NovelToon NovelToon
Jodoh Dari Bunda (Lentera Kean)

Jodoh Dari Bunda (Lentera Kean)

Status: tamat
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:222k
Nilai: 4.9
Nama Author: shakila kanza

Kean tak seberuntung kakak-kakaknya, yang menemukan jodohnya dengan mudah, Kean berkali-kali gagal menikah bahkan yang terakhir di khianati wanita yang di cintainya dengan tulus.
Lelah mencari jodoh hingga usianya semakin matang Kean nyaris menyerah dan justru di jodohkan dengan gadis desa pilihan Bundanya.
Lentera si gadis miskin yang menjadi tulang punggung keluarganya, kehidupannya tak seberuntung gadis-gadis yang lain, namun semua itu berubah ketika bertemu dengan Bunda Mutia sebagai Bosnya. Akankah Kean mau menerima jodoh dari bundanya??? Bisakah dirinya hidup bahagia dengan gadis desa pilihan ibunya???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan Aneh

Sepulang dari rumah sakit waktu itu Kean sudah berpikir jika akan mulai mendekat dengan Tera yang ia sadari seperti menjauh meski dekat, nyatanya gadis itu sempat meminta kamar sendiri, namun Kean tolak keinginan itu.

"Kita sudah menikah, kamar ku ya kamarmu berarti kamar kita. Kau bebas mau melakukan apapun di kamarku juga, maaf untuk sikapku waktu itu." Ucap Kean saat pulang dari rumah sakit kala itu sembari menatap wajah cantik yang lebih suka bersembunyi di balik masker itu.

Lentera mengangguk sejujurnya ada rasa gerah jika terus memakai jilbab saat tidur makanya dia meminta kamar sendiri karena sikap Kean waktu itu tak suka dengan kehadirannya di kamar itu maka Lentera jadi tak nyaman jika harus melepas hijabnya, takut jika Kean justru muak melihat dirinya yang asli.

Sesampai di apartemen Lentera pergi ke dapur dan Kean ke kamar mandi untuk mandi, Lentera membuka kulkas dan tak ada apa pun untuk dia masak sebagai buka nanti.

Kean ke luar kamar dengan wajah seger setelah beberapa waktu mandi di kamar mandi, Kean mendapati Lentera duduk lemas menatap Kulkas yang tak berisi bahan makanan.

"Habis ya, kita makan di luar saja." Ucap Kean membuyarkan lamunan Lentera.

"Untuk sahur nanti??" Tanya Lentera yang biasa menyetok bahan agar lebih hemat yah kehidupannya tak seperti Kean yang lebih mudah untuk segalanya.

"Emm, hari pertama puasa jujur ini sedikit berat." Ucap Lentera meluruskan kaki yang terasa lemas, apa lagi dengan tubuhnya yang berbeda dari tahun lalu.

"Perlu bantuan?" Tanya Kean mengulurkan tangannya pada Lentera namun sang istri terlihat agak ragu untuk menerima uluran tangannya, tanpa menunggu Kean raih tangan kecil yang lembut itu hingga Lentera mudah untuk bangkit.

Ada sebuah getaran berbeda saat sentuhan dua kulit beda jenis kelamin itu bersentuhan, Lentera merasa debut jantungnya berdesir lain dengan saat pertama kali menolong suaminya yang belum dia kenal sama sekali waktu itu bahkan Lentera tak merasakan apapun.

Kean pun sama entah sentuhan sederhana yang melibatkan saling tatap dalam tadi membuat gemuruh dadanya agak lain, mata itu selalu mengingatkan Kean pada setiap pertemuan yang berkesan bagi dirinya.

"Terimakasih." Ucap Lentera ragu dan hanya di balas senyuman manis sang suami di iringi acakan pada kepala berhijabnya.

Lentera sedikit grogi karena ini pertama kalinya dirinya mendapat perlakuan lembut dari lawan jenis hingga demikian, bahkan wajah putih itu bersemu merah nampak lain di pandangan Kean jika itu sebuah bunga mungkin lebih cantik terlihatnya.

"Mandilah dan bersiap 15 menit lagi kita akan keluar untuk ngabuburit bersama." Kata Kean yang di jawab dengan anggukan oleh Lentera.

Saat Lentera mandi Kean bersiap di kamar memakai jam tangan dan sebagainya, matanya tak sengaja menangkap pemandangan indah keluar dari kamar mandi, rambut panjang hitam legam kontras dengan kulit putih sang istri, Lentera yang hanya memakai handuk mandi berbentuk baju itu terlihat berbeda dari biasanya hingga mata Kean sedikit tak berkedip saat memandangnya, sayangnya pemandangan itu hilang kedalam ruang ganti dengan wajah menundukkan pandangan.

***

Restoran.

Kean makan setelah pesanan datang begitupun juga Lentera, sejujurnya ada perasaan tak nyaman karena memikirkan adik dan ibunya di rumah, sudahkah mereka makan adakah kendala dan sebagainya namun Lentera tak berani mengucapkan pada Kean.

"Kita nanti mampir rumah ibu dari sini, ini restoran Bunda, aku udah pesan makan sekalian untuk ibu dan adik-adik di rumah, malam ini kita tidur di sana karena besok malam aku harus pergi ke Jakarta lagi." Ucap Kean.

"Lagi?? " Ah Lentera keceplosan dengan keterkejutannya, baru beberapa hari bersama dan akan kembali terpisah, pikir Lentera sembari menatap Kean tak percaya.

"Maaf, Ada pertemuan dengan klien yang lumayan berperan penting dalam perusahaan Ayah dan aku di minta untuk menemuinya." Jujur Kean sedikit tak enak hati.

"Hmmm, lalu aku harus bagaimana?? " Pertanyaan yang Lentera sediri juga bingung harus berkata apa, ingin melarang dia merasa tak berhak rasanya jika terus berpisah tentu saja pernikahan tidak akan menjadi sakinah mawadah warahmah batinnya lagi.

"Bukan karena menghindari aku kan? " Tanya Lentera pada akhirnya tersenyum kecut hingga Kean merasa bersalah.

"Bukan, Aku hanya sehari jika cepat jika lama paling sampai 3 hari." Ungkap Kean yang hanya di jawab anggukan kepala Lentera.

"Aku akan sering berkabar." Janji Kean yang sejujurnya lumayan membuat Lentera lega setidaknya masih ada usaha untuk membina komunikasi.

"Kalau gitu aku juga ijin Mas, mulai minggu depan sudah masuk kuliah lagi untuk mengambil skripsi yang tertinggal karena dulu cuti kuliah." Kata Lentera cukup membuat Kean terkejut jadi istrinya sempat menjadi mahasiswa, dia pikir gadis polos seperti Melani yang hanya lulusan SMA ternyata cukup berpendidikan hanya saja belum selesai.

"Baiklah, semoga di mudahkan, jika ada kendala jangan sungkan bilang, aku suamimu sekarang." Ucap Kean tersenyum dan kembali Lentera angguki , perubahan sikap Kean ini membuat Lentera sedikit merasa sesuatu yang mulai berbeda dalam dirinya, karena setiap saat menatap mata sang suami ada gemuruh di dadanya yang lain.

***

Malam.

Setelah dari restoran keduanya benar-benar ke rumah Lentera, Mereka sempat shalat Isyak berjamaah dan tarawih bersama karena sang ibu masih belum bisa terlalu lelah jadi masih shalat di rumah.

Setelah mengobrol sedikit Kean duluan ke kamar dan Lentera memilih melepas rindu pada sang ibu hingga malam mulai beranjak semakin malam.

Puas bersama sang ibu Lentera menyusul suami di dalam Kean hanya memakai celana pendek karena merasa gerah AC-nya rusak dan belum di perbaiki.

Lentera berbaring dengan perasaan canggung tanpa melihat pada Kean, sementara Kean justru menatap heran pada Lentera.

"Tidurnya pakai jilbab lagi?"

"Apa gak gerah??"

"AC-nya mati loh."

Kean saja merasa begitu panas bagaimana jika tidur dengan pakaian tertutup begitu pikirnya heran.

"Lepas aja gerah nanti rambutnya basah berkeringat kasian kamu." Kata Kean dan akhirnya Lentera pun perlahan melepas jilbabnya.

"Nah, gitu kan jadi gak gerah, lagi pula sayang indah begitu di tutup terus padahal udah di kamar." Kata Kean yang langsung membuat Lentera merasa semakin merona apa maksud dari sikap manis sang suami kali ini, tuluskah atau hanya formalitas batinnya.

Merekapun tidur namun keduanya merasa hawa di kamar semakin panas sehingga tak bisa segera tidur.

Lentera bahkan berkeringat hingga memutuskan berganti baju tidur yang bahanya lebih tipis dan adem namun itu membuat Kean jadi merasa sedikit tertarik karena tubuh sang istri jadi terlihat lebih molek di balik baju saat tidur membelakangi dirinya.

Entah tangan itu kini tak bisa berdiam untuk tidak mencoba memeluk tubuh di hadapannya itu hingga keduanya sama-sama terkejut dengan sengatan tubuh melalu perasaan yang berbeda.

Jantung keduanya seperti maraton padahal hanya memeluk dengan tangan tidak erat hanya tangan yang merangkul pinggang ramping Lentera dan itu sukses membuat jantung keduanya terpompa dari biasanya.

"A... aku harus bagaimana??" Batin Lentera merasakan apa yang ada pada dirinya.

"Kenapa jadi begini ya, aku bahkan dulu saat bersama yang lain tak pernah merasa berdebar sekuat ini." Batin Kean meresapi perasaannya.

***

Up lagi vote dan jejak manisnya jangan lupa ❤🙏🙏🙏

1
Reni Setia
makasih author untuk novelnya
Eli sulastri
Alhamdulillah Lentera kembali sehat
Eli sulastri
panjangkan umur lentera biar tetap bersama Kean
Eli sulastri
semoga Lentera dan baby baik2 saja
Eli sulastri
Faiza semoga kamu berjodoh sama Zain
Eli sulastri
masih dong ditunggu selalu
Eli sulastri
nikahin aja Faiza Zain
Eli sulastri
jangan bilang nyarinya sama Zain bisa marah Kean
Eli sulastri
moga Zain tertarik dan jatuh cinta pada gadis itu agar tidak mengusik lagi Tera
Eli sulastri
mudah2an tidak ada lagi cobaan Zain tidak menganggu rumah tangga Tera Kean
Eli sulastri
kean jangan dulu emosi dengarkan dulu penjelasan Tera jangan sampai kau menyesal
Eli sulastri
Kean jangan luapkan amarahmu sama. Tera takutnya salah. paham. dan. akan jadi masalah besar bicarakan baik baik
Rita Anda
jodohkan aja zain sama faiza thor
Eli sulastri
Aamiin semoga sakinah mawadah warohmah till jannah
Eli sulastri
Alhamdulillah akhirnya Kean dan Tera dapat saling menerima semoga selalu bahagia tidak ada lagi godaan dan cobaan yang dapat memisahkan mereka
Eli sulastri
harusnya Kean mengajak Tera untuk menemui Diska biar tidak ada salah paham
Eli sulastri
tak ada persahabatan yang murni antara laki2 dan perempuan selalu rasa dan hati yang bicara , terasa nyaman jadilah cinta
Eli sulastri
Tera aku kagum denganmu hatimu begitu lapang semoga kamu selalu bahagia
Eli sulastri
kean bagaimana reaksi kamu kalau tau istrimu adalah tera mau tetap menolak?
sitti suharni hermanses
terima kasih cerita yang menarik dari autor cantik
Shakila khanza: terimakasih juga kak🙏🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!