakan salah satu timnya.

Jenika langsung berlari menghampiri Bosnya itu begitu juga dengan beberapa tim Tiara lainnya yang masih setia.

Kinara kemudian ikut berjalan menghampiri Tiara yang terlihat tak sadarkan diri.

Kinara seorang mafia, dia tahu orang yang benar-benar pingsan dan orang yang hanya berpura-pura.

"Tiara, aku tahu kau sedang berpura-pura. Ayo cepat lanjutkan hukuman mu, jika dalam 10 menit kau tak bangun. Aku pastikan aku akan menambah hukuman mu satu putaran lagi," tegas Kinara, tak ada nada bercanda dalam perintahnya.

"Kurang ajar kamu Kinara. Aku akan membalasmu," batin Tiara.

Tiara yang sudah kehabisan akal untuk lepas dari hukumannya langsung bangun dan kembali menjalankan hukum. Ia kembali berlari membuat orang yang tadi cemas hanya melihat Tiara melanjutkan larinya, kemudian menatap Kinara.

"Kenapa? kalian juga ingin ikut lari?" tanya Kinara saat semua tim Tiara melihat padanya.

Semua menggeleng dan kembali ke posisi semula.

Tiara yang sudah kelelahan terus memaksa untuk menyelesaikan hukumannya, sambil terus menatap Kinara dengan penuh kekesalan.

10 menit kemudian seorang laki-laki juga ikut berlari mengikuti Tiara, Ia juga berlari mengelilingi lapangan.

"Kenapa dia berlari?" tanya mereka semua saling menatap.

"Apa dia sengaja ingin menemani Tiara?"

"Apa dia penggemar Tiara?" mereka bertanya-tanya mengapa ada 1 murid lagi berlari mengikuti Tiara yang sedang menjalani hukuman.

"Apa alasannya?"

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

Terima kasih sudah membaca 🙏

Jangan lupa like, vote dan komennya 🙏

Salam dariku Author M Anha ❤️

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖