damar aby sugito atau lebih sering di panggil sugi, seorang pemuda yang memiliki sebuah toko boneka, namun boneka yang di jualnya juga bukan boneka-boneka biasa melainkan boneka hidup yang melindungi tuannya, selain bukan bonekanya saja yang unik, sugi sendiri juga memiliki kekuatan yang tiada tanding. namun ia sendiri tidak menyadari bahwa dirinya itu sakti dan sugi juga tidak menyadari bahwa boneka-boneka yang di jualnya itu hidup. di season 2 kali ini akan terungkap bagaimana sugi bisa memiliki boneka-boneka hidup itu, dan bagaimana sugi bisa mendapat kekuatan tiada tanding, serta siapa yang telah membuat sugi tidak bisa menyadari kesaktiannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
melongo
Meskipun sugi melakukan hal itu di mejanya sendiri, namun hal itu tetap di lihat oleh kakek tua itu dan cucunya.
Seketika itu juga permainan seruling sakti itu juga terhenti, wajah kakek tua itu terlihat mengamati sugi dengan pandangan aneh, "bisa bisanya sada manusia biasa yang tidak nyaman mendengar suara seruling saktiku! Sepertinya aku harus memberi pelajaran!" Ucap kakek tua itu.
Kemudian kakek tua itu kembali meniup serulingnya membuat pola nada yang keluar dari seruling sakti itu.
Namun siapa sangka permainan kakek tua itu langsung terhenti ketika dia merasakan sebuah tatapan misterius yang sangat mengerikan yang terpancar dari dalam jiwa sosok pemuda yang merasakan telinganya gatal tadi.
Pemuda yang tampak sangat polos ini bukanlah pemuda biasa, hanya tuan hebat yang bisa menunjukan kekuatan seperti ini.
Wanit muda melihat kakeknya terdiam. Seketika itu juga wanita muda itu mengetahui bahwa orang di meja sebelah ini melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan kepada kakeknya.
"Keparat!" Dengan cepat wanita muda itu langsung berdiri dan menghampiri mejanya sugi.
"Apa yang kalian lakukan?! Berani sekali kalian melakukan trik curang terhadap kakek!"
"Hah?!" Sugi menoleh dengan kaget, mengapa wanita muda ini marah marah? Sugi jelas kebingungan karena dia juga sudah memelankan suaranya.
"Ada apa nona?" Meski wanita itu tampak matah seperti ini namun sugi berusaha dengan tenang menanyainya.
Siapa sangka wanita muda itu terlihat mengepalkan kedua tangannya dan langsung membuat gerakan ingin meninju.
Tentu saja tinju yang akan di lancarkan wanita muda itu bukanlah tinju biasa. Namun sesaat sebelum tinju itu di lancarkan, tiba tiba sebuah teriakan terdengar, "elisa! Apa yang kamu lakukan!" Teriak kakek tua itu dengan sangat keras.
Buru buru kakek tua itu langsung berdiri di samping cucunya dan membungkukan badanya ke arah pemuda polos ini.
"Maafkan saya tuan, meskipun saya punya mata. Namun saya gagal mengenali anda.."
"Saya mohon anda mau memaafkan saya!"
Jelas wanita muda yang merupakan cucu dari kakek tua itu kaget bukan kepalang, "kakek! Apa yang anda lakukan!" Teriaknya penuh dengan kekagetan.
Dia benar benar tidak menyangka kakeknya yang merupakan sosok hebat harus membungkukan badan dan berharap mendapatkan maaf dari pemuda polos ini.
"Apa yang kamu lakukan elisa! Cepat membungkuk di hadapan tuan ini!" Ucap kakek tua itu.
Elisa, yang merupakan wanita muda itu kebingungan. Namun tangan kanan kakeknya sudah berada di ubun ubunnya, menekan supaya bisa membungkuk di hadapan sugi.
"Maafkan cucu saya tuan.... dia masih tidak memiliki pengalaman, kalau anda ingin menghukum hukumlah saya karena tidak becus mendidik cucu saya.." ucap kakek tua itu.
Karena sudah di buat membungkuk terpaksa elisa meminta maaf, "maafkan saya!" Ucap elisa meskipun wajahnya di penuhi dengan ekspresi jengkel.
Kemudian setelah membungkuk dan meminta maaf kedua kakek dan cucu itu kembali berdiri dengan tegap, menunggu keputusan sugi.
Sugi sendiri menggaruk kepalanya penuh dengan kebingungan. Mengapa ujung ujungnya minta maaf karena cucunya sedikit kasar?
Sugi kemudian berucap, "ya, kembalilah ke meja kalian.."
"Terimakasih tuan..." kakek tua itu buru buru menarik tangan cucunya sambil berjalan ke arah meja mereka.
Sesampainya di mejanya jelas elisa cucunya protes, "kakek apa yang terjadi? Mengapa anda memaksa saya membungkuk!"
"Dia bukan siapa siapa!"
Mata kakek tua itu melebar kaget ketika mendapati cucunya berucap seperti ini, "apa yang kamu katakan cucuku! Beliau adalah tuan yang sangat hebat."
"Kita bisa mati kalau memprovokasinya!" Ucap kakek tua itu dengan sangat serius.
Elisa sang wanita muda langsung memasang wajah kaget, "ti--tidak mungkin kakek, bagaimana mungkin bajingan itu adalah tuan hebat?"
"Sssttt! Pelankan suaramu, cucuku!"
"Beliau jauh lebih kuat di banding tuan tuan yang menghuni rangking dunia bawah tanah!" Imbuh kakek tua itu dengan sangat serius.
Elisa benar benar tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh kakeknya ini, pasalnya seluruh penghuni rangking dunia bawah tanah adalah para tuan dan nona yang sangat mengerikan.
Mengalahkan salah satu orang yang berada di list terbawah dari daftar rangking dunia bawah tanah saja sudah sangat susah.
Elisa kembali memandangi pemuda yang tampak sangat biasa biasa itu. Bahkan pada saat ini dia mengucek matanya memastikan bahwa dia tidak salah lihat. Ia masih tidak mengetahui mengapa kakeknya menganggap manusia biasa ini adalah sosok yang jauh lebih kuat di banding orang orang yang berada di dalam daftar rangking dunia bawah tanah.
"Apakah kakek kena tipu?" Tanya elisa dalam hatinnya dengan wajah kebingungan, kemudian elisa melirik sugi dari tempat mejannya duduk.
"Aku yakin orang ini telah menipu kakek! Aku tidak tahu apa yang di gunakan pleh orang ini, tapi nanti akan aku bongkar tipuannya!" Ucap elisa dalam hatinya.
Sementara itu di kursi lain, kakek tua itu masih tampak gelisah. Bagaimana pun juga dia baru saja menguji seseorang yang seharusnya tidak dia uji. Ya, meskipun pada saat ini dia dan cucunya sudah mendapatkan maaf dari tuan itu, namun sangat mungkin sekali apabila tuan itu akan menghukum dirinya dan cucunya.
"Aku harus menunjukan ketulusanku!" Ucap kakek tua itu dalam hatinya.
"Elisa ikut kakek!" Ucap kakek tua itu.
"Tu--tunggu kakek, apa yang kakek lakukan?" Siapa sangka pada saat ini kakek tua itu langsung menarik elisa mendekat ke mejanya sugi lagi.
Jelas sugi menoleh ke arah dua orang ini.
"Ada apa lagi kakek?" Tanya sugi lagi dengan ekspresi bingung.
Kakek itu menatap ke arah cucunya kemudian berucap, "elisa keluarkan itu!" Perintah kakek tua itu.
Seketika itu juga mata elisa terbuka lebar dan kaget, "tu--tunggu kakek! Apakah kakek yakin itu adalah pusa--" namun sebelum elisa menyelesaikan kalimatnya kakeknya langsung menyela, "apa yang kamu lakukan! Apa kamu akan membangkang perintah kakekmu ini!"
Elisa menggigit bibirnya kemudian mengeluarkan sebuah kotak yang terbuat dari batu kubus yang tampak hitam legam.
Kemudian menyerahkannya kepada sugi.
Sugi memandangi kubus batu kristal hitam itu dengan ekspresi penasaran. Dari pola yang berada di permukaanya, sugi yakin ini terbuat dari batu hermatit. Kemudian sugi mencoba untuk menggoyangkan batu kubus hitam ini.
Terdengar suara goncangan dari dalam batu kubus ini, pertanda di dalam situ ada isinya.
Kakek tua itu tersenyum ketika melihat tuan itu yang sepertinya tertarik dengan pusaka misterius keluarganya, kemudian kakek tua itu berucap, "tuan, itu adalah sebuah pus--"
Klik!
Sugi membuka kotak kubus batu hitam ini dan melihat adanya sebuah batu dadu kecil dengan permukaan yang di ukir dengan pola misterius.
Nampak kakek tua dan cucunya melongo melihat hal tersebut.