Kim Sena, gadis manis berambut pendek yang kini duduk di tahun kedua SMA, tampak seperti remaja biasa. Namun di balik senyum lembutnya, ia menyembunyikan rahasia besar — dirinya adalah seorang Hunter, pemburu makhluk halus dengan peringkat atas kelima.
Mengikuti jejak sang ibu yang legendaris dan menduduki peringkat kedua, Sena bertekad melampauinya. Ia ingin menjadi Hunter terkuat, mencapai peringkat pertama yang selama ini hanya jadi impian.
Tapi jalan menuju puncak kekuatan bukanlah perjalanan mudah. Di balik setiap langkahnya, bahaya, rintangan, dan rahasia gelap dunia bawah menantinya.
Dalam perjalanan itu, Sena bertemu seekor kucing hitam di tengah hutan. tapi siapa yang akan mengira bahwa kucing itu adalah seorang dewa rubah penjaga Gunung Halla yang terkenal
Bersama dengan kucing hitamnya, perjalanan Sena menuju takdirnya pun dimulai!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Sari W., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 RUMOR SENIOR YEON-HU
"Sebenarnya aku ingin bertanya sedikit tentang senior yang duduk di baris ketiga, meja paling belakang." Sena menunjuk meja dari luar ruangan itu.
Anak berkacamata itu menoleh ke arah Sena menunjuk.
"Ah, maksudmu Yeon-hu? Jika kau ingin menyampaikan perasaanmu, titipkan saja padaku akan aku beritahukan dia jika sudah kembali." Ucap anak berkacamata itu dengan wajah yang datar.
Sena terdiam sejenak mendengar perkataan dari anak berkacamata itu.
A,apa maksudnya itu?! Pikir Sena
"Memang banyak gadis gadis yang menanyakan dan menyampaikan perasaan mereka padanya tapi, Yeon-hu mengacuhkan dan mengabaikan mereka. Maka dari itu karena kasihan, aku menjadi pendengar mereka dan berusaha untuk menyampaikannya pada Yeon-hu yah, meskipun dia tidak pernah mendengarkan apapun perkataanku terkait gadis gadis itu." Jelas anak berkacamata sambil bersandar di pintu.
"T,tapi aku kesini bukan untuk menyatakan perasaanku! Aku hanya ingin tau sedikit tentangnya saja, bisa kau beritahu aku?" Tanya Sena kembali.
"Lalu kau siapanya Yeon-hu? Setahuku Yeon-hu tidak berteman dengan gadis, bahkan untuk bicara dengan gadis pun dia tidak pernah." Kata anak berkacamata itu.
"Yah, memang bukan tapi aku adalah......sepupu jauhnya! Aku diminta untuk menanyakan kabar dan semacamnya" Ujar Sena tersenyum canggung dengan sedikit kebohongan.
Ah, maafkan aku bibi! Ini demi kebaikan semua orang! Pikir Sena yang baru pertama kali melanggar larangan bibinya.
"Oh kau sepupunya? Seharusnya kau beritahukan hal ini dari awal. Yeon-hu terbuka pada kami para lelaki namun sangat benci bahkan tidak ingin berdekatan dengan gadis manapun, dia sangat dingin dan acuh pada para gadis. Tapi bukannya benci pada Yeon-hu para gadis itu justru semakin menggila pada Yeon-hu, mereka menganggap Yeon-hu sangat keren dan berkharisma meskipun Yeon-hu sudah bersikap kasar pada mereka, mereka tidak peduli dan tetap mengejar Yeon-hu kemanapun dia pergi hingga tidak ada privasi dan waktu istirahat baginya. Maka dari itu diwaktu makan siang seperti sekarang, dia tidak akan ada diruangan demi menghindari para gadis gila itu, kami bahkan tidak tau dimana dia berada saat ini. Ini membuatku sedikit kasihan padanya, yang dia inginkan hanyalah ketenangan saja tapi, para gadis itu tidak memberikan waktu sedikit pun pada Yeon-hu untuk merasa tenang. Aku bertanya tanya apakah akan ada hari dimana dia bisa istirahat dan merasa tenang dihidupnya?" Jelas anak berkacamata dengan helaan nafas yang berat.
Sena tau bahwa anak berkacamata itu menghawatirkan Yeon-hu dan dia tidak bisa beristirahat dengan tenang, terlihat dari lingkaran matanya yang mulai menghitam karena banyaknya gadis yang menyampaikan perasaannya lewat anak berkacamata itu.
Ternyata anak itu bernama Yeon-hu ya? Mungkin jika aku diposisinya aku akan gila karena selalu diikuti kemanapun aku pergi. Apakah mungkin karena faktor kebencian pada para gadis itu yang membuatnya mempunyai aura negatif yang sangat besar? Lalu terlihat jelas sekali bahwa senior berkacamata ini, sudah lelah dengan semuanya. Dia telah meladeni semua gadis yang datang untuk Yeon-hu, demi temannya dia rela kelelahan menahan para gadis gila yang memiliki banyak permintaan. Pikir Sena
"Begitu rupanya, lalu apa ada hal yang mendasari mengapa senior Yeon-hu sangat benci pada perempuan?" Sena bertanya kembali pada senior itu.
"Aku tidak tau pasti tapi, beberapa tahun yang lalu rumor tentang ibu dari Yeon-hu tidak sengaja tersebar." Tutur anak berkacamata sembari menyilangkan tangannya.
"Rumor? Rumor tentang apa?" Tanya Sena yang penasaran.
Senior berkacamata itu lalu sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah telinga Sena.
"Rumor tentang ibunya yang selalu menyiksanya sejak dia kecil." Bisik senior itu dengan wajah serius.
Menyiksanya?! Yang benar saja bukankah dia anak kandungnya sendiri?! Pikir Sena yang tidak percaya dengan apa yang senior itu katakan.
"Wajahmu cukup terkejut ya? Kami yang mendengar rumornya saat itu pun memiliki reaksi yang sama denganmu, awalnya kami tidak percaya dengan rumor tak berdasar seperti itu apalagi Yeon-hu juga tidak menunjukan tanda tanda adanya masalah didepan kami."
"Sampai pada suatu hari rumor tentang ibu Yeon-hu yang telah meninggal pun tersebar, banyak yang mengatakan bahwa ibunya mati karena terkena karma akibat sering menyiksa anaknya sendiri. Namun ada juga yang mengatakan, dia mati karena membuat sebuah perjanjian dengan iblis. ibu Yeon-hu membuat perjanjian dengan iblis demi bisa memiliki umur yang panjang, namun akhirnya dia malah mati diumur yang terbilang masih muda. Dan ada pula rumor yang mengatakan bahwa nanti saat Yeon-hu berumur tepat 19 tahun, akan datang seekor mahluk yang akan memakan tubuh Yeon-hu hidup hidup dari dalam. Ini karena perjanjian yang belum selesai antara ibu Yeon-hu dan si iblis. Singkatnya Yeon-hu menjadi korban atas perjanjian ibunya sendiri. Sambung senior berkacamata.
"Padahal saat itu Yeon-hu anak yang sangat ceria dan mau berteman dengan semuanya, setelah muncul rumor bahwa dia sering disiksa oleh ibunya, dan muncul pula rumor kematian dari ibunya sifatnya berubah menjadi sangat dingin pada kami semua. Dan dia sangat membenci, para gadis manapun yang berusaha mendekatinya. aku harap rumor itu tetap menjadi rumor biasa, hanya karena keegoisan seorang ibu dia sampai mengorbankan nyawa anak satu satunya yang ia punya." Tambah senior berkacamata dengan wajah sedikit kesal.
Jadi begitu, aku mengerti sekarang. Pikir Sena yang telah mendengarkan cerita dari senior berkacamata
"Senior! Aku akan bertanya untuk terakhir kalinya, kapan ulang tahun senior Yeon-hu." Ucap Sena dengan serius.
"Jika tidak salah ingat, 5 hari lagi adalah ulang tahunnya. Mereka semua yang ada diruangan ini sedang mengatur kejutan untuk Yeon-hu, tapi aku masih tidak tenang karena teringat akan rumor mengerikan itu." Balas senior berkacamata dengan menghela nafas.
"Terimakasih senior! sudah mau berbagi cerita tentang semua hal dari senior Yeon-hu!" Sena sedikit membungkukkan tubuhnya sebagai ucapan terimakasih.
"Tidak perlu berterimakasih. Aku memberitahumu semua itu karena kau sepupunya, jadi tidak apa-apa." Senior berkacamata itu mengusap tekuk lehernya.
Aha? Jadi karena aku sepupunya ya? Aaaaakh! Kebohongan apa yang baru saja aku lakukan?! Pikiran Sena menjerit.
"Oh iya jika boleh tau nama senior....?" Sena penasaran dengan nama senior berkacamata itu.
"Ah, maafkan aku. Ketika aku mengobrol aku memang sering lupa untuk menyebutkan nama, namaku adalah Hajun dari kelas 3-a" jawab Hajun seraya mengulurkan tangannya.
"Namaku adalah Sena dari kelas 2-b! Salam kenal senior Hajun!" Sena meraih uluran tangan dari Hajun.
Dari kelas 2 ya? Pantas saja ia terlihat sangat kecil. Pikir Hajun yang melihat tubuh pendek Sena.
"Oh iya, ini sebagai tanda terimakasihku!" Sena meroggoh saku jaketnya dan mengeluarkan sesuatu.
Sena menarik tangan senior Hajun dengan lembut dan memberinya sebuah permen berwarna merah.
"Kalau begitu aku pergi dulu! Sampai jumpa lagi senior Hajun!" Sena berlari kecil seraya melambaikan tangannya pada Hajun.
Hajun pun melambaikan tangannya meskipun sedikit terlambat, ia lalu melihat apa yang diberikan oleh sena tadi.
"Permen? Padahal aku tidak memakannya, tapi karena ini pemberian....apa boleh buat." Hajun membuka bungkus permen dan memakan permen itu.
Saat Hajun memakannya, sensasi menyegarkan langsung terasa. Tubuhnya yang awalnya sangat berat menjadi sangat ringan seperti sebuah bulu yang tertiup angin.
Tubuhnya menjadi segar kembali dan lingkaran hitam matanya pun ikut menghilang.
Apa ini? Tubuhku menjadi sangat segar dan rasanya aku tidak memiliki beban apapun, kenapa tiba tiba begini? Apa karena permen ini? Pikir Hajun sambil melihat bungkus permen yang masih ia pegang.