{ cerita ini lanjutan dari " Tiba-tiba Jadi Gadis Petani" } ....
Tiba-tiba saja jiwa Eleanor di pindahkan ke dunia paralel lain. Ia menjadi gadis miskin yang lemah dan sakit-sakitan. Kedua orang tua gadis tersebut tidak bisa membawanya kerumah sakit karena tidak ada biaya untuk pengobatannya.
.
.
.
"Eh.. dimana aku bukankah aku sedang menikmati hidup mewah ku" gumam eleanor saat ia ia membuka matanya ia sudah berada dalam gubuk reyot..
.
.
.
ini hanya cerita santai tidak banyak konflik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dua puluh empat
Ding!
{ Nona, harus hati-hati aura kebencian sedang memandang mu dengan penuh kebencian.}
Sistem memperingati Leanor, ia mengikuti petunjuk sistem lalu pandangan bertemu dengan Vita yang sedang mengalihkan pandangan.
Leanor hanya tersenyum lalu ia mengambil ponselnya dan memainkan sambil mengetik sesuatu, tiba lama setelah itu ponsel seseorang juga berbunyi.
Vita yang mendengar ponselnya bergetar ia mengambilnya untuk melihat siapa yang ngechat dirinya. Saat membuka ponselnya ia terkejut luar biasa.
( Aku tidak tahu dari mana datang kebencian mu itu yang tidak berdasar, tetapi ingat jika kau bertindak terlalu jauh, bukti-bukti ini akan tersebar seluruh dunia_ Leanor )
Vita terkejut saat membaca pesan dari Leanor ia menggigil dan cemas melihat vidio dirinya bersama seseorang, file kehidupan selama ini yang dia jalani.
"Tidak mengapa dia tahu, tidak ada seorang pun yang tahu pekerjaanku" gumam Vita wajahnya sudah memucat, ia menyimpan ponsel lagi. Ia pura-pura membaca buka sambil menundukkan kepalanya.
Sedangkan disisi Lea ia sedang di tanyain oleh temannya.
" Waw kamu punya ponsel baru bagi donk nomer ponselmu." Ucap Ririn sambil merebut ponsel yang ada di tangan Leanor, Adel juga ikutan melihatnya.
Adel juga terkejut melihat ponsel Leanor, ponsel pengeluaran terbaru belum ada yang memiliki di kota kecil ini.
"Gila! Bukankah ini ponsel pengeluaran baru, aku juga menginginkannya tapi belum ada yang pasaran nya ke kota ini." Ucap Adel sambil melihat ponsel Leanor " sini gantian lihatnya, meski tidak punya pegang pun boleh" jawab Adel mengambil ponsel itu di tangan Ririn.
"Hati-hati jangan sampai jatuh,itukan ponsel Lea!" Jawab Rara agak kesal dengan mereka bagaimana kalau ponsel Lea jatuh, itu kan ponsel mahal pikir Lea.
"Oh, sorry kita saking terkejutnya ingin sekali megang ponsel ini, sampai lupa diri. Ucap Adel memberikan kembali ponsel kepemiliknya.
" sejak kapan kamu beli ponsel, dan dimana kamu belinya karena ponsel ini belum dipasarkan di kota kecil ini?" Ucap Adel penasaran.
"Aku mendapatkan saat aku mengikuti lomba menulis online, untuk mengisi waktu luangku saat aku suntuk di rumah." Jawab Leanor dengan tenang dan santai " bukan hanya ponsel saja, tetapi juga ada uang!" Tambah Leanor.
"Keren, kamu memang beruntung, Lea! " Jawab Ririn sambil menempelkan badannya pada Leanor
" bagi donk keberuntunganmu padaku." Katanya lagi sambil memegang tangan leanor.
" Apakah kalian juga menginginkannya, aku bisa pesan tapi harganya sangat mahal jika membelinya langsung." Ucap Leanor.
" Tidak, kita tidak memiliki tabungan sebanyak itu, kalau ketahuan dengan orang tua kita, bisa habis kita." Ucap Ririn kepada Leanor meski ia menginginkannya ia tidak dapat membelinya, tabungannya tidak sebanyak itu.
" Jika kalian mau aku bisa belikan, aku baru saja menang tender, saat bermain saham di luar negri!" Ucap Leanor santai.
"Ka..mu juga bisa bermain saham, kamu tidak rugi." Ucap Adel lagi-lagi terkejut dengan teman.
"Mungkin aku beruntung!" Ucap Leanor santai lalu ia memain ponselnya, " aku sudah mengirim nomerku ke ponsel kalian masing-masing, tolong save." Kata Leanor lagi.
"Oke, karena kita sudah lengkap memiliki ponsel, aku akan membuat group chat yang beranggota kita berempat saja, bagaimana apa kalian setuju?" Ucap Ririn sambil meminta pendapat yang lainnya.
"Ya aku setuju, buatlah!" Kata Adel juga setuju lalu ia menyimpan nomer telpon Leanor diponselnya.
"Oke! Berarti semuanya setuju ya, nama group kita adalah cumi-cumi!" Jawab Ririn santai.
"Mengapa cumi-cumi alay bangat!" Jawab Adel kurang setuju dengan nama group nya.
"Tentu saja, cumi-cumi lembut dan indah tapi beracun." Balas Ririn santai, Leanor hanya menyimak terserah mereka menamai group mereka apa, ia hanya setuju saja.
"Gurita kali yang beracun!" Balas Rara yang dari tadi diam.
" Kamu yang beracun aku tidak, nama nya kurang cocok, ganti!" Jawab Adel tetap tidak setuju.
"Tapi aku suka itu, Lea bantu berbicara dong!" Kata Ririn kepada Lea " aku setuju saja apapun namanya, itu hanya group." Jawab Leanor santai.
Sebelum Adel menjawab perkataan Leanor guru mata pelajaran sudah masuk dalam kelas.
"Pagi semua, maaf ibu terlambat soalnya para guru mengada rapat dadakan." Ucap guru tersebut " tidak apa-apa bu guru" jawab siswa-siswi.
Kelas memasuki belajar menjadi hening seketika, siswa-siswi belajar tekun tidak ada yang meribut, mungkin ada yang bisik-bisik tetapi tidak menggangu kegiatan belajar-mengajar dalam kelas tersebut.
******
Tidak terasa waktu nya pulang sekolah tiba, seperti biasa anak-anak kembali berhamburan keluar kelas.
Tidak lama setelah itu Leanor dan kawannya juga keluar dari kelas menuju parkiran. Saat diparkiran Ririn langsung pulang karena ada acara keluarga.
"Semaunya maaf aku pulang duluan, soalnya mamaku memintaku pulang cepat, dia mengizinkan ku bawa mobil." Ucap Ririn masuk kedalam mobilnya.
"Tidak apa-apa, hati-hati saat mengendarai mobilnya jangan ngebut!" Ucap Lea kepada Ririn " kamu seperti nyokap ku saja menasehati sedetail itu, oke aku pasti hati-hati, by besok kita bertemu lagi." Ucap Ririn lalu mobil melaju keluar gerbang sekolah.
"Lea seperti nya aku pulang cepat, lihat jemputan aku sudah datang, entah mengapa kak Rina memintaku menjadi pengasuh boy hari ini, aku juga ingin melihat rumah sewamu." Ucap Adel juga pamitan kepada Lea juga Rara.
" Lain kali saja bila mau ketempatku, soalnya dekat kok rumahnya juga tidak akan lari." Jawab Lea kepada Adel " kalau begitu aku pamit!" Adel langsung masuk kedalam mobilnya saat itu juga langsung melaju menuju rumahnya.
Tinggallah Rara dan Leanor disana. Leanor menemani Rara mencari becak menuju desanya, ia juga ingin bicarakan sesuatu kepada Rara.
"Rara, didesa ibumu kerjanya apa?" Kata Leanor kepada Rara.
"Ibu tidak bekerja sekarang ia lagi istirahat karena kurang sehat, biasanya ia membantu mencucikan baju dan menyetrika baju warga desa yang mempunyai duit banyak, ibuku menerima upah harian, tergantung banyak cucian yang ia selesaikan."
"Ibu mu sakit, apa sudah berobat? Apakah kamu hanya tinggal bersama ibumu?" Kata Lea lagi.
"Aku sudah membawa ke bidan desa, dia hanya kecapekan cukup istirahat setelah minum obat dan aku memang tinggal bersama ibuku hanya berdua saja, soalnya ayahku sudah meninggal saat aku kelas 6 SD." Jawab Rara ia menjawab semaunya yang di tanyakan Leanor dengan jujur.
" Apa ibumu mau bekerja di rumahku, aku lagi cari Art yang jujur dan sopan juga bertanggung jawab, jadi aku teringat denganmu, kamu juga boleh membantu ibu bekerja, aku akan gaji kalian berdua per bulan, bagaimana menurutmu apa kamu setuju bekerja untukku." Tanya Leanor kepada Rara.
cerita nya tidak bertele2 , FL nya jga gak menye2 pokoknya recommended dah.
untuk author nya semangat terus dalam berkarya.
dan kalau bisa terus crazy up ya author.