Bagaimana jadinya kalau seorang pemuda yang baru berusia 18 tahun, dinyatakan menjadi Narapidana dan di penjara selama 10 tahun lamanya, karena telah menghabisi seseorang demi berusaha untuk menyelamatkan kakaknya dari pemerkosaan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda kaya raya. Dan pemuda malang itu bernama Bara Aditama. Bukan hanya penjara saja yang dia dapatkan, tapi banyak ketidakadilan serta penyiksaan yang akan Bara dapatkan. Lalu apakah Bara mampu untuk bertahan? Sedangkan kakaknya yang mengalami Pemerkosaan telah menjadi depresi akibat kejadian yang menimpa dirinya? Lalu apa yang akan Bara lakukan kepada ketiga para penjahat yang masih berkeliaran di luar sana? Akankah Bara berhasil membalaskan dendam nya kepada mereka semua? Dan inilah perjuangan Bara setelah menjadi sang Narapidana.
#bantu like nya kawan dan jngan lupa komennya kasih tau jika ada kesalahan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cimde 123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kehebatan dan keberanian bara
Buukkk... Bukkkkk
"Kurang ajar! Berani sekali kau memukulku anak muda sialan! "
Pria paruh baya memaki marah kepada Bara, saat pukulan telak mendarat di wajah dan juga bagian perutnya. Dia yang sadar diri, karena sudah tidak sekuat dulu, merasa kesakitan saat serangan demi serangan yang dilancarkan oleh napi bernomor punggung 39 itu terus menyakiti tubuhnya.
Hingga tak lama kemudian, pria paruh baya itu mengangkat tangannya ke atas, sungguh dia tidak menyangka, kalau pria bernama Bara begitu hebat dan juga kuat.
"Hentikan! Sudah cukup kau menyakitiku." ucap pria itu yang ternyata memiliki nama Aaroon.
Aaroon adalah seorang kepala napi paling ditakuti di Rutan tersebut.
Semua narapidana yang ada di Lapas, begitu takut dan tunduk kepadanya. Tapi tidak dengan Bara. Aaroon benar-benar tidak mengetahui, kalau pria ini ternyata sangat hebat dan juga berani melawan dirinya.
"Bagaimana? Apakah kau menyerah paman?" tanya Bara seraya tersenyum menyeringai.
"Sialan! Apakah kau tidak tahu siapa aku hah! Aku adalah Aaroon. Seorang kepala napi yang paling di takuti di Rutan ini. Tidak mungkin kau tidak pernah mendengar namaku kan? tanya Aaroon sambil mencoba bangkit dari duduknya.
Sudut bibir Aaroon tampak mengeluarkan darah, lalu dengan pelan dia pun segera menyekanya. Rasa perih mendera bagian wajahnya, jujur saja selama ini, baru kali ini dia mendapatkan lawan yang bisa mengalahkan dirinya.
"Tentu saja aku pernah mendengar namamu. Tapi, sepertinya aku tidak takut padamu. Karena kau tidak pantas untuk ditakuti. Lagian, aku berniat ingin menggantikan posisimu. Dengan cara mengambil kekuasaan mu, guna menjadi Ketua yang paling ditakuti di Rutan ini." jawab Bara dengan nada yang begitu tegas.
Aaroon yang mendengar perkataan Bara langsung merasa sangat emosi. Tidak dia sangka, selain berani menghajar dirinya, ternyata pemuda ini juga memiliki niat untuk mengambil kekuasaannya.
"Kurang ajar! Tutup mulutmu napi sialan! Berani sekali kau berniat mau mengambil kekuasaan dan juga posisiku di Rutan ini. Lancang kau pemuda B*jingan!" maki Aaroon memancarkan tatapan memerah.
"Iya. Aku memang lancang. Lagian, kau itu sudah tidak pantas untuk menjadi Ketua di Rutan ini. Umurmu sudah tua. Bahkan kau sudah tidak mampu mengalahkan ku. Kau, hanya hebat jika dibantu oleh para napi yang lainnya. Jadi, akui saja kekalahan mu itu Aaroon...!"
"Kurang ajar! Ternyata mulutmu sangat berbisa dan juga tajam. Kau pantas untuk dihabisi Bara...!"
"Cih! Apakah kau mengancam ku! Sepertinya aku tidak takut dengan ancaman mu itu Aaroon..!"
Aaroon terdiam melihat keberanian yang dimiliki oleh pemuda di hadapannya, begitu pula dengan Sipir baru, yang sudah babak belur karena kalah bertarung dengan Bara.
Aaroon sangat yakin, jika pemuda ini sudah tidak mempunyai rasa takut di dalam hatinya lagi. Makanya dia sangat berani melawan setiap perkataan yang dia ucapkan.
Sedangkan Bara, yang melihat tatapan Aaroon langsung kembali tersenyum. Lalu dia melipat kedua tangannya di atas dada, sambil melangkah mengitari ruangan pengap tersebut.
"Kau dengar perkataan ku ini Aaroon. Aku bukanlah seorang napi biasa. Sejak 4 tahun lamanya aku berada di tempat ini, tubuh ku dan mental ku sudah digembleng habis habisan oleh para Sipir sogokan dan juga para Napi yang suka menyiksaku. Darah, rasa sakit dan penyiksaan sudah aku alami. Dan sekarang tubuhku sudah kebal dengan semua itu. Jadi, kau tidak perlu mengancamku lagi. Sebab! Aku tidak akan takut dengan ancamanmu itu." ucap Bara dengan nada yang begitu dingin.
Setelah itu, Bara segera pergi meninggalkan ruangan tersebut. Rasanya dia sangat malas jika harus berurusan lama lama dengan orang lemah seperti Aaroon.
Bara melangkah dengan sangat santai, sambil menyusuri ruangan sel yang di dalamnya di penuhi oleh para Narapidana. Kedua mata mereka semua menatap takjub ke arah Bara. Sungguh, mereka tidak menyangka, kalau pria muda itu bisa keluar dengan selamat tanpa ada luka di sekujur tubuhnya.
"Wah! Lihatlah, bukankah itu napi bernomor punggung 39. Bagaimana mungkin dia bisa keluar dengan begitu santai? Kenapa bos Aaroon membiarkan dia keluar begitu saja? " tanya para Napi saling bergosip.
"Kau benar. Tidak biasanya bos Aaroon memperbolehkan mangsanya untuk keluar dalam keadaan selamat. Apakah benar rumor yang beredar di bagian sel 109, kalau mereka mempunyai seorang Ketua yang lebih hebat dari bos Aaroon!"
Bara yang tengah berjalan, dapat mendengar jelas bisik bisik dari para napi tersebut. Hingga detik kemudian, dia pun memutuskan untuk berhenti dan menatap lekat kewajah para napi yang tengah berdiri mengintip dirinya.
"Kalian semua! Perkenalkan, namaku adalah Bara. Bernomor punggung 39. Aku, merupakan calon pemimpin baru kalian. Dan akulah yang sebentar lagi akan menggantikan kekuasaan yang dimiliki Aaroon. Pria tua itu sudah tidak pantas menjadi pemimpin. Bahkan dia kalah saat bertarung dengan ku. Sekarang! Tunggu kemenangan yang akan aku dapatkan. Aku janji akan menuntut keadilan untuk kita semua." ucap Bara dengan suara yang menggelegar memenuhi lorong panjang tersebut.
Para napi yang mendengar perkataan Bara langsung bersorak gembira. Entah mengapa, mereka semua menjadi suka dengan Bara, setelah mendengar orasi singkat yang diucapkan oleh pria tersebut.
"Hebat... Hebat. Hidup Bos Bara..."
Teriakan tersebut membuat kelima orang Sipir yang berjaga di pintu masuk sel langsung berlari ke lorong itu. Dan betapa terkejutnya mereka, saat melihat keberadaan napi bernomor punggung 39 yang ada di lorong sel tersebut.
"Kau! Napi bernomor punggung 39! Kenapa kau bisa ada di sini?" tanya mereka menatap terkejut.
"Kenapa? Kenapa kalian sangat terkejut! Apakah kalian kira aku akan mati di tangan Aaroon dan salah satu teman kalian! Lihatlah. Aku bahkan masih sehat sampai saat ini. Ingat perkataan ku baik baik. Aku akan menjadi penguasa di Rutan ini. Dan aku akan melawan setiap tindakan tak adil yang kalian lakukan kepada kami. Walaupun kami Narapidana. Tapi kami masih memiliki hak sebagai warga negara. Jadi, mulai dari sekarang, jangan pernah bertindak yang licik dan juga curang." ucap Bara memperingatkan para petugas itu.
Setelah itu, Bara melanjutkan langkah kakinya, dia akan kembali ke gedung sel miliknya yang ada di gedung sebelah. Sedangkan para tahanan yang melihat kepergian Bara, menjadi sangat terharu. Entah mengapa mereka menjadi terpesona oleh keberanian
yang pemuda itu miliki.
Hingga tak lama kemudian, Bara sudah tiba di dalam sel miliknya. Kedatangan pria itu langsung disambut bahagia oleh Baron dan teman teman yang lain.
"Bos! Bagaimana? Apakah mereka menyiksamu lagi?" tanya Baron menatap panik.
"Tentu saja tidak. Lihatlah wajah dan tubuhku, tidak ada luka bukan! " jawab Bara sambil memamerkan tubuhnya di hadapan mereka semua.
"Hahhahaa...! Hebat bos. Aku yakin kau pasti bisa mengalahkan mereka yang selalu menindas dirimu."
"Iya, aku memang harus melakukannya paman Baron.. Oya, sebenarnya aku baru saja bertemu dengan Aaroon, si Kepala napi yang ada di Rutan ini."
"Apa....! Aaroon.!"
Kedua mata mereka langsung membulat sempurna, sedangkan mulut mereka menganga dengan nada terkejut. Sungguh mereka tidak menyangka, kalau yang mengundang Bara adalah Aaroon si Kepala Napi yang begitu berkuasa di Rutan ini.
"Bos! Lalu bagaimana mungkin kau bisa lepas darinya."
"Menurutmu aku harus babak belur di tangannya paman?"
"Iya, biasanya memang begitu, jika Aaroon memanggil seseorang untuk menghadap dirinya, itu artinya ada keperluan yang dia inginkan. Tapi, kenapa dia mau melepaskanmu begitu saja? "
"Tentu karena aku telah menolak tawarannya yang ingin menjadikan aku sebagai pengedar barang terlarang dan juga kacung dibawah kakinya. Dan aku, menolak nya dengan keras."
"Apa..! Sepertinya pertarungan tidak dapat terhindarkan Bos."
"Kau benar. Mulai hari ini, bersiaplah. Karena kita akan melawan Aaroon." ucap Bara tersenyum menyeringai.
Dia akan membuktikan kalau dia adalah orang yang mampu berkuasa di dalam Rutan tersebut.
ada musuh mengintamu