Aditya patah hati berat sebab Claudia—kekasihnya— memilih untuk menikah dengan pria lain, ia lantas ditawari ibunya untuk menikah dengan perempuan muda anak dari bi Ijah, mantan pembantunya.
Ternyata, Nadia bukan gadis desa biasa seperti yang dia bayangkan sebelumnya. Sayangnya, perempuan itu ternyata sudah dilamar oleh pria lain lebih dulu.
Bagaimana kisah mereka? Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Aditya tertegun sejenak, dia membeku di tengah pintu.
Berdiri di hadapannya seorang wanita berpakaian lusuh dan rambut yang agak berantakan. Perutnya besar, membawa koper, dan keseluruhan kondisinya terlihat memperhatikan.
"Adit."
"Clau?" panggil keduanya bersamaan.
Claudia yang menangis dia memeluk Aditya.
"Ada apa, Clau?" tanya Aditya sambil melepas mundur tubuh Claudia menjauh darinya.
"Adit, aku hamil. Kamu ..."
"Siapa, A?"
Di belakang Aditya, Nadia sudah berdiri melihat sekilas siapa yang datang di akhir pekan. Dia pikir tamu atau rekan kerja suaminya yang datang untuk rapat di salah satu ruangan di rumahnya.
Namun, bukan orang kantor yang datang melainkan wanita berperut besar yang menangis di tengah pintu.
Nadia berdiri di samping Aditya, melihat dengan jelas sosok wanita yang tidak pernah dikenalnya itu.
"Siapa dia, A?" tanya Nadia.
"Siapa dia, Adit?" Tanya Claudia.
Kedua saling bingung.
"Clau, ini Nadia, istriku."
"Nad, dia Claudia. Dia..."
Nadia jelas saja marah, ketika Claudia yang dipersilakan masuk hanya untuk mengatakan jika dia tengah mengandung, dan bayi yang perutnya adalah anak biologis Aditya.
Plak!
Satu tamparan mendarat di pipi Claudia. Nadia yang semula bersimpati pada wanita yang datang sambil menangis-nangis, ternyata membawa petaka di hidupnya.
"Keterlaluan!"
Bukan hanya Claudia yang mendapat kecaman dari Nadia, tetapi juga suaminya. Nadia bersungut-sungut menatap keduanya. Nadia pergi meninggalkan mereka dan masuk ke dalam kamarnya.
Rasanya tak ingin menangis, tetapi matanya terlalu panas mengetahui apa yang terjadi. Nadia membuka lemari, mengemasi barang-barangnya. Ia tak segan untuk pergi jika yang terjadi benar, Aditya adalah seorang yang tak setia.
"Nadia! Nad, mau kemana? Tunggu, Nad."
"Setelah seluruhnya telah aku berikan kepadamu, A. Lalu, begini balasanmu?"
"Nadia, dengarkan, Nad."
Nadia menghempaskan tangan Aditya yang meraih kedua lengannya. Dia takkan mau mendengar, bukti bahwa datang seorang wanita membawa janin di dalam perutnya sebab Aditya sudah mengkhianatinya.
"Pernikahan kita, rumah impian yang kamu bicarakan, anak-anak di masa depan? Ternyata cuma rayuanmu saja. Tak ada bedanya kamu dengan Bisma!"
"Nadia, aku gak seperti itu?!" bentaknya.
"Lalu siapa wanita itu? Kapan kamu berhubungan dengan wanita itu? Sesudah tidur denganku?!" balas Nadia.
"Nggak. Bukan, tidak. Aku tidak pernah menyelingkuhimu, sungguh."
"Jadi sebelum denganku, jadi kamu jadikan aku yang ke berapa, A? Aku kira kamu pria baik-baik yang menjaga kehormatanmu, ternyata ... aku salah." Nadia sudah menutup kopernya.
"Nadia, please. Kamu mau kemana, Sayang?" Aditya menahannya. Namun, Nadia ingin tahu satu hal yang memastikan jika kemungkinannya memang benar.
"Sekarang jujur pada Nadia, Mas. Kapan kamu telah tidur dengannya? Sebelum atau sesudah menikah denganku?"
Dengan lirih, Aditya menjawabnya. Terpaksa, tatapan Nadia tertuju tajam padanya.
"Sebelum."
"Berapa tahun kalian bersama?"
"Sebelas ... tahun."
"Sudah berapa kali, A? Berapa banyak?"
Untuk pertanyaan Nadia yang itu, Aditya diam tak mampu menjawab. Nadia pikir, sudah tak terkira berapa kali atau berapa banyak mereka berhubungan selama menjalin hubungan 11 tahun itu hingga terakhir sebelum Aditya menikah dengannya.
"Oke, aku sudah mengeri sekarang. Terima kasih atas kejujuranmu. Aku pergi," ujar Nadia.
"Nad. Gak, Nad. Aku sudah jujur, itu kekhilafanku di masa lalu. Sebelum bertemu denganmu, sebelum kita menikah. Please.... Tolong, jangan begini, Nadia."
"Ini baru satu, A. Bisa jadi besok datang 10 wanita yang mengaku hamil anakmu! Lepas!" kata Nadia sungguh kesal, Aditya tak mau melepaskannya.
"Aku pastikan tidak! Sungguh, tidak ada lagi wanita lain! Bisa jadi dia hanya mengada-ada saja, Nad. Kita belum tahu kebenarannya."
Nadia kembali menemui wanita itu. Walau sudah begitu kesal, dia tetap ingin bertanya pada wanita itu.
"Apa kamu yakin janin itu anak A Aditya?"
"Sangat yakin, bahkan silakan dibuktikan dengan tes DNA. Cuma Aditya yang menyentuhku, dan sekarang aku mau ...."
"Mau apa?"
"Aku mau, Aditya bertanggung jawab atas perbuatannya. Aku ditinggal calon suamiku sebab ada dia di sini."
"Tidak! Tidak masuk akal, kenapa sekarang baru datang, Clau?!"
semangat /Determined/
ayuk Up lagiih hehee
aditi Aditia kocak beud masak masih amatiran