Menjadi seorang Duda tunanetra serta memiliki seorang putri, dalam waktu dekat, bukan lah hal yang mudah untuk Jade jalani.
Berulang kali ia mencoba mengakhiri hidupnya, namun putri kecil nya selalu saja menggagalkan niat nya tersebut.
Sampai suatu saat ia bertemu dengan seorang gadis bernama Sarah, kehidupan nya menjadi berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ENMom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6
"dasar egois, pecundang!" Sarah mengumpat Alan selama perjalanan nya kembali pulang ke penginapan.
Dan Nio terus terkekeh melihat sepupu nya tersebut terus mengumpat.
" hati-hati, nanti jatuh cinta kalau terlalu benci" ledek Nio
" amit-amit, males banget jatuh cinta sama orang egois kaya gitu!"
" mokondo aja kamu pelihara apalagi cuma egois seperti itu " ucap Nio sembari berlari sebelum Sarah mengejar nya
" Niooooooo!" Sarah mengejar nya
"awas kamu ya!!" pekik Sarah lagi.
Malam ini hati Sarah masih sangat kesal dengan perlakuan Alan. Ia males jika harus berpapasan lagi dengan nya.
Ia membuka laptop nya, ternyata gambar denah rumah milik Alan masih belum ia selesaikan. Ia menghela nafas, ia melanjutkan gambar nya namun kali ini ia tidak meneruskan nya di laptop melain kan disebuah buku sketsa yang selalu ia bawa di tasnya.
*kriiingg*
Telpon Sarah berbunyi, ia mengangkat nya.
Usai mengangkat telponnya Sarah bergegas untuk berkemas. Ia pun pergi menuju kamar Nio, dan meminta nya untuk menemani nya kembali pulang.
Sementara itu di rumah Alan. Ibu Kania berbicara pada putra nya.
" ibu tidak akan memaksa mu untuk menikah lagi, tapi tolong lihat putri mu, ia butuh seorang ibu, dan ia menyukai Sarah"
" apa maksud ibu? apa ibu juga akan menjodohkan aku dengan Sarah seperti Lila menjodohkan aku dengan nya?"
" apa putri mu pernah menjodohkan mu dengan nya? Kenapa tidak kamu pertimbangkan ucapan putri mu" ibu Kania tersenyum.
" ngga bisa Bu, dia akan menikah, Sarah sudah memiliki calon suami, dan ibu pasti sudah mengenalnya tadi".
Ibu Kania mengeryitkan dahi nya lalu tertawa kecil.
" kenapa ibu tertawa?"
" maksud kamu Nio?" tanya ibu nya.
Alan mengerutkan alisnya lalu mengangguk ragu.
" Lila juga tadi mengira begitu, tapi mereka menjawab bahwa mereka hanya saudara sepupu, bahkan Nio sendiri yang bilang kalau Sarah tidak memiliki pasangan, kalian sudah salah sangka pada Sarah "
Tanpa ia sadari ia menarik garis tipis bibirnya. Entah kenapa ada perasaan lega dihati Alan mendengar kebenaran bahwa Sarah tidak memiliki pasangan. Hati nya merasa bahagia seketika.
" Ibu baru mengenal nya, dia wanita yang cantik dan baik, kamu harus meminta maaf pada nya "
"tapi Bu..." Alan kembali ragu, ia takut Sarah akan menolak permintaan maaf dari nya, lagipula jika ia mendekati Sarah. Apakah Sarah akan menerima kondisinya yang seperti itu.
" tapi kenapa? Kamu takut dia ngga Nerima kamu? Ibu rasa dia bukan orang yang seperti itu, dan kamu wajib mempertimbangkan nya dan satu lagi kamu juga harus mempertimbangkan ucapan dokter Indra"
Mata Alan memiliki trauma pasca kecelakaan tersebut, dan ada beberapa syaraf matanya yang rusak namun bisa diperbaiki. Dokter bilang, Alan bisa melihat lagi bila melakukan beberapa operasi mata untuk memperbaiki syaraf yang rusak tersebut.
Namun Alan selalu menolaknya. Trauma pasca kecelakaan selalu menjadi penghalang dia untuk maju, ia tidak punya kepercayaan diri untuk itu, perasaan takut selalu menyelimuti hati nya.
********
Pagi ini Alan bersiap untuk mengantar Lila kesekolah. Ia juga akan pergi meminta maaf pada Sarah atas sikapnya semalam.
Lila masih sedikit marah pada Alan, ia tidak menegur Alan seperti biasa nya. Dan ini pertama kali nya Lila seperti itu.
"Lila masih marah sama ayah?"
" ayah harus minta maaf sama kak Sarah karena ayah sudah galak sama kak Sarah!"
" iya ayah janji akan minta maaf pada nya"
" awas kalau bohong, Lila ngga mau ngomong sama Ayah lagi"
"iya, ayah janji"
Mereka pun akhir nya berangkat ke sekolah berjalan kaki. Hari ini Alan ingin segera bertemu Sarah dan meminta maaf pada nya, hati nya sudah tidak sabar untuk bertemu Sarah.
Usai mengantar Lila, ia pun langsung bergegas menuju penginapan nya. ia mempercepat langkah nya dari biasa nya. Sesampai di penginapan ia bertanya pada karyawan nya
" nona Sarah sudah keluar belum pagi ini?" tanya nya
" bahkan dari tadi malam ia sudah keluar pak"
"maksud kamu?"
" sudah chek out dari semalam, ia meninggalkan buku dimeja kamar" karyawan tersebut memberikan buku tersebut pada Alan.
Alan sangat kecewa, ia begitu menyesal atas sikapnya semalam. Seperti ada yang hilang, ia tidak rela Sarah pergi begitu saja.
Alan duduk di cafe tempat biasa ia duduk. Ia mengingat semua kejadian yang terjadi pada nya saat bersama Sarah. Desiran darah nya tidak bisa berhenti, detak jantung nya pun masih berdebar mengingat setiap ucapan maupun sentuhan kecil Sarah.
"apa aku sedang jatuh cinta pada nya?"
Menyadari hal ini, seketika keinginan untuk menyembuhkan mata nya sangat menggebu, ia ingin mencari keberadaan Sarah. Ia ingin segera meminta maaf dan mengungkapkan perasaan nya.
********
Sarah sedang duduk menunggu di depan ruang operasi. Mama nya jatuh dikamar mandi saat dia tidak ada, kepala nya terbentur lantai sehingga kesadaran nya menurun.
Tak berapa lama dokter keluar dari ruangan tersebut. Ia memberikan kabar duka pada Sarah. Mama nya telah meninggal dunia. Seketika dunia Sarah runtuh, ia terduduk lemas dan menangis, Nio beserta orang tuanya yang sedari tadi menemani Sarah, mencoba menenangkan Sarah.
Sarah sangat shock, kejadian itu terlalu cepat, ia menyesal telah pergi dan tidak berada disisi mama nya saat detik-detik kejadian. Ia menyalahkan dirinya atas kejadian ini, ia menyesal karena telah pergi meninggalkan mama nya sendirian dirumah.
Hati Sarah diselimuti awan kelabu. Kini ia hidup sendirian dan sebatang kara. Langkah nya begitu berat menjalani hari-hari kedepan nya. Hanya Nio sepupu satu-satunya yang menemani nya. Orang tua Nio juga sangat menyayangi Sarah, ia terus menjaga Sarah agar tidak terjadi sesuatu karena kesedihan nya yang mendalam.
Beberapa hari ini Sarah tidak keluar kamar. Tante nya sangat khawatir dengan keadaan Sarah.
"Nio, coba chek Sarah dikamar, mama ketuk pintu dari tadi tidak ada jawaban"
Nio pun mengambil kunci serep untuk membuka pintu kamar nya. Ia melihat Sarah duduk menangis. Nio melihat keadaan Sarah sangat memprihatinkan.
" ya ampun anak gadis jam segini belum mandi, gimana mau dapat jodoh!" ucap Nio mengalihkan perhatian Sarah sembari membuka gorden kamarnya.
Sarah masih tampak tidak peduli dengan ucapan Nio.
" ih jelek banget sih, mandi sana biar seger, ada proyek besar hari ini kita ke kantor" ucap Nio.
" Nio, bisa kah kamu yang handle dulu pekerjaan ku? Aku masih berkabung"
" ngga bisa! Aku ngga bisa gambar, aku bukan arsitek, jadi ngga bisa gantikan pekerjaan mu, ini sudah seminggu lebih, masa berkabung mu sudah habis, sekarang waktu nya kerja!" ucap Nio
Nio menarik tangan Sarah ia membantu nya berdiri.
" semua orang akan mati, hanya menunggu giliran saja. Kamu diam menangis dikamar tidak akan membuat mama mu hidup kembali" Nio kembali berucap.
Bersambung......