"Ra, lo liat sahabat lo sakit Ra.. dia kehilangan lo disisinya. Gue nggak tahu kehidupan Gema di hari berikutnya tanpa lo di sisinya... Dia akan menjadi manusia versi apa, gue tahu lo capek, lo sakit, lo menderita dan lo pilih pergi dari neraka ini, keputusan lo tepat ra.."
"Tapi bagi Gema itu semua nggak tepat, dia akan jauh lebih sakit ketika lo nggak ada di sisinya lagi. Gue berharap Gema bisa menjalani hari - hari selanjutnya tanpa lo walaupun itu mustahil, dan gue berharap lo disana bahagia Ra... Dan sering - sering untuk datang ke mimpinya Gema Ra"
" Selamat tinggal Tiara Arabella.."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonya_860, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Bruk,
Byur,
Minuman yang di bawa Ara tumpah mengenai seseorang saat kaki nya tak sengaja tersandung oleh meja di samping nya,
Sementara Ara, diri nya jatuh terduduk di lantai.
Memang hari apes tidak ada di kalender,
"Ma- maaf Ara ngak sengaja," ucap Ara dengan nada gemetar, sunguh ini tidak ada di benak nya, di luar prediksi.
Sementara seseorang yang terkena minuman yang di bawa Ara, lansung bangkit dari duduk nya, berjongkok di depan Ara dan mengangkat tubuh Ara untuk duduk di kursi.
"Kamu ngak papa? Ada yang luka ngak??" tanya nya,
Ara yang mendapatkan perlakuan dan pertanyaan tersebut, bengong tak percaya.. Dia pikir dia akan—
Dimarahin! Di bentak! Ternyata... Salah,
"Hey? Kenapa bengong?"
"Ah eh iya om ada apa?" sadar akan keadaan,
"Kenapa bengong? Saya tanya ada yang luka ngak?" ulang nya,
Ara mengelengkan kepala nya, "Ngak ada om, "
Hingga tatapan mata Ara tertuju pada baju yang basah saat ketumpahan minuman tadi, "Tapi baju om jadi basah, maafin Ara om.. Ara ngak sengaja tadi," ucap Ara menunduk.
Dia sangat ceroboh!
Seseorang yang di pangil om oleh Ara langsung melepaskan jas yang diri nya pakai, "Ngak papa cuma kena air kok,"
"Ara cuciin jas om yah?" tawar Ara dia akan bertangung jawab,
"Udah ngak usah, saya bisa beli yang baru." ucap nya santai,
"Holkay mah beda, kotor dikit langsung lem biru lempar ganti baru. Beda sama gue, baju kotor langsung kasih pemutih se ember itu pun noda membantel nya tetap membandel!" batin Ara,
"Tap–"
"Udah ngak usah di pikirin, kamu kerja di sini?"
"Hah?" cengo Ara,
"Kerja di sini? Maksud nya gue kerja di tempat milik bunda?? Yang bener aja masa anak bos kerja di tempat bu bos nya?? Apa muka gue keliatan banget kalau gue—?" kesal Ara dalam hati,
"Ah iya hehehe... Ara kerja di sini baru lima menit disin— eh maksud nya baru berangkat tadi," ucap Ara dengan cengengesan,
"Kamu baru di sini? Saya tidak pernah lihat kamu, apa saya yang tidak tahu?" gumam nya,
"Ya iyalah gue baru nongol di sini ya kagak tahu, " balas nya dalam hati, tidak mungkin kan diri nya mengatakan itu secara langsung.
"Iya Ara baru di sini,"
"Saya Dika,"
"Hah??"
"Nama saya Dika," ulang nya.
"Ouh, salam kenal om Dika aku Ara,"
Canggung, saat ini yang Ara rasakan sangat canggung sama - sama diam tanpa sepatah kata apa pun. Hingga...
"Permisi pak, ini pesanan nya cake coklat" seorang pelayan datang dengan membawa paper bag pesanan om Dika.
"Hm," balas nya sembari mengambil paper bag,
"Saya permisi pak," pelayan itu langsung pergi meningalkan om Dika dan Ara.
Ara menatap intens paper bag yang ada di meja, "Om pesan cake coklat? Om suka cake coklat yah?" tanya Ara penasaran,
"Iya, sangat enak" lirih nya,
"Iya sih Ara juga suka cake coklat sangat enak apa lagi yang buat bun— em bu bos enak banget," puji Ara yang hampir peceplosan mengatakan bunda.
"Kamu suka cake coklat?" om Dika memandang intens wajah Ara,
Ara mengangguk antusias, "Iya Ara suka banget, apa lagi yang rasa stroberi uhhh Ara love love deh enak banget." ucap Ara seraya membayangkan cake stroberi full krim.
"Apa sangat enak?"
"Sangat - sangat enak, emang nya om belum pernah coba cake stroberi??"
"Belum, mungkin"
"Kenapa tidak coba aja om?"
"Tidak, saya hanya ingin cake coklat." tegas nya,
"Yah sayang banget padahal yang rasa stroberi ngak jauh enak sama coklat, apa lagi rasa stroberi favorit Ara, manis, sedikit asam, perfec!"
"Bisa saya pesan lima cake varian stroberi?" ucap om Dika tiba - tiba,
"Hah?" Ara melototkan mata nya lucu, apa barusan?
"Lima cake stroberi," ulang nya,
"Apa ini?" batin Ara bertanya - tanya.
"Om seriusan? Lima cake stroberi??" Tanya Ara tak percaya dia kira taruhan nya gatot, alias gagal total tapi ini?
"Kata mbak Wati, om Dika ngak pernah mau pesen yang lain selaim cake coklat tapi ini??" batin Ara yang masih tak percaya,
"Saya seriusan, tapi jangan lama - lama saya masih ada pekerjaan setelah ini," Ucap om Dika dengan menatap jam mahal yang melingkar di pergelangan tangan nya.
Ara langsung berdiri dari duduk nya "Ngak akan lama Om, om tunggu di sini sebentar" dengan tergesa - gesa Ara berlari meningalkan om Dika dan berlari menuju dapur.
"Entah kenapa wajah itu seperti asing di kepala ku, apa aku pernah melihat nya? Dia mirip seperti.." Gumam nya dengan menatap wajah Ara sekilas,
.
.
"Bunda... Bunda .. Huftt.. " teriak Ara saat sudah sampai di dapur,
Bunda langsung berjalan mendekari putri nya, "Astaga sayang, jangan lari - lari jadi ngos - ngosan kan! Ini lagi ngapain teriak - teriak kaya gitu?"
"Ini minum dulu sayang," bunda menyodorkan segelas air putih untuk Ara,
Glek,
Glek,
Ara meminum nya hinga tandas tak tersisa, bunda yang melihat itu hanya mengelengkan kepala nya.
"Hah lega nya... "
"Sekarang jelasin kenapa kamu lari - lari dan teriak kaya gitu sama bunda??"
"Ah iya Ara lupa bunda,"
"Bunda tolong buatin Ara lima cake stroberi ya tapi harus cepat - cepat jangan pakai lama bunda bisa ngak?" ucap Ara dengan satu kali tarikan nafas,
"Kamu mau cake stroberi?"
"No! Bukan Ara bunda tapi ini tuh pesanan om yang di sana, suruh buatin cake stroberi."
"Yaudah bunda buatin dulu ya, kamu duduk diam di sini hum"
"Oke siap bunda, tapi jangan lama - lama yah bunda.."
"Iyah sayang ngak akan lama,"
Ara menatap bunda nya yang tengah membuat pesanan nya, bunda nya sangat cantik. " Bunda ke-"