Petualangan Kedua Ku Di Zaman Kuno

"Nanti aku ceritakan ayah, saat ini kita harus cepat." Ucap Alin saat mereka telah tibah di gubuk reot mereka.

Karena sedikit bingung, ayahnya ikut saja sesuai instruksi dari Alin.

Tidak berapa lama mereka telah selesai mengemasi pakaian masing-masing.

Pakaian yang mereka miliki tidak terlalu banyak, hanya ada beberapa pasang. Dan masing-masing mereka membawa satu gumpalan kain saja.

"Ayah, apa sudah selesai?" Bisik Alin, karena dia kuatir telah ada utusan kaisar yang memantau pergerakan mereka.

"Ya, sudah.."

Alin langsung menarik tangan ayahnya menuju pintu belakang. Sebelum dia keluar, pertama-tama dia memperhatikan sekeliling, ketika sudah merasa aman dia menarik ayahnya keluar dengan cara mengendap-endap.

"Mengapa kita sembunyi-sembunyi? Bukankah kaisar telah memberikan kebebasan?" Tanya ayahnya pelan.

"Ayah, coba lihat.." Dia menarik ayahnya untuk berjongkok dan memperhatikan lingkungan kediaman mereka di kejauhan.

Su Yuan memperhatikan tempat yang di tunjuk oleh Alin. Ada beberapa pengawal kerjaan lalu lalang tidak jauh dari pintu depan gubuk mereka.

Dia menarik nafas dalam, kaisar yang dia percaya ternyata seorang yang licik, pikirnya.

"Trik apa yang akan dia buat?" Tanya ayahnya pelan.

"Nanti malam kita akan mengetahuinya ayah, sebaiknya kita cepat lari dari tempat ini." Ucap Alin sambil menarik tangan ayahnya lembut, agar dia mau mengikuti langkah Alin yang masih mengendap-endap.

Su Yuan menurut dan mengikuti Alin dari belakang, dia juga melakukan hal yang sama agar tidak terlihat orang lain.

Saat ini mereka telah berada di tembok Kekaisaran paling belakang, yang di kelilingi hutan buatan.

Karena hari sudah mulai sore, orang-orang sudah tidak ada yang berkeliaran di sekitar hutan itu. Karena biasanya ada beberapa pelayan yang membersihkan hutan buatan itu. Karena tempat itu sekalian di jadikan taman.

Hanya saja, jarang di datangi oleh anggota kekaisaran. Karena jauh dari istana utama, dan juga terlihat seram.

"Alin, bagaimana kita naik..?"

Belum sempat dia mendengar balasan atas jawabannya, Alin telah melemparkan tali ke atas dengan besi pengait.

Su Yuan sedikit terkejut, tapi dia hanya manggut-manggut, ternyata putrinya telah merencanakan dengan sempurna, pikirnya.

"Ayah, kamu duluan.." Alin menyuruh ayahnya agar memanjat terlebih dahulu.

Tubuh ayahnya tidak terlalu gemuk dan tidak kurus juga. Hanya saja dia sedikit tua karena sudah berumur di atas 40 tahun.

Sedikit keterlambatan karena ayahnya tidak bisa bela diri. Tapi dengan sabar Alin menunggu sampai ayahnya sampai di atas.

Ketika ayahnya telah berada di atas, dia dengan cepat menyusul memanjat tembok istana itu.

Tidak memakan waktu yang lama dia telah menyusul ayahnya.

"Bagaimana kau melakukan nya?" Ayahnya terbengong ketika melihat Alin telah duduk di atas tembok di depannya.

"Ayah, tubuhku ringan... Tidak seperti dirimu berat." Jawab Alin seadanya. Dengan senyum menggoda ke arah ayahnya.

Dia tidak akan mengatakan bahwa di dalam tubuh ini bukan lagi dirinya yang asli.

Tapi untung saja ayahnya percaya dengan ucapan Alin. Dia hanya manggut-manggut.

Setelah Alin mengganti posisi tali tersebut. Dia menyuruh ayahnya untuk turun terlebih dahulu, agar dia bisa menahan berat badan ayahnya ketika turun dan membuat tali tetap pada tempatnya.

Su Yuan menuruti, dia turun dengan lambat juga, tapi lebih cepat dari saat dia naik.

Ketika dia sudah di bawah, pria itu menggoyang-goyangkan talinya, memberi tanda bahwa dia telah mendarat.

Dengan cepat Alin menyusul kebawah. Sesampainya di bawah dia langsung menghentak tali tersebut agar terjatuh.

Karena dia hanya sedikit mengait ketika dia turun agar saat melepas kan tidak ada kendala tersangkut di atas.

Alin merasa senang karena sudah keluar dari tembok istana. Tanpa sadar dia hanya meletakkan tali tersebut di bawah dan tidak membawanya.

Dia langsung membawa ayahnya ke desa terdekat agar bisa istirahat malam ini.

Sementara itu, di tempat tinggal mereka yang lama, gubuk reot itu. Telah berkumpul beberapa pemuda yang di suruh oleh kaisar.

Ternyata memang benar dugaan Alin. Pria picik itu telah merancang suatu tragedi untuk Alin.

Dia merancang seorang lelaki untuk mencoreng nama baik Alin dengan maksud untuk menggagahinya dan nantinya akan di nikahkan dengan paksa.

Tetapi ketika pemuda tersebut tidak menemukan siapapun di dalam gubuk reyot itu. Dia menjadi bingung.

Kasim yang menyuruh nya tadi sudah tidak terlihat, akhirnya diapun pergi meninggalkan rumah kecil itu, yang lebih mirip dengan gubuk di sawah.

Tanpa dia sadari, setelah kepergiannya ternyata rombongan kaisar datang untuk menangkap basa perbuatan tercela itu.

Kaisar tidak datang seorang diri, melainkan dia membawa beberapa orang bersamanya. Seolah-olah mereka sedang ingin menangkap kriminal.