Salahkan Mencintainya

Salahkan Mencintainya

Acara Pesta

Regina, 27 tahun, seorang Sekretaris dari Samuel Raygan. Seorang pengusaha besar yang bergerak di bidang property. Sebelum bekerja disini, Regina pernah pergi ke Luar Negara untuk bekerja juga. Namun, dia malah mendapatkan kemalangan disana. Dan ketika dia bingung harus kemana di Negara orang ini, seorang Samuel datang memberikan bantuan agar dia bisa pulang ke Tanah Air.

Ternyata sebuah kemalangan masih belum selesai menimpanya. Regina harus menerima kenyataan jika orang tuanya telah meninggal karena kecelakaan, dan adiknya yang menikah dengan musuh Samuel.

Semua hal itu tetap bisa dia lewati, ketika dia mengetahui jika diantara Samuel dan suami dari adiknya hanya sebuah salah paham. Akhirnya, semuanya bisa terselesaikan juga, bahkan sekarang Samuel sedang mendekati adik sepupu dari pria yang dulu menjadi musuhnya.

Malam ini, ada sebuah acara pesta salah satu rekan kerja dari Perusahaan Samuel. Dan Gina sebagai Sekretarisnya harus menyiapkan semuanya.

"Temani Arin untuk mencari gaun untuk acara malam ini"

GIna mengangguk tanpa membantah apapun, sementara gadis yang duduk di atas pangkuan Samuel, terlihat cemberut. Tentu akan merasa kesal dengan sikap posesif yang dilakukan oleh Samuel.

"Padahal aku punya banyak gaun, tapi kenapa harus beli baru" gerutu Arina yang sekarang mereka sudah berada di dalam mobil.

Gina yang mengemudi hanya tersenyum, bersama Arina dia memang cukup akrab. Selain dia adalah adik sepupu dari suami adiknya, tapi Arina sendiri memang perempuan yang sangat ceria.

"Sudahlah, turuti saja. Lagian kalau sampai tidak di turuti, kamu akan kena masalah' ucap Gina sambil terkekeh pelan.

Arina menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Beberapa kali menghembuskan napas kasar. "Iya Gin, aneh bangat ih. Padahal ya aku juga tidak akan berani selingkuh, mana berani. Baru dia melihatku bertegur sapa dengan teman saja, langsung marah besar"

Gina terkekeh, mengingat kejadian itu. Atasannya ini memang begitu posesif jika tentang perempuan yang dicintainya.

"Tuan Sam seperti itu karena dia begitu mencintaimu, Rin. Bahkan aku saja tidak pernah melihatnya sampai sebesar ini mencintai"

Arina mengangguk, meski merasa cukup terkekang. Tapi tidak bisa membohongi jika dia juga bahagia. Sikap Samuel seperti ini karena memang dia begitu mencintainya dan takut kehilangannya.

*

Setelah menemani Arina memilih gaun, Regina langsung kembali ke Apartemennya. Dia sedang bersiap juga untuk menghadiri acara itu.

Sebuah acara yang cukup mewah, di adakan di sebuah Gedung. Regina masuk ke dalam acara ini. Melihat banyak orang yang berdatangan dari kalangan atas. Berpenampilan dengan berbalut kemewahan. Jika tidak pernah bekerja dengan Samuel, maka dia tidak akan pernah berada di dalam situasi seperti ini.

Gina jadi mengingat pertama kali datang ke acara seperti ini, dia cukup gugup dan tidak sepercaya diri sekarang. Tidak terasa, sudah hampir dua tahun Regina bekerja dengan Samuel, dan membuat dia mendapatkan banyak pengalaman baru.

Regina menatap sekelilingnya, semua orang hadir dengan segala kemewahan ditunjukan. Dunia yang sebenarnya berbanding terbalik dengan Regina, hanya saja sekarang dia mulai terbiasa dengan orang-orang yang menunjukan sikap ramah hanya karena melihat posisinya.

Regina menghembuskan napas kasar, dunia kalangan atas memang seperti ini. Lebih banyak seorang penjilat daripada seseorang yang benar-benar tulus.

Memutar-mutar gelas berisi minuman di tangannya, Regina terus memperhatikan setiap orang. Sampai tatapan matanya tertuju pada seseorang yang baru saja masuk seorang diri. Pria tinggi tegap dengan berbalut jas mahal yang semakin membuatnya bersinar diantara yang lain.

"Arian" Tanpa sadar bibirnya bergumam pelan, melihat lagi pria itu sejak hampir satu tahun.

Pertemuan pertamanya adalah ketika adiknya mengalami kecelakaan dan mengalami koma. Arian adalah saudara kembar dari Arina, yang juga sepupu dari suami adik Regina. Dan saat itu Regina diantar pulang olehnya. Debaran pertama yang Regina rasakan ketika tatapan mata saling bertemu ketika saat itu Arian memasangkan sabuk pengaman di tubuhnya.

Dan sejak saat itu, selama adiknya di rawat di rumah sakit, Regina lebih sering bertemu dengannya. Tapi, setelah adiknya kembali sadar dah sehat, maka tidak pernah lagi Regina bertemu dengannya.

Hanya sering melihat di berita saja tentang keluarga Demitri yang selalu menjadi berita utama tentang apapun itu, sama seperti keluarga Raygan.

Tatapan mata biru itu selalu terlihat tajam, dan Regina selalu merasa tenggelam dengan tatapannya. Sampai dia menyadari jika pria itu berjalan mendekat padanya, Regina segera memalingkan pandangan, takut ketahuan jika dia begitu menatap lekat padanya.

"Aduh, kenapa dia datang kesini? Apa dia sadar jika aku menatapnya"

"Kau datang sendiri?"

Regina langsung menoleh, dia tersenyum canggung. Sudah hampir satu tahun tidak bertemu dan berbicara lagi dengan pria ini, tentu membuat Regina begitu gugup.

"Ah, i-iya. Menunggu Tuan Sam yang sepertinya belum datang"

Arian mengambil minum di atas meja dekat Regina. Berdiri di dekatnya. "Arina juga akan datang bersamanya?"

Regina mengangguk. "Ya, tentu saja. Arina pasti akan datang dengan Tuan Sam"

"Cih, sekarang udah resmi berpacaran sampai semakin lengket saja Sam pada saudaraku"

Regina hanya tersenyum saja, memang semua orang bisa melihat bagaimana Samuel yang semakin terikat dengan Arina.

"Ya begitulah, Tuan Sam memang tidak bisa jauh-jauh dengan Arina. Em, Rean dan Alea belum datang ya?" tanya Gina, Alea adalah adiknya dan Rean adalah suaminya.

"Mereka tidak akan datang, makanya aku yang datang mewakilkan" ucap Arian dengan wajah sedikit malas.

Regina hanya mengangguk pelan, melirik pria disampingnya yang selalu memasang wajah datar. Namun, entah kenapa Regina sama sekali tidak merasa takut, dia malah merasa jika Arian mempunyai daya tarik tinggi.

Ah sial, jantungku berdebar lagi. Berada di dekatnya benar-benar tidak aman.

"Aku pergi kesana dulu" ucap Arian yang menyimpan kembali gelasnya di atas meja. Lalu dia berlalu menemui rekan kerja yang lain.

Sebenarnya Regina tidak terlalu senang berada di keramaian seperti ini. Tapi karena sebuah tuntutan pekerjaan, jadi dia mulai membiasakan. Meski dia lebih sering seorang diri daripada bergabung dengan orang-orang.

*

Acara utama sudah selesai, berakhir dengan minum-minum dan pesta bebas. Semua orang menari dan berdansa dengan pengaruh alkohol. Regina hanya duduk sendirian, tapi dia ikut minum juga. Selain untuk merilekskan pikiran yang kacau beberapa hari ini karena pekerjaan yang menumpuk.

Semua orang menikmati saat ini, berpesta dengan minum-minum dan menari sepuasnya. Samuel dan Arina sudah pulang lebih dulu, tentu Samuel tidak akan membiarkan Arina minum.

Regina mulai hilang kendali, tatapan matanya mulai mengabur, bahkan semua terlihat berputar-putar. Berjalan sempoyongan dengan menenteng tas. Sampai, seseorang berdiri di depannya, Regina menyipitkan matanya, memperjelas tatapannya yang mengabur.

"Ah, Arian ya" ucapnya sambil tersenyum.

"Kau mabuk parah, cepat ikut aku"

Regina merasa tubuhnya melayang, ternyata Arian menggendongnya di bahu, Tubuh mungil Regina begitu mudah dia bawa.

"Mau membawaku kemana Arian?"

"Sudah, kau diam saja"

Arian memasukan Regina ke dalam mobilnya, dan dia pun ikut masuk.

"Ke Apartemen, Pak" ucapnya pada Pak Sopir.

Bersambung

Yuhuu.. Akhirnya Arian dulu yang aku Rilis ya.. Kenapa? Karena plot cerita Arina dan Sam, masih aku pikirkan ya.. Masih proses.

Selamat membaca.. Jangan lupa dukungannya.. See you..

Terpopuler

Comments

dika edsel

dika edsel

yuhuuuu...aku kaming...,ini pasti menyedihkan lagi, cinta bertepuk tangankah ini?????

2025-06-22

0

ken darsihk

ken darsihk

Yuhuuu aq hadirrr
Gina memendam rasa ke Arian

2025-06-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!