Romlah tak menyangka jika dia akan melihat suaminya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, bahkan sahabatnya itu sudah melahirkan anak suaminya.
Di saat dia ingin bertanya kenapa keduanya berselingkuh, dia malah dianiaya oleh keduanya. Bahkan, di saat dia sedang sekarat, keduanya malah menyiramkan minyak tanah ke tubuh Romlah dan membakar tubuh wanita itu.
"Sampai mati pun aku tidak akan rela jika kalian bersatu, aku akan terus mengganggu hidup kalian," ujar Romlah ketika melihat kepergian keduanya.
Napas Romlah sudah tersenggal, dia hampir mati. Di saat wanita itu meregang nyawa, iblis datang dengan segala rayuannya.
"Jangan takut, aku akan membantu kamu membalas dendam. Cukup katakan iya, setelah kamu mati, kamu akan menjadi budakku dan aku akan membantu kamu untuk membalas dendam."
Balasan seperti apa yang dijanjikan oleh iblis?
Yuk baca ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BDN Bab 2
Romlah begitu bahagia sekali karena ayahnya dirasa begitu pengertian, setelah mengobrol mereka langsung pergi menuju luar kota untuk menemui Sugeng. Di jalan Romlah bahkan membeli baju, celana dan juga jam tangan yang akan dia hadiahkan untuk suaminya.
Sepanjang perjalanan ke luar kota, Romlah tak hentinya tersenyum karena membayangkan pertemuannya yang akan begitu indah dengan suaminya. Dia sampai tak mau tidur.
"Nginep di penginapan aja ya? Besok baru kita kasih kejutan sama Sugeng," ujar Trisno ketika mereka tiba saat sore hari.
"Iya, Pak. Romlah sebenarnya gak sabar, tapi harus bisa nunggu waktu besok. Biar bisa kasih kejutan pas acara ulang tahun pernikahan," ujarnya sambil memejamkan matanya karena membayangkan wajah suaminya.
Keduanya akhirnya menyewa dua kamar di penginapan, saat dia masuk ke dalam kamar, Romlah merasa ingin jalan-jalan. Menikmati waktu sore hari di kota itu.
"Pak, Romlah mau jalan-jalan sore sambil nyari jajanan. Bete kalau di kamar terus," ujar Romlah.
"Ya, hati-hati. Bapak gak bisa ikut, ngantuk abis nyetir sampai enam jam."
"Iya, Bapak istirahat aja. Biar aku yang pergi, nanti kalau ada jajanan enak Romlah belikan."
Romlah melangkahkan kakinya di pinggir jalan kota itu, matanya bergerak ke sana ke mari mencari makanan enak yang ingin dia makan. Tak lama kemudian dia melihat ada jajanan yang menurutnya sangat enak.
"Kayaknya makan pake garang asem enak, sambelnya yang banyak dan juga beli tahu gimbal. Minumnya teh tawar aja," ujar Romlah.
Wanita itu cepat-cepat memesan makanan dan juga minuman yang dia suka, lalu memakannya dengan lahap. Setelah itu dia membelikan makanan untuk Trisno.
"Udah ah, makanannya udah banyak."
Romlah memutuskan untuk pulang ke penginapan, tetapi saat sedang berjalan, tanpa sengaja matanya menangkap sosok wanita yang sangat dia kenal.
"Ibu mertua," ujar Romlah.
Romlah ingin menemui wanita itu, karena walau bagaimanapun juga wanita itu adalah wanita yang sudah melahirkan suaminya. Namun, kalau dia mendekat ke arah mertuanya itu, pasti wanita itu akan cerewet dan memberitahukan kehadirannya di sana.
"Ck! Nanti malah gak jadi kejutan, tapi aku penasaran juga dengan apa yang akan dilakukan olehnya. Apa aku ikuti dia aja ya?"
Karena penasaran, akhirnya Romlah mengikuti mertuanya. Tentunya Romlah menjaga jarak aman agar Wati tidak mengetahui keberadaannya.
Romlah bisa melihat kalau wanita itu sedang membeli banyak kue, kue yang nampak enak sekali. Setelahnya dia pergi dari sana dengan berjalan kaki, karena memang rumah Romlah yang ada di kota itu tak jauh dari sana.
"Eh? Kok rame banget ya?"
Saat dia tiba tak jauh dari rumahnya, dia melihat di latar rumah itu sangat ramai. Ada pelampang dan juga bangku-bangku yang berjajar rapi, di sana juga ada beberapa orang yang lalu lalang. Romlah menjadi penasaran.
"Ehm! Bu, maaf. Aku mau nanya, boleh?"
Romlah menghampiri salah satu orang yang rumahnya tidak jauh dari sana, orang itu sedang menyapu halaman rumahnya.
"Boleh, mau tanya apa ya?"
"Itu loh, Bu. Kok rumah di depan rame banget, ada acara apa ya?"
Ini kali pertama dia datang ke rumah itu, rumah yang dibelikan oleh ayahnya setelah mereka menikah. Namun, rumah itu dari pertama dibeli hanya ditinggali oleh Sugeng dan juga Wati.
Wanita paruh baya itu menolehkan wajahnya ke arah rumah yang ditunjuk oleh Romlah, wanita itu tersenyum hangat lalu berkata.
"Itu loh, Dek. Pak Sugeng dan juga istrinya mau mengadakan acara aqiqah untuk anak pertama mereka," jawabnya.
Deg!
Ucapan dari bibir wanita paruh baya itu membuat jantung Romlah seakan hendak copot, jika suaminya akan mengadakan acara aqiqah dengan istrinya, lalu siapa dirinya?
Dia ada seorang wanita yang dinikahi oleh Sugeng setahun yang lalu, mereka menikah secara resmi. Pernikahan mereka diakui oleh negara dan juga agama, lalu... Wanita mana yang disebut istri oleh wanita paruh baya itu?
"Ada acara aqiqah, Bu?" tanya Romlah memastikan.
"Ya, abis isya acaranya. Makanya udah rame banget," jawab wanita paruh baya itu.
"Memangnya dia tinggal dengan siapa saja di rumah itu?" tanya Romlah dengan perasaan yang sudah hancur.
"Setahu saya, dari pak Sugeng pindah ke sini, dia datang dengan istrinya dan juga ibunya. Mereka tinggal bertiga, tapi suka ada yang datang untuk bersih-bersih kalau pagi, pulangnya sore."
Perasaan Romlah semakin hancur saja mendengar apa yang dikatakan oleh wanita itu, jika dari pertama datang Sugeng sudah membawa wanita yang disebut sebagai istrinya, itu artinya beberapa hari setelah mereka menikah, Sugeng menikah kembali.
"Siapa nama istrinya?''
"Namanya bu Inah, kenapa ya, Dek? Kok dari tadi nanya-nanya terus?"
"Nggak, Bu. Gak apa-apa, cuma tanya aja. Makasih," ujar Romlah.
Wanita itu langkahkan kakinya untuk sedikit menjauh dari sana, dia bersembunyi di balik pohon sambil menyandarkan tubuhnya yang terasa lemas. Wanita itu menangis di sana, dia merasa sakit hati.
Di saat dia sedang menangis, tiba-tiba saja dia teringat akan sahabatnya. Wanita yang tinggal satu kota dengan dirinya, wanita itu dulu sering datang ke rumahnya. Anak yatim piatu yang untuk biaya sehari-hari saja dibantu oleh Trisno.
Wanita itu bahkan sudah dianggap anak oleh Trisno, karena wanita itu begitu menyedihkan dan dirasa sangat tak beruntung.
"Sebentar deh, Ibu tadi bilang kalau nama istri mas Sugeng itu adalah Inah. Apakah mungkin Inah sahabat aku yang menjadi istri mas Sugeng?"
Kepala Romlah terasa mau pecah, dia juga merasa kalau badannya begitu lemas dan susah untuk bergerak. Namun, dia ingin tahu sebenarnya siapa yang menjadi istri dari Sugeng.
Dia ingin tahu siapa sebenarnya madunya, atau mungkin dia yang dimadu. Terlalu banyak sekali hal yang berseliweran di otaknya, hal yang ingin sekali dia dapatkan jawabannya.
"Aku harus memastikan sendiri, sebenarnya siapa istri dari mas Sugeng? Apakah benar kalau istri dari mas Sugeng itu adalah Inah sahabat aku?"
GI ambil duit dulu baru indehoy enak betul maunya gratisan emang Inah wekkkkk