NovelToon NovelToon
Lost In Mission

Lost In Mission

Status: tamat
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Tamat
Popularitas:702.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Base Fams

Terlahir dari penjaja cinta satu malam membuat Eleanora Davidson menjadi sosok yang tidak mempercayai cinta.
Hidup karena pengasihan kakek Robert Birdie sesudah kematian misterius ibunya membuat Eleanora bertekad harus sukses demi misi menghukum ppembunuh ibunya dengan tangannya sendiri tapi dunianya seakan jungkir balik karena ONS yang menghasilkan benih-benih kehidupan dalam rahimnya sedangkan pria penanam benih ternyata anak penjahat yang selama ini dicarinya

Don't judge by the cover..
Jangan tertipu dengan sinopsis..
Let's check it out 😎

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LOST IN MISSION #24

Ada yang nunggu? 🤭 kalau iya, jangan lupa like dan tinggalkan komentarnya all ❤ . Yang belum rate LIM, monggo rate ⭐ 5 biar aku tambah teranu-anu.

......................

William berdiri di belakang meja pantry, menyibukkan diri, untuk membuat sarapan. Menepati janjinya yang ia ucapkan kepada Eleanora tadi malam, sebelum gadis itu berpamitan untuk tidur.

Ah mengenai Eleanora, gadis itu masih berada di luar. Melakukan rutinitas setiap paginya, seperti biasanya, berjoging.

Pintu utama terbuka, menampilkan sosok gadis itu. "Kau sedang memasak apa, Will? " tanya Eleanora setelah ia menutup pintu rumahnya, melangkah ke dalam, dan mendapati William sudah berada di dapur, menggunakan apron nampak cekatan memotong tomat. Dipikirnya tadi, bahwa pria kelulusan universitas Harvey Mudd College masih tertidur.

William pun menoleh ke arah sumber suara itu, suara merdu Eleanora yang sudah terbiasa di dengarnya. " Sandwich isi daging asap, Elea." Balas pria itu tidak lupa ia mengeluarkan jurusnya, senyuman yang mempesona. Senyuman mahal, kata salah satu netizen, berhasil membuat lawan jenisnya grogi.

"Ehm, " Eleanora berdeham, matanya melirik sekilas ke meja dapur yang sudah terdapat roti yang sudah di letakkan daging asap di atasnya. Menghirup aroma daging asap itu, membuat ia di serang rasa lapar, sangat.

"Kau pasti tadi melupakan botol minuman mu, Elea. " Dengan tiba-tiba William meletakkan botol berwarna biru di depan Eleanora.

"Ah ya, kau benar, " Eleanora membuka penutup botol tersebut, dan menegaknya. Desaahan pelan diloloskannya, setelah ia menyudahi minumnya terdengar, membuat William terdiam, dan menatap Eleanora yang kini mengusap sisa air di bibirnya. Terlihat menggoda.

William menegak ludahnya susah payah, menahan diri dari gelombang yang datang menerjang dirinya. Namun, sial yang terjadi, ia gagal. Segera, ia meletakkan pisau yang berada di genggamannya diatas meja. Kemudian, ia melangkah, mendekati Eleanora.

"Ada apa?? " tanya Eleanora, lalu tersentak ketika bibir William sudah mendarat di atas bibirnya tiba-tiba, dengan satu tangan kekar pria itu melingkar di belakang tekuk lehernya, menekan, dan melumaat bibirnya dengan lapar.

Eleanora mematung sebentar, detik berikutnya ia menutup matanya. Kedua tangannya bergerak mengalun di leher William, dan menjadikan rambut coklat pria itu pegangannya. Ia mengimbangi pangutaan di bibirnya, memesrai bibir William yang sudah menggodanya sejak kemarin

"Ya Tuhan, William... Jarimu terluka! " teriakan Eleanora membuat William sadar dari pikiran liarnya.

"Astaga, " gumam William. Dilihatnya darah mengalir dari jari telunjuknya. Eleanora segera bergerak menggapai pergelangan tangan William, menariknya ke wastafel, dan membersihkan luka tersebut.

"Aku akan mengambil kotak medical. Tunggulah sebentar."

"Kemarikan tangan mu, " Eleanora menarik tangan William, begitu ia sudah kembali. "Kau tidak berhati-hati, Will. Hampir saja kau memotong jarimu." Ucap Eleanora seraya mengeringkan luka itu, memberikan antiseptik, dan menutupnya dengan plester.

William tertawa rendah membuat Eleanora menengadahkan wajahnya. Menatap pria itu, bertanya-tanya . "Aku pikir, kau akan mengisap darahku, nona." Seloroh pria itu di antara tawanya. Sempat-sempat pikirannya melayang kesana. Ck.

Eleanora mendesis pelan. "Itu hanya terjadi di drama-drama romantis, Will." Eleanora tersenyum seraya mengambil kotak medical, dan mengembalikan di tempat semula.

William kembali tertawa, setelah mendengar tanggapan Eleanora. Gadis itu kembali lagi ke dapur, dan membantunya. Ia memindahkan tomat yang sudah di potong ke dalam wadah, dan membuang sisa tomat yang terkena noda darah William.

"Biar aku yang melanjutkannya, Elea." William tidak sengaja menyentuh tangan Eleanora yang bergerak, meletakkan tomat di atas sandwich. Eleanora terkesiap, menatap William sekilas, terburu- buru ia menarik tangannya.

"Baiklah, aku akan bersiap- siap."

William mengangguk. "Oke- Elea, " singkat William lalu ia beralih, melanjutkan menyusun tomat di atas permukaan roti.

Eleanora memulai melangkah, namun terhenti ketika dirasanya tangan William memegangi tangannya. Pun Eleanora menoleh, dan berusaha bersikap seperti biasanya. " Ada apa William? " tanya Eleanora sedikit gugup.

"Sandwichmu... Apa kau menyukai rasa yang sedikit pedas? jika iya, aku akan menambahkan sedikit saus diatasnya"

"Ya.. Sedikit saja, Will. Dan tolong tambahkan juga saus kejunya. "

William mengangguk, mengerti. Kemudian, ia membuka pintu kulkas, mengambil saus pedas, dan juga keju, bersamaan itu Eleanora meneruskan langkah kakinya yang tertunda.

Setelah selesai, William memindahkan piring berisi sandwich ke atas meja makan. Sembari menunggu Eleanora, untuk sarapan bersama. Ia merapikan dapur terlebih dahulu, hal biasa yang dilakukannya sesudah memasak. Saat study di Amerika pun, ia terbiasa melakukan rutinitas seperti itu.

Akhirnya, setelah beberapa menit berlalu, gadis yang di tunggunya sudah keluar dari kamar. Seperti biasa, penampilan Eleanora selalu menjadi pusat atensinya. Terlihat sederhana, tidak ada kemewahan yang melekat pada tubuh indahnya, dan hmm aroma parfum lavender bercampur vanila dari gadis itu terhirup, membawa ketenangan untuk seorang William. Rasa-rasanya, ia ingin membawa Eleanora dalam dekapannya, dan menghirup aroma memabukkan itu lama-lama.

"Kenapa kau tidak makan lebih dulu, Will? " tanya Eleanora meletakkan tas miliknya di salah satu kursi yang kosong, lalu ia mendaratkan bokongnya di kursi, di depan William.

"Aku ingin sarapan bersama mu, Elea. " Balas William sanggup menghangatkan perasaan Eleanora.

Eleanora tersenyum simpul. "Tapi, kau harus segera meminum obat mu, Will."

William membalas senyuman indah itu. "Hanya telat sedikit, tidak akan membuatku mati Eleanora. " Kelakar pria itu.

"Ck," Eleanora berdecak pelan. "Dasar, keras kepala. Baiklah, sebaiknya kita makan sekarang. Ambilah Will. "

"Kau ambilah terlebih dahulu."

Eleanora tersenyum. Lantas, ia meraih sandwichnya, dan langung melahap setelah ia membaca doa dari dalam hatinya.

"Kenapa kau jadi memperhatikan ku, Will." Eleanora melayangkan pertanyaan, karena tatapan pria itu membuatnya salah tingkah. Beruntung, ia bisa menyembunyikan semua. "Melihatku, tidak akan membuat perutmu kenyang."

Suara merdu dari Eleanora menyadarkan William yang memang memerhatikan gadis itu sejak tadi. Kembali, William tersenyum. "Tidak apa-apa Elea." Ia pun mengambil bagian sandwichnya. "Bagaimana rasanya?"

"Um, delicious! " gumam Eleanora seraya menikmati sarapannya. "Rasanya, nendang di lidah." lanjut Eleanora menjiwai, tidak terlihat di buat-buat.

"Sungguh?" tanya William. Masih tidak percaya, jika Eleanora memuji masakannya.

"Hum ya.. Apakah aku terlihat berbohong?? "

William menggeleng. "Tidak, Elea." Kembali ia melahap sandwichnya.

Tok... Tok... Tok...

Terdengar suara ketukan pintu, membuat keduanya menoleh. "Siapa yang datang sepagi ini? " gumam Eleanora setelah ia menyelesaikan sarapannya.

Keduanya pun berdiri bersamaan. "Kau habiskan makananmu Will, aku yang akan membukakan pintu." William kembali duduk, dan melanjutkan sarapannya seraya memperhatikan Eleanora melangkah, sampai hilang dari penglihatannya.

Sesampainya di muka pintu, Eleanora menarik ganggang pintu rumahnya hingga terbuka.

"Pagi Elea!"

.

.

.

.

Nah loh, kira-kira siapa yang datang ke rumah Elea?? 🤣🤣 ada yg bisa nebak??

1
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
mencurigakan nih laki atu.
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
terlalu lancar sepertinya...
gw nunggu bomnya nih...
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
ah elah, aku kira lu lupa beneran dude
ᵇᵃˢᵉ™hibernasi: terimakasih k sudah mampir /Heart/
total 1 replies
𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄
masih belum. bisa nerawang yg mana cowoknya.
Virgo Girl
Ceritanya menarik. Penasaran dgn kelanjutannya. Aku baru ketemu karya apik ini❤❤
ᵇᵃˢᵉ™hibernasi: terimakasih k Virgo 💖 uda mampir
total 1 replies
໓աiɛ🌸
astagaa ga jadi suami malah jd ayahnya angela dong si Fabio 🤣🤣😅
໓աiɛ🌸
hhmmm ga tau mau..mash ajaa doyan brondong
hebat tp Angela mau berbesar hati memaafkan dan menemui ibunya walau ibunya udh jahat
໓աiɛ🌸
menghilang lah kalian selamanyaa
໓աiɛ🌸
weleehh ternyata ikutan perdagangan narkoboy...
໓աiɛ🌸
cantik banget dekorasi kamarnyaaa😍😍 tp bhaya ituu klu lg pas anuu anuu lilin ga dimatiin 😂
໓աiɛ🌸
wahh pasti cantik bgt nih klu difoto..
໓աiɛ🌸
🤣🤣🤣🤣
໓աiɛ🌸
telat..
kmna pikiranmu saat lg asyik2 sama calon mertuamu sendiri
Yanti
mantap,banyak cerita baru... makasih banyak Thor
໓աiɛ🌸
Gila pacar anaknya diembat🤦‍♀️
kok Fabio mau aja sama emak2..apa lebh pengalaman lbh aduhai kahh
໓աiɛ🌸
Gilaa... pacar anaknya diembat 🤦‍♀️
Milih kok sama yg emak2..apa krn yg pengalaman lebih aduhai kah..wkwkw
໓աiɛ🌸
astagaa...astagaa..jahat bener ini ibunya
pacar anaknya main embat kayak ga ada laki2 lain😱🤦‍♀️
Fabio mauu aja lagi..
Bundanya Pandu Pharamadina
terimakasih sudah di ijinin Marathon Tamat mbak Author ❤❤❤❤
ᵇᵃˢᵉ™hibernasi: Kembali kasih kk.. salam kenal ya 🥰
total 1 replies
໓աiɛ🌸
eehh Danilo blm meninggal🤔
໓աiɛ🌸
rumit..rumit..ayah kekasih Elea yg sudah membunuh ibunya..
anak angkatnya Robert yg sdh sangat dipercaya ternyata anak dr pmbunuh kekasihnya...
tp bukan salah William kann..semoga saja mereka mengerti walau Will pasti merasa bersalah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!