PERANGKAP CINTA

Setelah makan malam selesai, Kakek mengajak Arsenio dan Calista ke ruang santai untuk bermain catur sebentar.

Calista duduk di sebelah Arsenio, namun Anna langsung menyerobot tempat itu tanpa ragu. Kakek hanya menghela napas pelan melihatnya.

Ia memahami sikap Anna, gadis itu memang selalu manja pada Arsenio sejak usia lima tahun.

Wajar jika kini ia belum bisa melepaskan kedekatan itu.

Kakek tak tega bersikap keras pada Anna, terlebih ia sudah menganggapnya sebagai cucunya sendiri. Mungkin Anna hanya butuh waktu untuk beradaptasi.

" Kak Sen, kenapa sih kakak pergi begitu aja? Padahal kita udah sebulan nggak ketemu, dan aku senang banget waktu kakak nyamperin ke Swiss. Tapi sayangnya kakak malah balik ke Indonesia lagi,"  ucap Anna manja sambil bergelayut di lengan Arsenio.

Arsenio tidak menolak sikap Anna, seolah sudah terbiasa dengan perlakuan Anna.

Calista yang melihat itu merasa kesal jadi ini alasannya Arsenio meninggalkannya di Bali? Karena cewek ini?

Tanpa berkata apa-apa, Calista berpindah duduk di sebelah Kakek.

" Calista, kamu jangan cemburu ya. Anna memang begitu sejak kecil, selalu nempel sama Arsenio. Mungkin Anna juga butuh waktu untuk adaptasi" ucap Kakek lembut.

Calista hanya terdiam, dia cemburu mana mungkin ia hanya kesal aja, kalau Arsenio punya seseorang yang di cinta kenapa harus menikah dengan diri nya? Calista juga tau ini karna kejadian itu, tapi kan cukup pura-pura nikah dan besok atau beberapa jam kemudian melakukan pembatalan pernikahan.

Matanya mengamati interaksi mereka.

Meski Arsenio bersikap dingin, tapi ia tidak benar-benar mengabaikan Anna.

Sesekali ia membalas perhatian Anna dengan respons lembut, cukup untuk membuatnya tampak seperti sepasang kekasih.

Dan itu membuat Calista tidak nyaman.

"aku mau jalan-jalan kakek , buat mencerna makanan " Pamit Calista sambil bangkit melangkah pergi.

Mata Arsenio menatap kepergian Calista, Anna yang melihat itu, langsung memegang pipi Arsenio.

" Ka Sen kenapa kakak gak mendengarkan Anna sih " Ucap Anna bersikap manis suara nya di buat semerdu mungkin.

" Anna lebih baik kamu pulang yah , ini sudah malam " Usir Arsenio halus.

" Tapi kak, aku masih mau sama kakak, aku mau menginap boleh kan kak Sen?" Manja Anna mengeluarkan jurus imut nya, biasa nya Arsen akan menurutinya.

" Gak boleh "  Tanya Anna sekali lagi ia tak percaya Arsenio menolak nya biasa nya Arsenio akan memperlakukan dengan baik walau ia cuek.

Anna mengepalkan tangan nya pasti wanita sialan itu bikin kak Sen berubah.

" Kakek aku ingin nginap " Anna memohon ke kakek.

" Aduh badan ku pegal pegal mungkin efek sudah tua " Kakek mengalihkan pembicaraan dan bangkit dari sofa menuju kamar

" Pak andrew " Panggil Arsenio

Lelaki paruh baya dengan tampilan rapih lengkap jas dan kacamata menghampiri Arsenio dengan penuh hormat.

" Ada apa tuan muda Arsenio "

" Antar Anna pulang ke rumah nya " Perintah Arsenio, Anna jelas menolak tapi akhirnya dengan marah ia pergi.

_____

Di tempat lain Calista  berjalan menuju taman dekat kadang Black Panther milik Arsenio.

Calista duduk di bangku depan kandang Black Panther, menatap kearah kandang dengan sedih.

Tiba-tiba  suara aungam  keras membuatnya Calista terlonjak kaget.

Karena warnanya hitam, ia tak menyadari saat hewan buas itu mendekat dan mengaum pelan dari balik pagar.

Dengan perasaan takut, Calista memberanikan diri mendekat dan mengelus bulu Black Panther itu. Tidak ada reaksi. Ia menghela napas lega, lalu terus mengelus bulunya kasar, tidak seperti kucing peliharaannya di kampung.

Pikirannya melayang ke Gaje, si kucing random kesayangannya.

Awalnya ia beri nama Fillow, tapi karena kelakuannya yang super absurd, akhirnya malah lebih sering dipanggil Gaje singatan dari kata gak jelas.

Dari sekian banyak anak.

Gaje hanya tiga yang bertahan yaitu  Ian, Lala, dan Lili. Ah, ia jadi kangen kucing-kucingnya.

Di hadapannya, Black Panther itu menguap dan menatapnya malas.

" Heh, Tumang. Makin dilihat, kamu mirip majikan kamu, sama-sama menyebalkan," gumam Calista.

Si Panther mengaung pelan, seolah tak terima dipanggil begitu.

" Apa? Gak suka? Terserah. Pokoknya aku mau panggil kamu Tumang. Kalau protes, awas aja, aku sunat kamu! " ancamnya setengah bercanda.

Panther itu hanya membaringkan tubuhnya kembali, tak peduli. Tapi Calista takjub binatang itu seperti mengerti.

" Wah, kamu ngerti yang aku omongin ya? " ucapnya pelan.

" Kamu tau nggak, waktu pertama kali ketemu Arsenio, aku pikir cukup menyenangkan, punya bos tampan, bisa cuci mata tiap hari, tapi nyatanya  wajah malaikat hati iblis,dia itu galak, perfeksionis, dan nyebelin! Kerjaanku cuma direvisi terus. Hari libur aja diteror. Apa aku ini sekretarisnya?. "

Ia mulai menirukan suara Arsenio, lengkap dengan ekspresinya.

" Calista, apa kamu sebut, ini proposal? Apa aku teralu berekspetasi tinggi? Banyak sekali kekurangan nya,ulang "

"Calista, kamu gak punya otak?, bagaimana kamu ngasih gagasan seperti ini ulang. "

"Masa segini aja kamu gak bisa?,perusahaan bayar kamu untuk kaya gini" Lempar proposal

" Ugh! Aku muak banget sama dia! " gumam Calista sambil terus mengelus bulu Tumang.

" Dasar Arsenio,nyebelin, gak punya hati, playboy, dan omongannya gak bisa dipegang. Tapi giliran ditempelin cewek cantik, langsung kegirangan. Dasar cowok gatel! "

"Ekhem."

Suara deheman itu membuat Calista langsung kaku.

Perlahan, ia menoleh.

Di sana, berdiri Arsenio dengan tangan menyilang dan wajah datarnya, menyender santai di pagar pembatas.

" Seneng banget yah gosipin aku dengan si Obin? " Sidir Arsenio melangkah mendekati Calista, Obin nama asli dari black panther yang artinya obsidian atau kegelapan.

" Kenapa? Masalah "

" Kamu cemburu menlihat aku dengan Anna "

" Cemburu hahahhaaha hello tuan Arsenio, dimana kamu dapat kepercayaan diri itu, mana mungkin lah " Calista tertawa keras mendengar ucapan Arsenio.

Cemburu? Yang benar saja. Mana mungkin.

Kalau gak ada yang di bicarakan aku mau pamit selamat malam " Calista hendak pergi tapi di tahan oleh Arsenio.

" Kamu yakin mau pergi? "

" Iya lah mau ngapain lagi, minggir sana tuan Arsenio terhormat,kembali lagi ke adik manis mu itu. "

Arsenio tertawa kecil langsung menunjukan kotak chicken dan minuman soda , mata Calista menatap bungkusan yang kesana ke mari yang di goyangkan Arsenio.

Calista buru buru menampar pipi nya pelan.

Ya ampun Calista apa kamu semurahan itu, di sogok ayam langsung luluh.

Calista langsung duduk di bangku dan mengambil chicken ayam yang mengoda.

" Aku dan Anna gak ada hubungan apapun " Jelas Arsenio duduk di bangku.

" Aku gak nanya, dan gak ingin tau tentang hubungan kamu " Jutek Calista dengan pipi mengembung penuh manakan.

Arsenio melihat itu tersenyum lalu mengelap bibir Calista dengan jari nya.

" Kamu apa apaan sih main pegang aja kamu pikir ini drama? Kalau kamu sentuh aku sekali lagi aku lapor polisi "

" Silakan aja, Emang polisi bisa tangkap aku? "

" Bisa lah, ini nama nya pelecehan "

" Polisi nya aja akan bingung, karna kamu istri aku jadi wajar, aku melakukan nya " Goda Arsenio, Calista menatap tajam langsung menyumpal Arsenio dengan paha ayam.

Arsenio menatap Calista yang sedang menikmati langit tanpa bintang.

Pikiran nya ingat kembali bagaimana mana Calista memilih pergi dari ruangan dari pada melihata ia bermesraan dengan Anna.

Arsenio sedikit bersyukur dengan sikap Calista yang kaya gini arsenio yakin ia punya peluang untuk membuat Calista mencintainya, ia sengaja bermesraan dengan Anna untuk melihat respon Calista.