Tujuh hari kematian ibunya Alvaro Zayn argantara mendapat sebuah fakta kalau ayah kandungnya masih hidup.
ibunya meninggalkan sebuah foto apakah Zayn akan mencari ayahnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
Dua hari menjalani perawatan di rumah sakit kesehatan pak Rahman sudah mulai membaik kalau nggak ada halangan nanti sore pak Rahman bisa di bawa pulang.
Tak ada yang menyinggung tentang kejadian sebelum pak Rahman di bawah kerumah sakit mereka takut kalau pak Rahman kembali kambuh.
Zayn sedang melamun sampai Naura datang dia tidak sadar.
"Apa mas Arga ada masalah?"Tanya Naura sambil memegang lengan Zayn dan Zayn pun kaget.
"aku cuma kepikiran sama pak Rahman"Jawab Zayn jujur.
"Pak Rahman emang orang baik jadi kasihan kalau sakit tapi katanya entar sore beliau boleh pulang".
"Iya aku sudah di beri tahu".
"Ayo di makan mas"Tawar Naura yang sudah selesai menyiapkan makan siang untuknya dan Zayn.
Zayn memulai makannya perutnya memang sudah terasa lapar.
"Tapi aneh ya mas saat kejadian itu kan pak Rahman cuma melihat ibu hamil kenapa sampai pingsan begitu"Heran Naura di tengah-tengah suapan makannya"Atau dia kembali ingat masalalu nya?".
Pertanyaan itu membuat Zayn tersedak Naura buru-buru memberi Zayn air.
"kok kamu bisa bilang begitu?"Tanya Zayn.
"Aku di beri tahu bibik di rumah kalau dulu pak Rahman lupa dengan masa lalunya"Jawab Naura"Tapi kalau masalalu nya membuat sakit harusnya jangan diingat-ingat lupain saja".
Ada rasa marah mendengar kata-kata Naura ,apa sehina itu ibu dan dia sehingga nggak mau mengingatnya.
Zayn cepat menghabiskan makanannya setelah selesai dia langsung berdiri dan pergi dari sana.
Naura mengernyitkan keningnya apa omongan nya salah kenapa Zayn begitu marah.
Pukul empat sore pak Rahman sudah sampai di rumah dibantu oleh Robby dan Zayn pak Rahman langsung di bawa ke kamarnya.
"Makasih kalian telah mengantarkan aku ke kamar"Ucap pak Rahman setelah tubuhnya direbahkan di atas tempat tidur.
"Ini udah tugas ku pa"Jawab Robby.
"papa belum bisa pergi ke kantor kamu yang harus mengambil alih tugas papa mintalah bantuan Arga"Perintah pak Rahman.
"Tapi aku cuma seorang supir pak mana bisa membantu mas Robby"Kata Zayn.
"Walaupun kamu supir tapi kamu pintar arga aku yakin kamu bisa membantu Robby"Kata pak Rahman.
Dirasa tidak ada yang perlu di bicarakan Robby dan Zayn keluar dari kamar pak Rahman agar pak Rahman bisa istirahat.
Esoknya Zayn benar-benar membantu Robby di kantor tapi Zayn masih tidak menggunakan kepintarannya dengan total dia masih ingin merahasiakan identitas nya.
Saat ini kesempatan pak Hendra untuk mengacau di kantor pak Rahman,pak Hendra berpikir kalau nggak ada pak Rahman perusahaannya akan lengah dan Robby itu nggak ada apa-apanya.
Dugaan pak Hendra salah Robby bisa mengalahkan pak Hendra dengan kepintarannya dia sekarang nggak bisa di provokasi oleh pak Hendra tentunya tadi sudah di ajari oleh Zayn.
"makasih mas Arga kamu seperti keluarga bagiku"Ucap Robby sambil memeluk Zayn setelah kepergian pak Hendra.
"Itu sudah tugasku mas"jawab Zayn sambil menepuk punggung Robby.
Seperti biasa setiap makan siang Zayn pasti menemui Naura Zayn sudah ketagihan masakan Naura.
Kali ini Naura sering diam nggak seperti biasanya dan itu membuat Zayn heran Zayn mencoba bertanya cukup lama Naura menjawab.
"Bukanya mas Zayn lagi marah sama aku".
"kapan aku marah sama kamu Naura?"Tanya Zayn heran.
"Kemarin saat makan siang mas Arga langsung pergi".
"Aku nggak marah Naura aku cuma ada urusan "Jelas Zayn sedikit bohong.
"Beneran mas Arga nggak marah sama aku?"Naura meyakinkan.
"Enggak marah serius"Jawab Zayn sungguh-sungguh.
"Syukur deh kalau begitu aku lega mendengarnya"Kata Naura sambil bernafas panjang.
"Aku makan juga kamu"Gumam Zayn gemas melihat ekspresi Naura saat ini.
"Mas Arga ngomong apa?".
"Nggak makanannya enak"Jawab Zayn gelagapan.
"Habisin mas kalau gitu kalau mau nambah nih punya ku".
"ini udah kenyang".