Elena Adelyn Alba wanita berparas cantik,elegan karena lahir dari keluarga cukup berada. ibu nya seorang designer bahkan rancangan nya hanya di pasarkan untuk kalangan atas sedangkan ayah nya pemilik perusahaan tekstil yang cukup terkenal. namun kehadiran Elena tidak pernah di anggap ada bahkan di perlakukan sangat buruk oleh keluarga nya, lingkungan bahkan keluarga suami nya. wanita yang selalu di anggap benalu dan tidak mempunyai kemampuan apa pun, tanpa mereka ketahui seorang Elena mampu menghasilkan jutaan dollar setiap minggu nya. Dia memang terlihat bodoh tapi dari kekurangan nya itu ada satu kelebihan.
yuks mari ikuti kelanjutan cerita dari Elena Adelyn Alba dalam Cinta Untuk Elena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon na4vR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part. 24. Pelayan Nafsu
Flashback off
"Kau dari mana?"
Suara dingin yang sangat Elena hapal serta tatapan tajam nya menghentikan langkah Elena yang hendak membuka pintu kamar.
"Dari luar, kenapa?
"Dari mana? Luke mengulang pertanyaan nya lagi kali ini sedikit menuntut.
Elena hanya mengangkat dua paperbag di tangan nya.."habis belanja."
"Dari pagi sampai sore begini?
"Iya, memang salah?
Iya setelah dari klinik Elena tidak langsung pulang, dia sudah berpikir akan ada drama di sarapan pagi jika dia ikut bergabung. Rasa nya sudah muak dan menghabiskan energi nya, padahal dia sudah bersikap acuh tapi ternyata tidak mudah.
Lalu Elena memilih pulang ke mansion saat sore tiba, saat diri nya sudah baik baik saja bahkan seharian ini dia hanya melakukan hal yang ia senangi.
"Salah kata mu? Jelas itu salah!! Apa kau lupa siapa diri mu sekarang? Apa begini kelakuan mu menjadi istri!! Luke mendekati Elena dan mereka berdiri saling berhadapan.
"So, aku harus bersikap seperti apa? Harus tersenyum manis dan bersikap lemah lembut atau melayani mu seperti pelayan? hmmm apa kau sekarang berharap aku setiap hari ada di rumah dan menantimu pulang bekerja?
Elena tertawa sinis, apa suami nya ingin menjadikan nya istri yang terlihat bodoh. Yang mencoba tersenyum manis sedangkan keberadaan nya tidak di anggap. "Aku paham kau tidak butuh itu semua, bukannya akan memuakkan untuk mu, kalau aku melakukan itu semua?"
Luke memang akui dia tidak membutuhkan itu semua namun ketika dia tahu Elena pergi dari rumah sejak pagi dan sampai sore baru kembali membuat dirinya marah. Sebagai menantu dari keluarga Avaaskha harus nya Elena bisa mengatur waktu nya. Bukan keluyuran tidak jelas sampai pulang sore.
"Aku memang tidak meminta itu semua tapi setidak nya kau pergi tahu waktu! Bahkan kau pergi dari sebelum matahari terbit dan kembali saat matahari terbenam, kau pikir saat ini kau tinggal di mana?"
"Apa kau mulai amnesia? Aku belajar begini semua dari mu.."ucap Elena membuat Luke mengernyit kan dahi nya.
"Kau tahu,Luke bahkan kau selalu pergi tanpa aku tahu kau pergi kemana.. Apa itu bermain golf, atau bertemu rekan bisnis mu atau kau keluar kota pun. Apa pernah kau mengatakan nya!" bahkan kau pergi begitu saja dan pulang pun sama saat kau ingin, bukankah kita sama sekarang?"
"Setidaknya aku tidak keluyuran seperti mu! Yang hanya bisa menghabiskan uang tanpa tahu susah nya bekerja..aku ini bekerja bukan foya foya.."
"Memang nya salah kalau aku berfoya foya? Toh, aku juga tidak menghabiskan uang mu.. Apa pernah selama satu tahun menikah kau memberikan ku uang? Ingat itu Luke, satu sen pun kau tidak memberi ku uang!" sarkas Elena lalu wanita cantik itu tersenyum mengejek, Luke pun diam terpaku dengan ucapan istri nya.
"Dengar baik baik Tuan Luke..yeah aku memang bodoh dan tidak memilik perusahaan yang besar dengan omset milyaran. Namun asal kau tahu!! Aku bukan wanita boros yang hanya bisa menghamburkan uang.."
Setelah berkata seperti itu, Elena memilih masuk kedalam kamar nya. Dia sama sekali tidak mau meladeni hinaan Luke yang tidak masuk akal. ketika dia hendak menutup pintu kamar, Luke menahan pintu tersebut.
"Kau mau kemana?"
"mandi.."jawab Elena singkat.
"kekamar ku, sekarang!"
Tidak perlu di jelaskan lagi, Elena sudah tahu perintah itu bahkan kebiasaan itu sangat dia hapal.
"Aku lelah, besok saja.." tolak Elena
"sekarang juga!" tegas Luke dengan mencekal sebelah tangan Elena.
Elena membalikan badan nya, rasa lelah di tubuh nya sangat kentara di wajah cantik tanpa cela itu. Elena sudah sangat ingin berendam di air hangat saat ini.. "Luke.."
"Kau ingin aku memaksa mu atau kau dengan suka rela melayani ku?"
Elena mendengus kesal, sepertinya dia tidak bisa menolak walau pun dia rasa nya ingin kabur dari hadapan Luke.
"Biarkan aku mandi sebentar, tubuhku sangat lengket karena seharian beraktivitas, aku akan kekamar mu setelah mandi.."
"Aku minta sekarang juga!! Kau masih belum paham juga? Bentak Luke
"Aku bukan pelayan mu? kesal Elena
"Lalu kau mau di sebut apa?"
"Kau.."
"Mandi di kamar ku."
Luke lebih dulu masuk kedalam kamar, perintah nya untuk Elena mandi di kamar ku itu sudah menunjukan agar istrinya tidak boleh membantah lagi dan harus menuruti kemauan nya .
Dengan wajah kesal mau tidak mau Elena menurut bahkan kekesalan nya di lampiaskan Elena dengan menutup pintu secara kasar.."ck, pintu sialan.."
Mandi di dalam kamar mandi Luke hanya akal akalan nya saja. Bukti nya dia mengekori Elena bahkan seperti singa lapar yang langsung menyergap tubuh Elena tanpa ampun.
Luke memang tidak pernah kasar itu lah salah satu alasan Elena tidak pernah menolak melayani pria itu. Bahkan sentuhan nya sangat lembut dan mengutamakan pasangan nya.
Seperti biasa setelah selesai dengan pengaturan napas yang kembali normal, Luke beranjak namun kali ini dia menuju meja nakas dan membuka laci meja tersebut.
Pria itu melemparkan sesuatu di samping Elena, dan Elena hanya memandangi benda tersebut tanpa mau mengambil benda itu.
"Pakai itu untuk keperluan mu.."
"Aku tidak butuh.."Elena membuang wajah nya kesamping.
"Gunakan itu untuk membeli gaun yang bagus, besok malam kau harus menemani ku ke acara ulang tahun relasi bisnis ku.."
"Aku tidak mau.."
"Aku tidak minta pendapat mu, mau tidak mau kau harus ikut!"
Elena benar benar kesal, Luke tidak mau menerima penolakan dari nya. Padahal dia tahu Elena sudah memasang wajah acuh tapi Luke tetaplah Luke yang tidak menerima penolakan dengan berbagai macam alasan.
Dan selain atm ada satu benda lagi yang di lempar Luke ke arah Elena.."minum pil itu.."
"tidak perlu .."jawaban Elena membuat Luke terdiam dan mengernyitkan dahi. "Aku sudah memasang alat kontrasepsi jadi tidak perlu lagi meminum pil sialan itu.."
"Kapan?"
"Tadi pagi.."
"Dimana?"
"Kau tidak percaya dengan ku? Elena balik bertanya.. "Di klinik dan kau bisa mengecek nya sendiri."
Elena benar benar sudah jengah karena Luke menatap nya tanpa beralih sama sekali. "tidak perlu menatap ku seperti itu, aku juga tidak berminat untuk mengandung anak mu.."
"Baguslah.."
"Kau mau kemana? Tanya Elena dan sebelum Luke keluar dari kamar nya.." untuk kali ini dan seterusnya, aku yang akan keluar dari kamar ini karena ini bukan kamar ku, dan aku sadar diri.."
Dengan cepat Elena bangun dan mencari dress yang tadi dia gunakan, begitu selesai tidak lupa Elena mengambil atm itu.."Tugas ku sebagai pelayan napsu mu sudah selesai.."
knp sih dia ga prgi aja???kl pnya uang kn dia bs hdp mndiri,emng mau s'umr hdp d rmehkn kluarganya sndri???
Aku udh mmpir lg....
bru awl,tp ko udh nyesek y....
d tnggu up'ny.....smnggtt....😘😘😘