SALAH KAMAR BERUJUNG NIKAH

"Gue gak salah lihat kan?" Sandra menyipitkan matanya, melihat gelagat dua orang bermasker dengan gerak cepat terburu-buru sepertinya Sandra familiar dengan bentuk tubuhnya. Tapi siapa?

"Ah! Mirip doang kali! Maklum aja Spek Mokondo pasaran!" Sandra memilih keluar kantin dan menuju ruang Dokter menanyakan bagaimana kondisi Papanya, setelahnya Sandra akan pulang dan rencananya Ia akan resign dari pekerjaannya yang saat ini.

"Gue harus mulai terlibat di Perusahaan Papa. Selama ini Gue tahu Si Tuyul banyak ngelakuin hal yang bikin Perusahaan Papa rugi, jangan sampe sakitnya Papa malah jadi kesempatan duo Laknat nguras Perusahaan Papa."

Sandra bergegas menuju Apartementnya untuk bersiap menyelesaikan urusan resign dan akan hadir di Perusahaan menggantikan Papanya yang saat ini berada di ICU.

*

"San, Gue sebetulnya menyayangkan, tapi kalo emang sekarang Lo udah merasa perlu buat menyelamatkan Perusahaan Bokap Lo, Gue dukung Kok! Oh ya, waktu itu Lo pulang sama Siapa?"

"Duh, Maxim tahu lagi Gue ada di Club. Tapi untung dia gak tahu soal Gue yang tidur sama Cowok gak jelas!"

"San, Lo baik-baik aja kan?" Maxim menepuk pelan bahu Sandra.

"Oh, sorry Gue cuma lagi kepikiran Bokap aja kok Max, gapapa kok." Sandra tersenyum dan itu cukup buat Maxim lega.

"Lo kalo butuh bantuan Gue jangan sungkan-sungkan San, Gue bakal selalu ada buat Lo."

"Makasi Max, ya Gue bakal minta bantuan Lo kok kalo emang Gue butuh. Tapi untuk sekarang Gue masih bisa handle sendiri. Next time kalo Gue udah kewalahan menangani si Tuyul, baru deh terserah Lo mau apain Dia!" Sandra memang selalu emosi jika mengingat duo Laknat, Andri dan Aisyah.

"Dari dulu Lo gak berubah San, Si Andri benci banget kalo Lo udah sebut dia tuyul! Tapi ya gapapa lah, lihat dia kesel hiburan."

"Ya udah Max, Gue cabut. Doain ya!"

Anggukan Maxim dengan mengiringi Sandra hingga keluar ruangan kerjanya.

Tatapan Maxim tak bisa dipungkiri ada cinta yang tersembunyi meski Ia sadar selama ini Sandra hanya menganggapnya sebagai sahabat gak lebih.

Bahkan saat Sandra waktu itu jujur sudah jadian dengan Yudha, Si Mokondo, Maxim hanya bisa ikut bahagia meski akhirnya mendengar Sandra di khianati tentu saja Maxim gak tinggal diam, bahkan kini Yudha sudah dikeluarkan dari pekerjaannya semua ulah Maxim karena sakit hati Yudha bisa-bisanya menyakiti Sandra.

Sandra menatap gedung tinggi yang megah dan tentu semua orang siapapun pasti tahu, A Corp. Perusahaan raksasa yang kini berada dalam kepemimpinan Armando, Papa Sandra.

Semua mata tertuju pada Sandra dan memberi hormat manakala Sandra memasuki kantor berjalan cepat menuju ruang orang kepercayaan Sang Papa.

"Angel, Kamu akhirnya datang Nak." Om Seno menyapa dengan senyuman kedatangan Sandra.

"Kemana Si Tuyul Om? Gak ngantor Dia?" Sandra duduk di sofa diikuti oleh Om Seno yang memilih duduk dihadapan Sandra.

"Kamu masih aja begitu San, makanya sekarang waktu yang tepat, Papa Kamu pasti menginginkan hal yang sama. Buat beliau bangga San,"

Helaan nafas Sandra, seiring punggung yang bersandar berat luruh sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Om punya sesuatu buat Kamu, Om harap, Kamu tidak syok."

Om Seno bangkit mengambil dokumen diatas meja kerjanya dan kemudian menyerahkannya ke tangan Sandra.

"Ini, apa Om?" Bukan tidak mengerti Sandra, sangat amat terkejut bahwa saham A Corp mengapa sekarang menjadi hanya ada dua kepemilikan, milik sang Papa dan siapa? Sandra mengeja nama pemegang saham kedua mayoritas setelah Sang Papa.

"Revano Narendra? Siapa Dia Om?"

Sandra meletakkan dokumen yang baru saja dibacanya.

"Ini Om dapat secara sembunyi-sembunyi, Om pun tak habis pikir, bagaimana bisa Andri melakukan semuanya, dan kini seperti yang Kamu lihat saham terbesar masih milik Papamu namun posisi kedua ditempati oleh Tuan Revano Narendra dari Narendra Group."

Sandra mengumpat. Kesal dan benci semua menjadi satu. Duo laknat sudah membuat Perusahaan Papanya, jerih payah Papa dan Mamanya yang sudah membangun semuanya kini dipertaruhkan oleh duo laknat.

"Sejak kapan ini Om?"

"Om pun baru mengetahui, sejak pengacara Tuan Revano datang menemui Om dan mengatakan semuanya. Bahwa secara pribadi Andri banyak melakukan pinjaman dengan nominal besar dan sebagai jaminan adalah saham-saham miliknya dan milik Ibu Aisyah."

"Papa tahu ini semua Om?"

"Entahlah San, Om tidak pernah diceritakan atau Papamu tidak pernah cerita soal ini. Bahkan, Andri juga mengelapkan uang dana proyek yang melibatkan Perusahaan Tuan Revano untuk judi."

Om Seno memberikan sebuah bukti yang Ia dapat dari orang kepercayaannya.

"Gila! Ini namanya perampokan. Si@lan Si Tuyul! Emang cocok julukan Tuyul buat Dia!"

Sandra geram. Jerih payah kedua Papa Mamanya kini terkuras habis bahkan terancam akan dimiliki oleh Narendra Group.

"Om, bisa atur waktu agar Aku bisa bertemu dengan pihak Narendra Group?"

"Bisa saja San, tapi,"

"Tapi apa?"

"Kamu yakin mau bertemu orang itu?"

"Yakin. Kenapa? Orangnya gak disini? Kita susul Om!"

"Bukan itu masalahnya. Tapi Kamu harus tahu satu hal, CEO Narendra Group yang sekarang adalah Cucu dari Tuan Narendra. Berbeda dengan Tuan Narendra, Tuan Revano terkenal kejam dan sadis tapi juga Playboy! Banyak yang mengatakan setiap malam Ia berganti-ganti Perempuan. Om hanya tidak mau Dia macam-macam sama Kamu."

Om Seno adalah sahabat dari Papa Armando. Dulu saat Papa Armando, Om Seno dan Mama Sandra adalah sahabat saat kuliah.

Hingga akhirnya Mama Sandra dan Papa Armando memutuskan menikah setelah Mereka lulus kuliah.

Sejujurnya Om Seno ada hati dengan Mama Sandra, tapi melihat kedua sahabatnya saling mencintai Om Seno merelakan dan ikut berbahagia.

Om Seno pun akhirnya menikah dengan seorang perempuan, setelah Sandra lahir.

Namun takdir seolah kembali menguji hati dan keikhlasan Om Seno, saat melahirkan, Istri Om Seno dan anaknya meninggal.

Disitu Om Seno begitu terpuruk. Om Seno mengurung diri selama enam bulan. Hingga Ia diberhentikan oleh Perusahaan tempatnya bekerja.

Akhirnya Papa Armando dan Mama Sandra mengajak Om Seno bergabung di Perusahaan. Hingga saat Mama Sandra sakit dan akhirnya berpulang disitulah Om Seno menjadi teman setia Papa Armando namun Om Seno juga dikejutkan dengan kenyataan tiba-tiba Papa Armando mengatakan bahwa Ia akan menikah dengan Aisyah, yang tak lain adalah Sekretaris Mama Sandra.

"Om, jangan khawatir. Aku bisa jaga diri,"

Sandra memejamkan mata. Bohong. Saat ini saja Sandra sedang dilema, apakah benih si pria asing aka tumbuh atau luruh dengan obat yang ia minum.

"Om hanya gak mau Kamu hancur San. Om sayang sekali sama Kamu, seperti anak Om sendiri. Dan Om berharap dan berdoa Armando kembali sehat dan pulih."

"Papa pasti sehat dan pulih. Om juga bantu Sandra ya."

"Pasti Nak. Pasti."