Trapped in a forced marriage siapa yang mau? Apalagi dengan ceo dingin!!!!
Tapi, kenyataannya itulah yang harus di terima oleh Violette. Lahir di keluarga yang cukup terpandang dan berpengaruh tidak membuat nya lepas dari plot twist kehidupan. Ya, Violette lahir di lingkungan mafia dan ayahnya adalah mob boss. Tanpa sepengatahuan dia, ayahnya memaksanya menikah dengan seorang CEO tampan namun Dingin bernama kang Junho. Tentu itu semua karena urusan bisnis dan kerjasama.
"Aku? Wanita cantik, seceria dan semanis aku harus menikah dengan kulkas, eww! never!!"
akankah kisah pernikahan mereka berjalan mudah semudah membalikkan telapak tangan? Atau malah ambyar?
We'll never know.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violette_lunlun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pisah Kamar
Kini satu-persatu tamu sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Ballroom yang awalnya ramai kini mulai sepi. Suara alunan musik yang tadinya meramaikan suasana kini sudah tak terdengar lagi.
Area ballroom itu sudah mulai di bersihkan. Kedua Keluarga dari mempelai pria ataupun wanita sudah lebih dulu meninggalkan hotel. Kini, hanya tersisa pasutri baru kita.
Junho berdiri di tengah area, melihat sekeliling sambil menunggu istrinya berganti pakaian. Wanita itu bilang dia sudah cukup gak nyaman karena gaun yang dia pilih cukup berat dan ribet untuk di bawa berjalan.
Junho meletakan kedua tangannya di saku celana nya. Dia merogoh saku kanannya, mengambil ponselnya. Dia membuka layar ponselnya dan menghubungi seseorang.
pria itu menunggu dengan sabar hingga panggilannya di jawab. cukup lama di angkat panggilan drinya, namun pada akhirnya panggilannya di jawab.
"Halo, kenapa kau lama sekali mengangkat telepon dari ku, hah?" Junho membentak seseorang di balik panggilan.
"maaf, tuan! Anu, tadi ponselnya saya tinggal di kamar." pria di telepon itu suaranya sedikit gemetar.
"aish kau ini. Yasudah jangan diulangi lagi. kau harus bersyukur suasana hatiku sedang baik. Apakah kau sudah menyuruh bi Lis untuk membersihkan kamar?"
"sudah, tuan! Sudah di pastikan saat kau pulang semua tertata rapi dan sesuai yang kau inginkan."
Junho mengusap dagunya, serigai kecil menghiasi wajah nya, "ohh...that's good. aku sungguh berharap itu benar-benar sesuai keinginanku."
Pria di ujung panggilan itu mengangguk, "saya bisa jamin itu akan sangat sesuai dengan keinginanmu, tuan."
Junho mengangguk, "ohh baiklah, aku akan segara ke rumah setelah wanita itu selesai Menganti pakaiannya."
"ah baik tuan...saya akan menunggu dengan sabar. Oh ya, aku juga siapakan peredam suara di dalam kamar anda." orang itu terkekeh.
Junho malah bingung, "untuk apa? Aku tak menyuruhmu memasang itu."
"hehe, tuan ku benar-benar polos. kau tak ingin memanfaatkan momen ini? Ini malam yang indah dan suasana dingin pasti akan semakin mendukung semuanya. Aku jamin nikmat tuan."
Junho yang mendengar itu semakin muak. Dia berani mengatakan kalau dia membenci isi pikiran pria itu. Entah dimana pun pasti selalu kotor.
"simpan semua pikiran itu di otak kotor mu itu. Aku tak ingin dengarnya lagi. Diam sebelum aku memotong gajimu." ancam Junho.
"aduh jangan, tuan. nanti aku mau beliin makan anak-anakku dengan apa? Mereka butuh wishkas. Apalagi, mereka masih butuh susu dan selalu salon di petshop. kalau tidak bulu mereka tak akan selembut itu"
Junho menggelengkan kepalanya, "kau tahu? aku sudah muak dengan mu!"
"eh tuan!"
Junho langsung mematikan panggilan sebelum pria itu menyelesaikan perkataannya. "ohh dia itu aneh. kucing saja dia anggap anak sendiri." Junho menghela nafasnya.
"hubby..."
Junho terdiam saat dia mendengar dirinya dipanggil. dia menoleh. Tubuhnya membeku di tempatnya saat melihat seorang wanita dengan pakaian sederhana berdiri di hadapan. Jantungnya berdegup kencang karena wajah polos dan bibir merah wanita di hadapannya membuat dirinya terpana.
Violette berdiri di hadapan pria yang kini menjadi suaminya. Dia mengenakan gaun sederhana dengan rambut di kuncir kuda. penampilannya membuat aura polos dan manisnya semakin kuat.
Dia berdiri dengan bingung melihat Junho melamun menatapnya. Dia menatap dirinya seolah takut ada sesuatu yang menganggu penampilan. Namun, dia rasa semua baik-baik saja.
Violette melambaikan tangannya di depan wajah Junho, "hubby? apakah ada yang salah?"
Junho tersadar dari lamunannya, wajahnya langsung memerah antara malu dan panik karena dirinya begitu terpana dengan penampilan istrinya itu.
"ya, ada yang salah, kau begitu cantik." celetuk pria itu.
Violette terkejut, dia mengerutkan keningnya, "kau bilang apa?" wanita itu hanya ingin memastikan dia gak salah dengar.
Junho semakin gugup karena dia lagi dan lagi salah tingkah. Dia menatap tajam Violette agar tetap terlihat sangat dan tak terpengaruh.
"tidak ada apapun! Hanya saja, jangan panggil aku hubby. itu menjijikan untuk ku." Junho menyilangkan tangannya, matanya menatap kearah lain.
Violette mengangkat alisnya, dia tahu jelas Junho hanya mencoba menutupi semuanya.
"ohh begitu? Maaf deh ... lalu mau di panggil apa?.... honey? Baby? Bubub? Cintaku? Kekasih halal? mas? Atau...ayah?"
Junho semakin salah tingkah. Kini wajahnya memerah. entah kenapa panggilan sayang dari wanita itu merasuki dirinya.
"ahhh merepotkan sekali!! ayo pulang!" Junho menarik tangan Violette dengan kasar. membawa wanita itu ke area basement untuk mengambil mobil mereka.
Violette sedikit meringis saat tangannya di tarik dengan kasar. namun violette gak melawan, dia tetap mengikuti bahkan mencoba menyamakan langkah.
setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai di basement. Mobil Junho terparkir di pojok.
Kini mereka sudah sampai di dalam mobil. Violette menatap suaminya. "hmm...kita akan kemana?"
Junho Menatap istrinya itu. dia memutar matanya, "kita akan kelaut. Tentu saja pulang, bodoh! Itu saja harus bertanya." kakinya perlahan menginjak gas mobil dan membawa mobil itu keluar dari basement menuju pintu keluar hotel.
Violette menepuk dahinya, "ihh aku tahu. Maksudku kita akan kemana? Kerumah orang tuaku atau orang tuamu?"
Junho menghela nafasnya, "tentu saja kita pulang ke rumah kita. aku sudah membeli rumah untuk kita berdua. pastinya itu rumah sederhana. aku gak mau menyedikan kemewahan untuk mu." Junho Menatap Violette dengan malas.
"ohh ku kira kita akan tinggal di rumah orang tua." jawab Violette.
Junho menghela nafasnya. Sepertinya dia harus menyediakan lebih banyak stok sabar jika berhadapan dengan istri kecilnya itu.
"apakah kau pikir kita akan tinggal bersama orang tua? Aku kaya, bos! Aku bisa beli rumah. Ngapain susah susah tinggal bareng orang tua? lagian aku mau dirumah hanya ada aku dan kamu. paling aku ingin memperkerjakan pembantu."
Violette mengangguk. Tatapannya tak lepas dari suaminya itu, "pembantu? Untuk apa?"
Junho Menatap tajam violette, "kau bertanya?" dia berdecak kesal, "hah! untuk membenarkan atap! Tentu saja untuk meringankan pekerjaan rumah mu!"
Violette berkedip beberapa kali. mulutnya terbuka kecil. "huh? Kau khawatir padaku? Kau tak ingin aku kecapean, ya?"
"tidak, rumah itu cukup besar. kau yakin mau merapikan seorang diri?"
"tapi kau bilang rumah kita sederhana..."
"ahh!!! Shut up, women!"
"lohhh kok marah?"
"pikir sendiri!"
"kau pms,ya?"
"aku pria, Bodohhh!!"
Junho sudah sangat kesal. Dia mengambil sebuah keripik kentang yang dia simpan di dalam mobilnya. Dia langsung meletakan di paha violette.
"tutup mulut mu dan makan saja."
Violette tak ambil pusing, dia langsung membuka bungkusan Snack kentang itu dan memakannya.
Benar saja, kini wanita itu diam dan fokus mengunyah. Junho menghela nafas lega. Kini dia kembali mendapatkan ketenangannya.
"oh ya, aku mau bilang, kita pisah kamar." kata Junho.
mata violette melebar, "kenapa pisah kamar? Kau gak mau seranjang berdua?" tanya Violette, dia gak benar-benar gak menduga itu.
"tidak! tidak mau! aku gak mau tidur bersama seorang wanita."
"padahal aku berharap malam pertama yang indah."
Junho mendelik. Dia benar-benar frustasi sekarang. kenapa wanita ini merepotkan dan banyak sekali bertanya. Dia tak masalah jika setidaknya setiap pertanyaan berfaedah untuk dijawab. Tapi terkadang wanita itu selalu memberikan pertanyaan yang tak perlu dijawab.
"aku berubah pikiran. Kau tidur di sofa." Junho melirik Violette.
__________________________
TO Be Continued
__________________________
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan like dan komen ya!!!!
Follow juga:))
Aku datang 🤗
Semangat Updatenya kakak. Ceritanya bagus