Haunting

  "Abangmu kemana sih key?dari tadi gak keliatan."tanya Bu Dewi pada kekey sambil celingak-celinguk mencari anak sulungnya.

Hari ini acara di keluarga Jodi adalah acara ngunduh mantu dari pihak laki-laki yang akan di adakan disebuah gedung nanti siang.rencananya besok mereka akan balik pulang ke kota.tapi dari tadi malam sampai pagi ini Bu Dewi belum melihat batang hidung anak bujang nya itu.

  "ngejar calon mantu mamak kale."ucap kekey seadanya sambil terus menyuapi makanan ke mulutnya.

 "calon mantu?."ulang Bu Dewi,bingung.

 "hu.uh."jawab kekey mengangguk kepalanya.

   "calon mantu siapa?."tanya Bu Dewi masih belum mengerti apa maksud kekey.

   "calon mantu mamak lah."ucap kekey

  "Abangmu punya pacar, begitu maksud mu?."

   kekey mengangguk,mengiyakan.

  "kamu yang bener kalau ngomong?."Bu Dewi tentu terkejut dengan penuturan putrinya itu.

  "ngapain juga aku bohong.tenang mak.bentar lagi mamak punya mantu baru..hehehe..."ucap kekey sembari tertawa kecil.

Kekey yakin saat ini abangnya sedang gentol mengejar Lea,temen kuliahnya.kemarin Abangnya sampai menyuruhnya meminta nomor Lea.terlihat sekali kalau emang Abangnya itu suka sama dengan temen kuliahnya dulu.entah story apa yang pernah mereka lakukan sampai Abangnya bisa gagal move on sama cewek cantik yang memang dari bangku kuliah sudah jadi primadona kampus.

Pertemuannya dengan Lea yang tak disengaja di acara pernikahan adik iparnya membuat kekey cukup terkejut bercampur senang.setelah sekian lama mereka tak bertemu,kekey cukup terkesima dengan penampilan Lea yang sekarang.yang pasti Lea semakin cantik apalagi sekarang Lea memakai jilbab jadi semakin menambah aura kecantikan perempuan itu.kekey berharap sang Abang berjodoh dengan temannya itu.kekey kasihan kalau Abangnya akan jadi bujang lapuk kalau gak cepat nikah.

   "Alhamdulillah..kalau anak mamak normal."terdengar suara sang mamak yang senang mendengar anak laki-lakinya tengah dekat dengan seseorang.

   "orang mana key?."Bu Dewi semakin kepo

   "dia temen aku kuliah dulu."jawab kekey.

   Bu Dewi mengerutkan keningnya mendengar ucapan kekey mengenai sosok perempuan yang dibilang kekey sedang dekat dengan kenzo.

"temen kuliah mu yang mana?."tanya Bu Dewi sambil mengingat-ingat temen kuliah putrinya.karena dulu temen kuliah kekey sering kekey ajak main kerumah mungkin aja salah satunya bu Dewi ingat.

"mamak ingat gak waktu bang Al ajak kita ke perumahan elit di jalan bugenvil?."

Bu Dewi diam sejenak sambil otaknya diajak kerjasama mengingat kejadian yang di maksud kekey.lalu sekelebat ingat Bu Dewi mengingat kejadian malam-malam Albert mengajaknya dan kekey ke sebuah perumahan cukup elit katanya waktu itu Ken mau menikah disana.dan dari situlah Bu Dewi tahu kalau itu rumah temen Kekey.

"iya ingat."jawab bu Dewi sudah ingat.

"ya itu dia,mak.namanya kalea.panggilannya Lea."

"oooooohhh..dia."balas Bu Dewi, mengangguk-anggukkan kepalanya,faham.

  Dirumah sakit,

 Lea terus mondar-mandir di depan ruang perawatan menunggu mamanya sedang diperiksa.sesekali Lea mengintip jendela untuk melihat keadaan mamanya yang ada didalam sana.

  Tadi setelah sampai dirumah,Lea dan Ken langsung berlari masuk ke dalam rumah dan menemukan Bu Laila dalam keadaan sudah setengah sadar.buru-buru Ken menggendong Bu Laila masuk kedalam mobil dan bergegas membawa Bu Laila pergi kerumah sakit.

  Sudah sedari tadi Lea menghubungi bapaknya tapi gak diangkat.mungkin bapaknya sedang sibuk mengurusi pengiriman buah apel hasil petik kemarin.setahu Lea memang ada jadwal pengiriman ke Surabaya hari ini jadi mungkin bapaknya lagi sibuk disana.

   Ken berlari menghampiri Lea setelah mengurusi administrasi mamanya Lea.

  "gimana keadaan mamamu?."tanya Ken pada Lea.

  "belum tahu.masih diperiksa dokter.."jawab Lea sambil menggelengkan kepalanya.

  Wajah Lea tampak pucat.rasa khawatirnya begitu besar dengan kondisi sang mama.

   "kamu tenang.mama kamu pasti baik-baik saja."ucap Ken membawa tubuh Lea masuk ke dalam pelukannya.

  Pelukan Ken cukup membuatnya nyaman dan menenangkan hatinya.Lea tak munafik kalau dia sangat merindukan laki-laki ini.kerinduan yang bertahun-tahun ia pendam dan selalu dia tampik kini terobati dengan pertemuan mereka yang tidak di sangka-sangka.meski sudah begitu lama mereka tidak bertemu tapi nyatanya hatinya mulai bergetar lagi saat bertemu dengan Ken.

  Ceklek..

  Suara pintu terbuka.seoarang dokter keluar dari ruang perawatan.

  "gimana keadaan mama saya,dok?."todong Lea kala melihat dokter yang memeriksa sang mama keluar dari ruangan.

  "tidak perlu khawatir.bu Laila hanya sedang kecapean dan terlalu banyak fikiran sehingga membuat asam lambungnya naik."jelas dokter perempuan berhijab itu.

  "tadi saya sudah menyuntikan obat pereda nyeri.semoga setelah ini kondisinya sudah mulai berangsur membaik."lanjut dokter yang menangani Bu Laila.

  "terimakasih ya dok."

   "apakah saya boleh melihat mama saya?."tanya Lea meminta izin mau melihat keadaan mamanya.

  "boleh silahkan."jawab dokter itu.

  "kalau begitu saya permisi dulu.kalau ada apa-apa hubungi saya."pamit Bu dokter itu pada Lea dan Ken.

  "baik.sekali lagi terima kasih dok."ucap Lea, berterima kasih.

  "sama-sama.mari."balas Bu dokter lalu pergi meninggalkan Lea dan Ken.

  Huufftt..

 Lea menghela nafas lega.setidaknya kondisi sang mama tidak terlalu parah.entah beban pikiran apa yang sedang membebani pikiran sang mama.lea memang merasa akhir-akhir ini sang mama lebih terlihat murung dan lebih banyak diam tidak seperti biasanya yang banyak omong.

Setelah diperbolehkan melihat sang mama,Lea dan Ken pun masuk ke dalam ruang perawatan sang mama.

Bu Laila berbaring lemah diatas ranjang.wajahnya masih terlihat pucat dan matanya juga masih tertutup rapat.sepertinya sang mama tengah tertidur sekarang.mungkin efek obat yang dikasih dokter tadi.

"kamu pasti belum sarapan.kamu mau aku belikan sarapan apa?."

pertanyaan Ken membuyarkan lamunannya.

"aku gak laper mas.nanti aja."tolak Lea, tiba-tiba gak nafsu makan.

Ken melangkah lebih mendekat ke samping Tiba-tiba Ken berjongkok di depan Lea.

Lea terkejut dengan apa yang sedang dilakukan Ken

"kamu harus makan.kalau kamu gak makan kamu malah yang sakit nanti.aku gak pingin calon istriku sakit."ujar Ken sambil mengelus tangan Lea, lembut

blush...

Seketika pipi Lea merona mendengar ucapan Ken yang menyebutnya calon istri.

"siapa yang kamu sebut calon istri?."

Suara di depan pintu membuat Ken dan Lea menoleh.

"bapak?."