Charlotte Hasana, wanita cantik dengan tubuh perawakan mungil, ramping dan cantik. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang begitu materialistis. Ibu Tiri Charlotte berencana menikahkan dirinya kepada laki-laki tua kaya raya namun seorang Gay. Charlotte menentang keras keinginan Ibu tirinya. Karena itu, Charlotte berencana kabur dengan dandanan berbeda dari biasanya. Dia memoles wajahnya begitu jelek.
Namun ketika dirinya kabur, dia bertemu dengan laki-laki yang mengancam hidupnya. Hingga karena suatu alasan, Charlotte terpaksa melakukan hubungan satu malam dengan laki-laki itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Charlotte telah selesai dengan penampilannya. Dia memakai gaun pemberian Shinta. Hari ini, Ayahnya telah membuat pertemuan dengan keluarga Xavier untuk membicarakan masalah pernikahan anak dari kedua belah pihak keluarga. Demi menyambut kedatangan keluarga Xavier, mereka rela mengganti seluruh peralatan maupun perabotan rumah dengan barang dekorasi maupun alat makan yang baru bahkan tidak tanggung-tanggung, Ayah juga telah menyiapkan acara makan malam yang cukuo mewah. Charlotte tidak pernah menyangka, pernikahannya hanya digunakan demi keuntungan keluarganya. Sebenarnya Charlotte tidak pernah terpikirkan menikah di usia yang masih muda seperti sekarang. Charlotte ingin menikah saat usinya benar-benar sudah matang. Bekerja lebih dulu mencari karirnya. Namun keadaannya sekarang tidak sesuai dengan apa yang sudah diangankan. Hidupnya sudah terikat dengan perjodohan yang tidak pernah dia inginkan.
Charlotte menatap penampilannya dari atas sampai bawah. Senyuman kecil nan miris terlihat diwajahnya. Mungkin orang lain akan bilang dirinya bak seorang putri dinegeri dongeng karena akan menikahi laki-laki dari keluarga kaya raya. Dirinya dianggap beruntung dengan pernikahan yang tidaklah biasa yang terkesan mewah karena status keluarga laki-laki. Tidak. Semua itu tidaklah benar bagi Charlotte. Pernikahan ini seperti neraka yang akan menghanguskan jati dirinya. Menghancurkan setiap tulang dan impian dalam hidupnya. Dirinya tidak akan bahagia. Itu sudah pasti.
“Aku tidak mau menikah sekarang. Aku tidak akan mengorbankan hidupku yang berharga ini. Akan kucari cara agar mereka tidak menyukaiku. Ya, aku pasti bisa terbebas dari penikahan terkutuk ini!”
Charlotte berjalan keluar kamar. Dia sudah memantapkan diri untuk terbebas dari pernikahan ini. Jika keluarganya tidak mendukungnya, maka keluarga laki-laki itulah yang harus menerima malunya. Itulah cara yang akan digunakan Charlotte.
Ketika menuruni tangga, Sella dan Shinta sudah stand by di sofa ruang tamu dengan begitu santainya. Penampilan mereka begitu memukau dan sarat akan kemewahan. Ketika melihat Charlotte datang, mereka segera berdiri dan mendekatinya.
“Sudah siap putri Charlotte rupanya. Eh, tunggu, tuh muka kenapa banyak bentol-bentol gitu?” ujar Shinta mengernyitkan dahi merasa heran. Bibirnya berdecih penuh penghinaan.
“Sudahlah Shin sayang, dari dulu gadis ini memang jelek bukan. Otaknya saja yang pintar, tapi wajahnya sangat buruk. Tidak ada yang bisa dibanggakan dari penampilannya.”
“Mama benar, dia gadis buruk rupa. Ckck.” Shinta dan Sella sama-sama tertawa dengan ucapan hina mereka.
Charlotte hanya diam. Dia tidak peduli apapun yang mereka bicarakan. Sudah jadi makanan tiap harinya mendapat umpatan buruk dari ibu anak itu. Charlotte hanya ingin rencananya berhasil.
Charlotte sengaja berdandan dengan begitu jelek. Wajahnya dibuat bentol-bentol menyerupai jerawat mati. Charlotte memang suka berias, membuat wajahnya jelek dia sudah biasa, apalagi jika harus memake over dirinya menjadi cantik. Dalam sekejap dia bisa membuat orang jijik padanya, tapi dia juga bisa membuat orang lain terpesona kepadanya.
“Sudah siap semua?”
Susanto datang mendekat. Sepertinya ayahnya sudah siap menyambut para tamu yang akan datang. Laki-laki itu segera mengajak istri dan anak-anaknya keluar rumah untuk menyambut keluarga Xavier.
Tak berselang lama, sebuah mobil hitam mewah masuk kehalaman keluarga Charlotte. Seseorang laki-laki yang sudah berumur turun dari dalam mobil dan berjalan mendekati mereka. Charlotte bertanya-tanya dalam hati, mungkinkah laki-laki tua Bangka itu lah yang akan menjadi suaminya?
“Selamat datang Tuan Xavier.” Sapa Susanto dengan ramah.
Charlotte masih terdiam dengan pikiran buruknya. Sella, ibu tiri Charlotte langsung menyikut pinggang Charlotte dengan kasar. Mengkode dengan lirikan matanya agar Charlotte juga menyapa tamu terhormat mereka.
Charlotte terpaksa maju kedepan. Dia menyematkan rambut hitam panjangnya kebelakang seraya membungkuk.
“Selamat datang Tuan Xavier. Saya Charlotte Hasana. Senang bertemu dengan Anda”